𖠿. Suatu Hal

75 8 0
                                    

THE FAITH CHAPTER 4

Selama perjalanan, semuanya hanya mendapatkan sedikit penerangan. Banyak juga pasangan yang sedang berasmara di pinggir jalanan kota. Ada juga yang sedang gila karena kehidupan nya.

*Kring kring
Kucing itu sedang diam di tengah jalan, untung saja bel sepeda bisa membuat kucingnya pergi dari sana.

'memang bahaya kalau malam-malam begini, rawan hal-hal aneh.'

waktu menunjukkan pukul 00:00 am

Setelah pulang, aku berniat untuk langsung tidur, tetapi insomnia mengganggu ku kali ini, banyak sekali pikiran yang menyelimuti otak Dan obat penenang sudah mulai habis, aku harus kembali lagi pada dokter psikolog ku besok.

Aku mencoba mendengar kan beberapa lagu untuk di setel agar bisa tertidur. Walaupun tidak sepenuhnya bisa membantu.

Hanya 4 jam aku tertidur. pukul 8:00 pagi, aku langsung mengambil telepon di meja kecil sebelah ranjang, lalu memanggil nomer yang tertuju pada konsultasi Dr. Reichwein untuk membuat janji temu hari ini.

"ya halo permisi saya Svenja, bisakah saya membuat janji temu pada Dr. Reichwein hari ini?"

...

"baiklah, terima kasih."

Sekitar jam 9:33 aku akan pergi menemui nya.

Kali ini aku mengenakan baju putih polos dan high waist pants yang menutupi setengah baju. Setelah semuanya beres, aku segera keluar dari apartemen ku.

Dengan sepatu hitam putih klasik, aku siap berangkat menggunakan sepeda biasanya, begitupun dengan tas ransel berwarna coklat tua yang selalu aku bawa untuk kebutuhan tertentu.

Sebelum menuju tempat konsul, aku berniat untuk mengunjungi sebuah tempat makan buat sarapan kali ini. Akupun memesan Speckpfannkuchen. sekalian menghemat biaya, aku hanya memesan air putih untuk minum nya.

Setelah semua sudah di habiskan, aku bersiap - siap untuk pergi menuju tempat konsul, tetapi jam masih menunjukkan pukul 9:24, aku memutuskan untuk menunggu sebentar di tempat makan ini dengan membaca beberapa lembar buku dan menikmati pemandangan jalan.

Di luar sana, banyak sekali bermacam macam orang, ada yang memegang koran, memberi makan burung, jalan - jalan bersama keluarganya dan ada juga yang bersama pasangan nya.

Waktu sudah menunjukan pukul 9:26 aku segera membayar nya lalu keluar dari tempat makan tersebut. Perjalanan mungkin sekitar 5 menit, palingan juga hanya menunggu sebentar di sana.

Saat sampai, seharusnya aku menunggu kurang lebih 2 menit lagi, tetapi asisten nya sudah menyuruh ku untuk masuk dan tak lama aku datang, pasien itu sudah keluar dari ruangan Dr. Reichwein.

Akupun segera memasuki ruangan konsul dan duduk di kursi yang berada persis menghadap Dr. Reichwein, sebelum bercerita, aku sudah tau perasaan Dr. Reichwein melalui raut wajahnya.

Jadi aku hanya menceritakan tentang perubahan mood akhir-akhir ini saja. Tetapi Dr. Reichwein nampak sedang melamun dan memiliki banyak pikiran, bahkan cerita ku ini tidak ditulis dalam catatan dokumen nya.

"maaf dok, apakah ada sesuatu yang sedang anda dipikirkan? Dokter terlihat seperti sedang gelisah, apakah ada sesuatu yang mengganjal pikiran anda?"

"oh, ya. Tidak ada apa-apa, maaf kan saya, seharusnya saya yang bertanya seperti itu padamu. Silahkan lanjuti lagi ceritamu" dia tampak terbangun dari zone out nya dan menyiapkan pensil dengan catatan.

"saat ini pikiran saya sedang penuh, rasanya seperti ingin meledak, untuk mengatasi nya, apa yang bisa saya lakukan dok? Dan juga kalau bisa, sekalian saya ingin meminta obat penenang untuk insomnia saya. Akhir-akhir ini, tidur saya juga tidak cukup baik dan obat yang waktu itu dokter berikan, sudah habis. hanya itu saja yang bisa saya katakan. Selebihnya, saya hanya membutuhkan pak dokter untuk bercerita, karena dokter telah banyak membantu saya jadi ini saat nya saya membantu dokter juga."

✶ 𝐓he 𝐅aith - Nameless Monster Where stories live. Discover now