04

301 55 9
                                    

"Akhirnya nemu sidik jari yang pas!" Seru seseorang dengan bergembira.

Ia sedang berada di sebuah ruang kerja yang berisikan alat-alat penyelidikan dan di depannya terdapat komputer beserta perangkat lainnya.

Drrrtt drrrtt

Ada seseorang yang menelpon, lantas ia mengambil ponselnya lalu mengangkatnya.

"Ada apa komandan?"

Terdengar lelaki dengan suara berat dari telepon berbicara.

"Siap, iya pak."

"Baik, siap laksanakan, pak."

Setelah telepon terputus, lelaki itu menyimpan ponselnya di kantong jaket dan beranjak meninggalkan ruangan.

• • •

"Kak, kayaknya aku tau deh siapa pelaku pembunuhan adenya kak Jaidan." Ucap Jaya kepada teman-temannya yang sedang berkumpul di ruang tengah.

"Cie aku-kamu." Bukannya fokus pada inti pembicaraan, Genta malah mengurusi tentang kata ganti orang pertama.

"YA UDAH MAAP KEBIASAANN. MASALAH BANGET KEKNYA KALO AKU-KAMU."

"Siapa emang kira-kira pelakunya?" Tanya Gani.

"Ga tau sih aku main nebak aja--"

"Kiw aku." Sekarang yang Juna ikut mengompori.

"Lama-lama aku pukul juga kamu kak sampe bunyi gedebug." Ucap Jaya masih mencoba bersabar.

"HAHAHA lanjut, lanjut."

"Setelah aku nyoba nyelidik--maksudnya nyoba mikir-mikir lagi, aku jadi nyurigain beberapa orang. Terus yang kata Kak Ricky, ada seseorang yang ngeliatin kak Jaidan sama kak Zidan dari jauh waktu itu, kan dia punya lesung pipi ya katanya, aku jadi makin curiga sama seseorang."

Juna, Gani, dan Genta, atau biasa disebut juga trio bokem, hanya melongo menanggapi penjelasan dari Jaya. Otak mereka tidak sampai terhadap penjelesan Jaya yang berbelit-belit itu.

"Kagak ngarti gua njir." Keluh Juna.

"Intinya siapa pelaku yang lo curigain?" Tanya Gani.

"Kepoo!" Goda Jaya.

"Siapa cok, lu udah jelasin panjang lebar masa ga ngasih tau siapanya." Ucap Genta.

"Ga mau, aku takut nanti kalian main baku hantam buat bales dendam."

"Dihh, suudzon lu."

"Ya emang bener kaann?"

"Terserah."

"Siapa, pelakunya, Jay?" Mereka berempat serentak menengok ke arah sumber suara. Ucapan tersebut berasal dari Shandy yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Eh, Kak Shandyy!! Ada deh kak--"

"Siapa?"

Jaya gelagapan akibat reaksi dari Shandy yang dingin, "ga tau kak, lupain aja. Aku ngasal doang kok nebaknya."

"Ya udah siapaa?"

Jaya terbuat diam karenanya, tetapi akhirnya dia pun bersuara.

"Salah satu anggota DCT, kak. Kalau ga salah namanya Tristan, dia punya lesung pipi soalnya."

"Lu kenal dari mana?" Tanya Juna.

"Dia temennya kakak aku, udah ga terlalu deket sih sekarang.."

"Oke makasih infonya ya, Jaya." Ucap Shandy. Kemudian ia membuka pintu rumah untuk pergi lagi.

Communitates || Boys PlanetWhere stories live. Discover now