Chapter 5

1.4K 94 42
                                    

Mohon maaf update telat dikarenakan saya minggu lalu sangat sibuk.
.
.
.

Di sebuah bangku taman halaman belakang mansion Gremory terdapat dua insan yang sedang menikmati indahnya fenomena Aurora di hamparan langit malam Underworld. Kedua insan tersebut adalah Uzumaki Naruto dan Serena Gremory.

Serena saat ini tengah duduk dipangkuan Naruto, kedua tangan kekar pria yang menjadi sandarannya itu ia genggam untuk melingkar di perut rampingnya, seolah-olah ia tak ingin melepaskan pria yang telah mengisi relung hatinya itu.

Naruto yang kepalanya bertumpu pada pundak Serena, bisa ia rasakan betapa lembut dan harumnya dari surai merah milik wanita yang saat ini berada di dekapannya. Ia menikmati beberapa helai rambut itu menggelitik sisi wajahnya akibat semilir angin yang nakal.

Sudah cukup lama mereka bertahan dalam posisi tersebut, mereka berdua nampak begitu menikmati posisi tersebut, seakan tengah berbagi kehangatan satu sama lain dari semilir angin malam yang dingin.

"Apakah kamu sudah merasa baikkan ?" Naruto membuka suaranya untuk bertanya kepada wanita yang duduk dipangkuan nya ini, dirinya ingin memastikan keadaan Serena setelah mentalnya drop akibat kejadian di meja makan Keluarga Gremory beberapa saat yang lalu.

"Umm~ aku sudah merasakan baikan, Terimakasih Naruto -kun..." Naruto hanya diam mengunggu Serena melanjutkan ucapannya.

"Maafkan aku Naruto -kun, gara-gara aku Naruto -kun harus bertarung melawan Sirzech untuk membatalkan Perjodohanku" Lanjut Serena sembari menundukkan wajahnya kembali.

Ingin rasanya dirinya kembali menangis setelah mengingat syarat yang di ajukan oleh ayahnya kepada Naruto untuk membatalkan perjodohannya. Ayahnya bersedia membatalkan perjodohannya asalkan Naruto bisa menang melawan Sirzech dalam sebuah pertarungan yang akan di adakan setelah penutupan Rating Game antar Iblis muda, ayahnya berdalih ingin memastikan pasangan atau suaminya kelak bisa melindungi dirinya. Sungguh ia tidak habis pikir dengan ayahnya, benar kata Sirzech. Ayahnya terlalu sering bergaul dengan para tetua iblis yang kolot.

Serena syok pada saat itu. Dia tidak ingin melihat kedua orang yang dicintainya bertarung dengan niat saling membunuh. Serena tau Naruto itu kuat dan ia yakin dengan kemampuan pria pirang itu, tapi Sirzech yang bertarung dengan membawa gelar Maou Lucifer dihadapan seluruh rakyat iblisnya yang ada di Underworld tidak akan bertarung dengan setengah-setengah untuk membuktikan kredibilitas nya sebagai seorang pemimpin.

Naruto hanya tersenyum melihat wanita itu kembali merasa gundah, ia kemudian mengeratkan genggaman tanganya pada telapak tangan Serena dan berusaha menyakinkannya.

"Sudah kukatakan, aku telah berjanji tidak akan membiarkanmu menangis lagi. Aku pasti bisa membatalkan Perjodohanmu"

Perasaannya campur aduk antara senang sekaligus merasa bersalah melihat perjuangan Naruto menanggung beban untuk menepati janjinya. ketika dia bertanya kenapa Naruto mau berbuat sejauh ini untuk dirinya, Pria yang memiliki senyum secerah mentari itu menjawab dengan kata-kata yang membuat dirinya terkagum.

'Aku tidak akan menarik kata-kata ku kembali, karena itu adalah jalan hidupku'

Tubuhnya bergetar kecil dan dadanya terasa menghangat ketika mendengar kata-kata itu, benar kata ibunya dulu.. Kado terindah dari seorang laki-laki adalah kesetiaan pada Janjinya. Ingin rasanya dia membalikkan badannya dan mengungkapkan tentang perasaanya pada pria yang mendekapnya itu, namun ia tak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu.

"Nee~ Naruto -kun, menurutmu aku ini perempuan seperti apa ?" Serena mencoba bertanya kepada Naruto. Dirinya ingin mengetahui seperti apa sosok dirinya dimata Naruto. ia menunggu jawaban darinya sembari menikmati hembusan nafas tenang dari pemilik surai pirang itu yang seakan membelai samping wajah dan lehernya dengan lembut.

Kono Yo No KyuseishuWhere stories live. Discover now