Eps 4 | Jalan-jalan di bandung

645 16 0
                                    

Bel berbunyi, saatnya istirahat ke 3. Semua osis kelelahan, apalagi ketua osis dan wakilnya!

Tavi, Chan, Nana. Menuju kantin, mereka bertiga sudah kelelahan mengerjakan tugas yang lebih banyak dari pada para pelajar biasanya.

"Pak ron, satu bakso ya pak. Kalian apa biar aku yang traktir deh" ucap nana.

"Mayan pi, yaudah gue kerupuk 5, bubur ayam 1, jus alpukat 1" chan terlihat tak tau diri, tapi semua itu sudah di maklumi alna.

Alna hanya bisa menggeleng2 kepalanya dan memaklumi nya. "Kalo saya bubur ayam 1, jus sirsak juga 1 ya pak ron" ujar tavi.

"Eh liat tuh, jendral, max, sama cowok lo pi" olok chan, mereka bertiga tertawa. Tak lama kemudian, jonan berjalan ke arah meja mereka.

"Tavi, sini bentar" ajak jonan, hubungan mereka sering kali putus nyambung dan sangat sering juga berkelahi. Entah karena masalah selingkuh atau berkomunikasi dengan wanita2 lain.

"Temen saya mau kamu apain? Dasar tukang pukul" tatapan nana sudah mulai berbeda, dia terlihat emosi.

"Diem lo" jonan menarik tangan tavi dan mengajaknya pergi dari tempat itu

Alna yang emosi melihat itu, dia menepuk meja sekeras2 hingga menjadi sorotan murid2. "Lepas nggak brengsek?" Alna tak bisa sabar melihat temannya di perlakukan seperti itu. Ia melempar sebotol aqua ke arah jonan dan pas kena di kepala jonan.

"Berani banget lo anjing!" Jonan balik badan dan ingin memukul, Tapi terhalangi oleh badan besar Jendral yang tiba tiba berada di tengah perkelahian mereka.

"Mau lo apain dia? Berani lo sekarang kasar sama nana?" Raut wajah sangat emosi, tatapan di bawa santai dan mata yang menatap tajam.

Chan berdiri dan menarik tavi menjauh dari jonan, tavi merasa aman karena back up nya sangat banyak. Dia berusaha tenangkan pikirannya.

Pesanan telah sampai, pak roni panik melihat ada keributan disini "heh2! Jangan ada yang berantem, apalagi kamu jonan! Tiap hari ye nyari masalah etdah" ujar pak roni, pemilik kantin itu.

"Bapak mau ikut campur juga?" Tanya jonan dengan gayanya yang terlihat sama arrogant

"Udah pak, biarin aja, total nya berapa ni pak?" Tanya Alna yang mulai menenangkan keadaan.

"Udah na, 20 rb aja udah cukup kok" ujat pak roni, tentu saja ditolak oleh alna. Dia merasa terlalu murah, makanannya itu tidak semurah itu.

"Ya gimana pak, ada 100rb. Yaudah semuanya mi buat bapak, ayo ke kelas weh" alna memberikan 100rb tanpa kembalian satupun. tidak di sangka! Masih ada anak muda seperti mu nak.

Mereka semua bubar dan segera kembali ke kelasnya masing2.

Saat jam pelajaran, Tavi Dan Chan bertanya kepada nana. "Na, lo bakal jalan2 ya pulang sekolah ini. Etdah hebat banget temen gue ketos tapi calon pacarnya preman" olok Chan, tavi tertawa kecil agar tak terdengar oleh guru mereka.

"Naon eta, aku mah cuman di kasih helm wae. Kagak pacaran" jawab alna, sepertinya dia tidsk tau niat jendral untuk mengajaknya jalan2.

Disisi lain, Jendral, Max, Dan Lavin berkumpul.

Lavin (Doyoung) adalah teman sekelas Jendral, yang terkenal sangat kaya. Dan mempunyai banyak wanita, itu membuat jendral tertarik pada gayanya.

"Jen, gue denger2 janon tuh mulai bergaul sama anak sebelah" ujar max, sembari memainkan rambutnya.

"Teu kunanaon, kita teh masih banyak memb nya" balas Jendral dengan gaya memegang pulpen seperti rokok.

"nu disebut khianat, anjeun yakin ngan ngantep eta" sahut Lavin yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka.

"Udah2 dari pada bahas dia, bahas aja sih alna. Cakep baik, beuh, impian barudak di sakola urang" Jendral benar benar tergila2 kepada alna sih sopan dan baik hati itu.

"Dia untuk gue aja napa" olok lavian.

"Najis sempak belatung, gue sepak lo jauh2 ye"mendengarnya itu, tentu saja jendral emosi.

Bel pulang telah tiba.

YES PULANG.

Mereka semua kembali pulang, jendral pergi ke kelas Alna. Ternyata sudah dari tadi mereka pulang, tentu saja jendral panik dan mencarinya kemana2.

Jendral bisa saja gitu saat itu, Alna tidak juga datang. Dia kembali ke tempat parkir, melihat semua orang2 yang sudah mau pulang. Jendral melihat chan, dia berjalan ke arah chan.

"CHAN CHAN, huft, lo liat alna gak?" Tanya jendral yang terlihat kelelahan mencarinya kemana2. Tetapi chan hanya menggelengkan kepalanya

"Tunggu bentar, gue telfon dulu" ujar chan.

Telepon berdering 9 detik kemudian alna menjawab telepon itu. "Halo na? Posisi?" Tanya chan.

"Tempat parkir, lagi nunggu Jendral" balas alna "kenapa emangnya chan" tak lama kemudian, jendral berlari ke arah motornya.

"Jendral ama gue tadi, nyariin lo. Nanti denger sendiri ye suara motornya, lo kesitu aja" ujar chan lalu ia mematikan teleponnya.

Terdengar suara motor yang sangat kencang, Alna mendengarnya. Dia berlari ke arah suara itu, tak lama kemudian mereka bertemu.

"Hey" panggil alna dengan suara yang lembut dan tatapan yang manis. Gila bet anjing, aduh yakali gue biarin nganggur burung gue, terlanjur sange sih. Batin jendral.

"Sini naik, nih helm nya buat lo. Pakai sekarang, dan naik." Suara jendral begitu terdengar berat, sepertinya nana tergoda dengan suaranya.

"Siap deh, btw aku gak suka di panggil lo. Aku punya nama btw" balas nana sembari menggunakan helm nya, lalu dia naik ke motor tinggi milik jendral.

Wajah alna terlihat sedikit malu, di tamhah salah tingkah. Dan motor pun udah berjalan, di tenggah2 jalan bandung yang sepi.

Tiba tiba saja jendral berkata "Enak juga ya punya pacar, tiap hari ngewe" smirk jendral membuat alna ketakutan.

"Apa sih jen! Jangan berulah deh, dasar cabul" olok alna dengan wajah takut.

"Yaudah sih, peluk dong" jendral memegang tangan alna dan menarik untuk memeluk perut jendral, tapi di lepas oleh alna.

Motot di gas dengan secara tiba2 membuat alna hampir jatuh dan memeluk jendral, Jendral tertawa puas sore itu.

"JENDRAL IH" kesal alna menyubit pipi jendral.

"Nah gitu dong manis" sedikit menjijikan, tapi jendral begitu mencintai alna mati matian

"Oh iya. Nana, kamu tau rumor di sekolah kita? Katanya aku suka sama kamu" tanya Jendral kepada Alna, alna terlihat kebingungan.

"Hm? Kayanya sih pernah denger, sebelum aku jadi osis kali ya. Tapi aku juga mah dulu suka sama kamu juga" jawab jujur alna membuat jendral kagum pada dirinya sendiri, dia bisa membuat bidadari jatuh cinta padanya

"Kalo sekarang gimana?" Tanya jendral dengan serius, Alna tertawa kecil. Dia berpikir ini hanya bercanda

"Yah, temenan aja sih mendingan. Tapi kalau sama kamu mau lebih dari temen." Jawab alna sembari memeluk jendral dengan erat.

"Udah ah, jangan buat salting. Gimana kalau kita makan2 di rumah aku" ajak jendral, jendral berharap sekali alna mau. Hanya alna lah yang dia inginkan di dunia ini.

"Malu jen, ada keluarga mu" jawab alna

"Gapapa, mereka bakal nerima kamu." Balas jendral, alna hanya mengangguk dan senyum ke arah spion motor.

"Ya, aku mau" jawab alna dengan pelukan cinta nya.

Jendral| nomin 21+Where stories live. Discover now