bagian 13

41.7K 4.9K 707
                                    

Assalamualaikum semuanya,  jangan lupa komen di setiap partnya ya. Minal aidin wal faizin, mohom maaf lahir dan batin.

 Minal aidin wal faizin, mohom maaf lahir dan batin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Haram.

***

"Mas Ilham!" Aisyah segera menghampiri suaminya yang sedang merangkul bersama seseorang.

Brak!

Aisyah mendorong tubuh suaminya itu, membuat Gus Ilham sedikit terjungkal ke depan.

"Mas Ilham ngapain rangkul–rangkulan sama cewek lain?"

Gus Ilham menoleh ke arah istrinya. Ia menghela nafas panjang hampir saja emosinya meledak.

"Rangkul sama siapa sih sayang, hm?" Tanya Gus Ilham.

"Sama–" Aisyah seketika bungkam melihat Gus Adam yang ternyata sosok di rangkul suaminya itu.

"Loh?" Aisyah mengernyit bingung. Kenapa jadi berubah, perasaan dari jauh ia melihat suaminya seperti merangkul seorang wanita.

"Assalamualaikum, Ning," salam Gus Adam.

"Waalaikumsalam," Aisyah menunduk malu.

"Kamu kira siapa?" Tanya Gus Ilham.

"Dari jauh kayak perempuan," ucap Aisyah membuat Ustadz Abraham tertawa.

"Makanya Gus, jangan pakai syal istrinya, jadi salah paham begini kan?" Ujar ustadz Abraham. "Untung bukan Gus Adam yang di dorong Ning Aisyah,"

"Maaf, mas Ilham,"

Gus Ilham mengangguk, mengusap puncak kepala Aisyah. "Nggak apa-apa Aisyah,"

"Umi!" Panggil Arsya dan Arsyi datang menyusul uminya.

"Abah!" Sapa kedua kembar itu memeluk kaki Gus Ilham.

"Kalian mau kemana?"

"Mau beli–"

"Galam!" Potong Arsyi saat Arsya hendak bersahut.

"Galam itu apa, bukannya garam?" Tanya Gus Adam.

"Aaa! Om Gus!" Sapa Arsyi.

"Halo Ning,"

"Abang mana?" Tanya Arsyi, yang dimaksudnya adalah Alfian anak Gus Adam.

"Ciee! Cari calon suaminya ya?" Ujar Gus Adam menarik hidung Arsyi.

Gus Ilham berdecak kesal, menarik putrinya agar tidak mendekat kearah Gus Adam. "Ayo Abah temenin beli garam,"

"Ih nggak usah, ada Gus Adam, mas. Masa kamu mau tinggalin,"

"Kalau gitu, Aisyah duluan ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Hati-hati Aisyah, jangan tinggal nongkro ya, langsung pulang,"

Aisyah Aqilah || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang