06

224 40 6
                                    

Guys maapin di chp sebelumnya ada typo 'Aji dan Jedi', harusnya 'Aji dan Adit' heuheu.

- - -

Aji, Adit, Keirav, dan Zayn mendatangi warung yang tidak jauh dari rumah atau basecamp mereka berada. Di sana terdapat teman-teman mereka yang lain sedang melahap gorengan.

"Pagi-pagi udah makan gorengan." Aji datang dengan membawa omelannya.

"Dih, kayak ga pernah sarapan pake gorengan aja lu." Semprot Jedi balik kepada Aji, dan dibalas tawa renyah dari Aji.

"Lho, Jay. Tumben ada lu?" Ucap Keirav kepada Jay. Aji, Adit, dan Zayn pun menoleh ke arah Jay karena ucapan Keirav.

"Eh iya, kemana aja luu? Kangen banget lho gue, nih." Zayn mendekati Jay seraya merentangkan tangannya untuk memeluk Jay.

"Hehe, iya. Ade gue lagi dititipin ke kakek, jadi gue bisa bebas dikit." Jawab Jay. Setelahnya ia membalas pelukan Zayn, mereka tos-tosan ala cowok-cowok.

"Kapan lu nyampe sini?" Tanya Aji.

"Tadi pas lu, Keirav, Adit, sama Zayn ga ada, bang. Awalnya gue ke rumah dulu sih, tapi ga ada orang. Jadinya gue ke sini, bener aja pada ada." Jelas Jay.

Aji, Adit, Keirav, dan Zayn duduk.

"Tadi gimana, bang? Bang Tristan ngilang gegara mereka atau ga?" Tanya Yujin ketika keempat temannya yang tadi pergi ke kediaman komunitas EKT.

"Ga tau. Katanya malah anggota mereka yang terakhir diliat bareng Tristan hilang juga." Jawab Adit.

"Duh.." Lirih Matthew.

"Udahlah biarin aja. Lagian salah sendiri dia pergi malem-malem." Tanpa aba-aba, Satya tiba-tiba hadir di antara mereka. Ia baru saja datang dari kamar mandi warung, lalu duduk.

"Maksud?" Zayn mengerutkan dahi akibat perkataan Satya.

"Iya, biarin aja dia ngilang."

"Tapi mereka temen kita, Sat." Ucap Jedi.

"Lho, lu nganggep dia temen, bang? Waktu itu perasaan lu ga ngebeliin McD buat dia."

"Apa sih, kak. Lu kenapa gini?" Ucap Keirav.

"Gini? Gue kenapa emang? Gue cuma bilang biarin aja Tristan hilang. Nanti juga dia balik sendiri kalo mau, dia ga bakal apa-apa, kan dia jago bunuh orang." Ujar Satya.

"Engga, dong. Pemikiran lo salah." Ucap Matthew.

"Ck, lagian ngapain capek-capek nyari seseorang yang gue tau sebenernya diem-diem ga kalian terima keberadaannya. Kalian sebenernya takut kan sama dia? Ya udah dia ga usah dicari aja sekalian."

Hening. Suasana hening untuk sementara karena perkataan Satya.

"Pemikiran polisi emang ga pernah ada yang bener." Celetuk Aji.

Satya menengok Aji, "gue bukan polisi."

"Iya mantan polisi. Sama aja kan, lo pernah jadi polisi." Jawab Aji.

"Jangan sok tau, anjing. Gue belum pernah sampe jadi polisi."

"Oh berarti, pemikiran lo ga bener karena masih ada dendam ke Tristan yang ngebunuh orang tua lu dulu." Akibat perkataan Aji, Satya terbangun dari duduknya dan hampir menonjok Aji.

"Satya?!" Zayn menyentak teman sebayanya tersebut.

"Diem bangsat, jangan bahas itu." Ucap Satya dengan kepalan tangan yang masih berada di depan wajah Aji.

"Bener kan gue? Lu dendam sama dia karena dia ga sengaja ngebunuh dua orang tua lu dulu. Dan karena kedua orang tua lu yang meninggal, lu ga bisa ngelanjutin pendidikan kepolisian lu gegara ga ada biaya. Lu benci, benci banget sama dia." Aji memegang tangan Satya yang masih berada di depan pandangannya, lalu menghempasnya pelan.

Communitates || Boys PlanetHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin