「016」 Khawatir

635 96 7
                                    

[Ada pembaruan di chapter sebelumnya, balasan sudah di up, dan bonus identitas karakter]

Hari ke-7 dari saat aku mengecil. Saat aku sedang bersantai menikmati cemilanku sambil menonton tv, Satoru-nii datang dan menginfokan kalau pendaftaran sekolah dasar berjalan mulus. Aku berpesan kepadanya untuk bilang kepada 'guru yang mengatur siswa masuk ke kelas yang mana' itu agar memasukkan ku ke kelas 1-B. Untungnya hanya wajah yang berbicara, bukan uang. Wajah tampan emang the best.

"Oh iya! Sekolahku!" Seruku tiba-tiba karena teringat sesuatu.

Satoru yang duduk di sebelahku sambil menikmati cemilan menatapku terheran-heran. "Kan udah diurus …?"

"Bukan itu! Teman-temanku pasti khawatir karena aku nggak masuk sekolah! Bahkan aku lupa belum membuat surat izin tidak masuk!" Aku berpikir cepat bagaimana akan menanganinya. Sebuah ide terlintas di benakku. 

"Toru-nii, buat cerita kalau penyakitku kembali kambuh dan harus dirawat diluar negeri, jadi memungkinkan untuk tak masuk sekolah berhari-hari." Usulku.

"Berhari-hari? Bukan beberapa hari?" Kazuhiko tiba-tiba nimbrung dengan aroma familiar yang menyekat hidungku, mengkonfirmasi perkataanku.

Aku sedikit terperanjat karena Kazu-nii datang tiba-tiba. Aku sedikit mengendus-endus bau itu. "Kakak merokok lagi kan?!" Seruku menuduh. Rupanya Kazuhiko muncul setelah berciuman dengan rokok.

*A/N: author ketawa sendiri bayangin kata yang tiba2 muncul di kepala author. 'Setelah bercuiman dgn rokok'. Gatau tiba2 muncul aja gitu pas bayangin adegannya, trus ketawa sendiri mikirnya. Krn author g mw ketawa sendiri, makanya author sengaja bikin gitu kalimatnya, wkwkwk

Kazuhiko pun hanya cengar-cengir merasa tak bersalah.

"Kakak ih! Sudah kubilang itu berbahaya!" 'Karena rokok membunuhmu, kak! Aku tak mau kehilangan lagi! Padahal sudah selamat dari kecelakaan itu, kakak malah mencoba untuk mati dengan perlahan!' Geramku dalam batin. "Setidaknya kakak mandi dulu dong kalau tak mau ketahuan olehku. Kakak tau kan kalau aku benci bau itu." Ucapku.

"Iya, deh maaf…" Kazuhiko tertunduk. Kebiasaan memang tak mudah diubah. Aku tau sih kalau Kazuhiko diam-diam merokok dan dia bilang untuk menghibur dirinya sendiri. Aku juga bingung, dari segi mana yang membuat linting batangan kecil itu menghibur. Tapi aku tak ambil pusing. Aku mentolerirnya kalau hanya jarang melakukannya dan kalau sehabis melakukannya harus mandi, soalnya aku benci dengan baunya yang menusuk hidung.

"Mandi sana." Usirku seraya menyuruh. Kazuhiko langsung saja mengambil handuk yang di jemur di teras indoor lalu masuk ke kamar mandi.

Aku dan Satoru melanjutkan diskusi.

"Aku usul tambahin bumbu drama, gimana?" Sahut Satoru yang notabenenya adalah penggemar film drama, entah apapun itu.

"Kayak gimana?" Tanyaku penasaran.

Aku menyimak penjelasan Satoru. Katanya, agar lebih mendramatisir dan di percaya, buat surat keterangan izin lebih terlambat. Lalu beralasan sangat sibuk mengkhawatirkan kesehatan tubuh Hoshino yang semakin melemah sampai lupa membuat surat izin. Memang sih lebih mendramatisir dan Toru-nii berencana melakukannya hari Senin besok. Tadinya Kazu-nii yang akan memberi surat izin kepada guru, yang notabenenya adalah waliku, tapi karena Ran dan Shinichi sudah melihat wajah Kazu-nii, terpaksa yang melakukannya adalah Toru-nii.

Lalu aku berpesan kepada Toru-nii untuk menyuruh wali kelasku yang notabenenya menerima surat izin itu untuk memberitahukan kebenaran 'bohongan' ini hanya kepada Kudo Shinichi, Mouri Ran, dan Suzuki Sonoko. Dan untuk teman sekelas, bilang saja aku sedang sakit, tak perlu sampai segitunya.

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang