Eps 7 | Sus

875 12 0
                                    

Paginya jam 04.19, alna terbangun. Tak ia sadari, ternyata jendral satu ranjang bersama nya! Lebih terkejutnya lagi, mereka berdua tak mengenakan baju alias bertelanjang bulat.

"HAH! JENDRAL WOI!" Alna membangunkan jendral, ia benar benar shock. . . Dia sudah di unboxing oleh orang baru di kenal.

"Hm, apahh" jawab jendral dengan kurang bersemangat, alna benar benar shock saat itu.

"KAMU APAIN AKU? BANGUN JENDRAL,KALO GA AKU PERGI!" Shock alna, membuat jendral shock juga akan teriaknya!

"Eh? Apaan" jendral terbangun, ia membuka matanya. Melihat semua nya yang sudah terjadi.

"Bangke? Gue semalaman kebablasan kah? Gak mungkin deh, perasaan gue semalaman tidur cepet, gak ada apa apa tuh" jendral ikut kebingungan, apa yang terjadi sebenarnya!

"Ah, tau males" alna marah kepada jendral.

Mungkin tangan jendral tak bisa di kendali, saat ini dia memegang penis yang lumayan besar tapi tak sebesar miliknya yaitu penis alna.

Alna hanya diam, tubuhnya seperti tak bisa di gerakan! Dia benar benar shock hari itu. Apa yang terjadi padanya, sungguh aneh. Ia tak bisa melawan.

"J-jen!" Hanya bisa mengeluarkan satu kata saja! Alna benar benar terdiam, seperti batu. Tapi tangan jendral tak bisa diam, ia mengocok penis alna.

Mungkin sangat nafsu, sehingga jendral memaksa badan alna menungging, ia memegang pinggang alna. Dan membalikan badannya hingga mencium bantal.

Ia memasukkan penis yang besarnya itu kedalam bool mungil milik alna, itu susah sekali! Terlalu kecil, sepertinya jendral tak bisa memasukkan nya.

Alna hanya terdiam membeku, ia badannya di kendalikan oleh jendral! Karena tak bisa memasukkan penisnya, terpaksa jendral melepaskan nafsu nya itu!

Ia memeluk badan alna dari belakang, badan mereka bertindihan! Dan jendral menggesekan badannya agar penisnya merasakan belahan bool alna.

Saat itu alna berusaha menghindari tindakan jendral, tapi tak bisa! Badan jendral jauh lebih kuat. Dan jam sudah menuju 04.34.

Alna sebagai ketos, ia harus bertanggung jawab! Ia seharusnya datang pada pukul 06.00. Karena biasanya osis rapat pada jam 06.20. Tapi mereka harus berkumpul pada jam 06.00.

Jendrl melepaskan pelukannya, dan beranjak dari kasur.

"Kecil punya kamu, gak muat aku. Sayang banget ya, nanti pulang sekolah lagi ya aku cobain." Ujar jendral, sambil mengocok penisnya sendiri.

Dengan bodohnya, alna mengangguk begitu saja, padahal ia sebenarnya tak mau. Tapi secara tiba tiba ia menganggukan kepalanya.

Alna pun mandi secepat2 nya.

Saat itu jam sudah menuju ke angka 05.29. Hari itu, benar benar akward! Alna hanya diam diam saja.

Dan dia sarapan pun sendirian, tak menunggu jendral yang sedang mandi.

Ia mengenakan jas osisnya dan berkaca, ia melihat dirinya sudah rapih. Tapi tidak dengan pikirannya yang begitu kacau seperti saat balon meletus.

Alna pun kembali duduk dikursi meja makan, sembari memainkan handphone nya. Jendral keluar dari kamar, ia sudah rapih. Tapi kancing bajunya di buka semua.

"Udah siap ya? Cepet banget, bentar ya aku makan dulu" ujar jendral, ia seperti melupakan kejadian tadi.

"Udah, okay" singkat, karena ia tak bisa melupakan kejadian tadi!

Jendral pun selesai memakan makanannya, ia mengambil tas nya dan tas alna, lalu memberikan tasnya kepada alna

Mereka pun turun dari lift, dan menaiki motornya.

Jam sudah menuju pukul 05.36. Jendral melaju hingga sekolah, dan alna benar benar diam saja! Tak ada satupun kata keluar.

Itu hari dia benar benar diam, dan banyak pikiran! Namun jendral tak sadar akan itu, jendral mewajarkan itu karena semua wanita yang ia cabuli juga sama seperti alna.

"Udah sampe, telat gak?" Tanya jendral, ia berusaha meredamkan suasana. Tapi itu sia sia! Alna tetap saja menjawabnya dengan singkat dan tatapan yang kosong.

"Gak" alna pun berlari ke kelasnya untuk menaruh tas di kelas, ia pun berjalan ke arah ruang osis.

Osis baru saja, tavi yang datang. Alna berpikir bahwa, chan sudah datang. Ternyata tidak, tavi melihat kehadiran alna dan menyambutnya dengan senang hati.

"Hai nana! Sama siapa kesini? Ama pacar ya? Si babang chan, Haha. . ." Olok tavi.

"Enggak" reaksi itu tak seperti alna biasanya! Alna adalah seseorang yang ceria dan gembira, tapi tidak hari itu.

"Kamu kenapa na? Lagi ada masalah? Kunaon? Cerita atuh, sok." Khawatir tavi, karena ia tau sekali alna itu seperti apa.

Alna hanya diam, ini benar benar aneh! Seperti ada yang tak beres. Ia melihat keluar, ternyata ada jendral disitu. Dia berdiri dan menyampiri jendral.

Jendral kebingungan, kenapa orang ini menyampiri dirinya. Tetapi jendral tak mempedulikan nya, ia berusaha memanggil alna.

"Jen? Kamu anterin dia kesini tadi?"  Tanya tavi dengan nada yang lembut.

"Iya vi, aduh. Gue ga enak nih kalau ngobrol berdua doang, takut ada yang salah paham." Jawab jendral yang seperti mengalihkan topik, jendral disitu berlagak bodoh.

"By the way, ini lingkungan osis. Ga sembarang orang boleh kesini, tolong pergi ya. Sebelum itu ikut aku dulu." Sahut tavi, ia mencoba menarik tangan jendral.

"Lepasin vi. Jonan bakalan marah kalau dia tau ini" alihan topik jendral lumayan juga, tapi tavi lebih dari pintar.

"Stop talk. Aku mau minta penjelasan kamu, mungkin ada sesuatu yang aneh dari alna. Pastinya kamu tau" ujar tavi.

Jendral mulai kebingungan, ia bingung harus bagaimana jika disudutkan seperti ini.

"Kamu cabul! Dan kamu pasti, ini semua pasti ulah kamu jen" sambung tavi lagi.

Jendral benar benar terlihat bodoh disini, ia kebingungan harus berkata apa lagi. Semua yang di bilang oleh tavi, benar!

"Fuck you, gue minta sama lo. Jangan sakitin jonan, kalau lo deketin gue gini, dia bakal sakit hati." Jndral pun menjawab semua nya, tapi lagi lagi di out of topic.

"Jangan alihkan pembicaraan aku, ini gak ada hubungannya sama jonan. Aku osis, dan dia pasti tau pekerjaan aku. Jadi tolong jen, jawab semuanya." Tavi sudah mulai geram.

"Ya gue cabulin dia. Tapi gak jadi, please vi. Rahasiain ini?" Mohon jendral, kali ini dia malu akan dirinya sendiri.

"Haha, feeling ku udah kesitu tadi. Itu beneran, jangan buat dia jadi sependiem itu jen. Alna ga gitu, dia ceria." Tavi emosi, tapi ia menjaga image nya dan image alna juga.

"Sorry, gue juga ga sadar. Tavi, rahasiain ini ya? Gue takut, sumpah." Ternyata jendral masih mempunyai rasa takut juga.

"Takut kan? Kenapa, jen? Dia ketos loh, gak ada manusia lain gitu selain dia yang harus kamu cabulin? Brengsek kamu, jen." Tavi tak habis pikir, ia pergi.

Di ruang osis, alna, chan, dan osis lainnya sudah berkumpul. Itu tepat pada jam 06.09. tavi baru masuk ke ruangan itu.

"Sorry, ada problem." Ucap tavi kepada ketos alias alna.

"Tavi" Panggil seseorang dari belakang, tavi dan lainnya menoleh.

Itu adalah jendral, tavi beranjak dari kursi dan ingin menyampiri jendral. Tapi tangan tavi di tahan oleh alna.

Semua nya seketika terdiam. Alna benar benar tak seceria kemarin, osis lainnya pun merasa aneh apalagi sahabat dekatnya, chan.

"Tutup semua pintu, kita mau rapat" ucap alna. Chan berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju pintu utama. Di tempat jendral berdiri.

"Cih, cabul." Olok chan, ia langsung menutup pintunya dan mengunci.

Tavi masih berdiri, ia menyadari maksud alna. Tavi pun kembali duduk, dan rapat akan segera di mulai saat itu.

LANJOOTTT

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jendral| nomin 21+Where stories live. Discover now