Eps 6 | Keluarga

1K 11 1
                                    

jendral memarkikan motor di depan rumah alna yang cukup mewah, dia dan alna turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam rumah mewah milik alna.

pintu rumah sudah terbuka lebar, bau wangi dari rumah mewah itu benar benar khas bau wangi alna.

"wangi banget rumah kamu" ujar jendral sembari duduk di teras dan melepaskan sepatunya.

"iya makasih yah jendral"
"mamiiii" teriak alna dan berlari menuju dapur. wanita tua cantik yang sedang berdiri di depan wastafel dapur sembari mencuci piring pun melihat alna dan memeluknya.

tatap haru jendral melihat ternyata begitu cemaranya keluarga alna, & sepertinya alna adalah anak kesayangan sang ibu.

"oh iyaa mi, aku ada temen nih.. ganteng tau, aku mau nginep sama dia tadi" puji alna membuat jendral salah tingkah

"masa sih nak? siapa namanya?" tanya sang ibu.
"jendral mi, ganteng banget.. jen sini dong jangan malu malu" panggil alna yang berjalan menuju teras.

"iya na, udah ah kaga usah buat orang salting napa" ujar jendral dengan eye smile nya.

"a' jendral, sini atuh"  panggil sang ibu yang berjalan munuju teras.

"masa anak ganteng malu malu sih" ujar sang ibu.

"aduh buk.. makasih ya" tatap malu jendral, ia membuang muka. Tak bisa menutupi rasa malunya.

Suara ponsel berdering di saku milik Alna. Jendral menatap alna, seolah olah memberi pertanyaan. Namun alna segera mengangkat telepon seseorang itu.

"Halo, na? Ini alna ya? Gue max. Mau minta maaf soal masalah tadi, gue tau itu salah" ternyata itu adalah max, ia ingin meminta maaf kepada alna atas perbuatannya hari itu.

"Ya? Oh ya, ga berat buat aku maafin orang yang bersalah! Selagi dia ngaku kalau dia salah, aku bakal maafin." Jawab alna dengan sopan, sang ibu kembali ke dapur dan memasak.

"Haha, makasih ketos! Gue kasih lo peringkat 1 sih sebagi ketos baik hati." Puji max. Alna tertawa dengan lembut.

"Thanks ya, apa lagi yang mau kamu omongin? Ini aja?" Tanya alna dengan nada lembut nya. Sepertinya itu membuat sang pria nakal di sampingnya cemburu.

"Tolong, ada orang di samping lo. Gue harap lo hargain." Ya benar saja, Jendral cemburu!

"Eum, banyak ss-" belum lanjut bicara, alna memotong pembicaraannya.

"Eh, aku lagi sibuk nih. Next time aja, ya?" Potong alna, max hanya tertawa.

"Haha! Okay."

Telfon di matikan.

"Itu siapa?" Tanya jendral dengan sedikit posesif. Alna senyum tipis, sepertinya ia tau jendral sedang cemburu.

"Sobat gatel anjeun." Jawab alna sedikit mengejek, ia berjalan meninggalkan jendral ke arah dapur.

Namun tangannya di tahan oleh jendral.
"Gue ga suka nunggu lama. Gue harap, lo lebih cepat" sahut jendral, ia melepas tangan alna.

Alna berjalan ke arah dapur, di ikuti oleh jendral. Alna duduk di dapur tepat samping sang ibu yang sedang menyuci piring.

"Ajio gak kesini mi, nemenin mami" tanya alna, ajio (Jisung) adalah sepupu jauh alna. Rumor nya jio menyukai alna, hampir setiap minggu ia bermain kerumah alna.

"Iya juga ya? Yaudah coba kamu telepon atuh, dia kan suka sama kamu. Hahaha!" Olok sang ibu, alna pun tertawa.

"Apaan sih mi?! Hahaa, dia aja tuh yang suka! Aku mana mau sama dia cih" jawan alna, jendral hanya terus menyimak percakapan mereka.

Alna mengeluarkan handphone nya dan menelpon jio. Tak beberapa detik, jio mengangkat telepon nya.

"Halo, ka alna? Wah! Kenapa kak? Ada acara ya? Kok tumben nelfon sih hehehe" bergembira sekali, dan sangat senang! Tak biasanya alna menelpon jio terlebih dahulu.

"Gak, boleh kesini? Mami gak ada temen, aku mau nginep sama temen aku." Jawab alna dengan nada biasa saja.

"Oh. Izin ke mami mu!" Balas jio yang sepertinya cemburu.

"Bukan urusan kamu, mami udah tau. Aku minta tolong doang, kalo ga mau yaudah aku suruh tavi aja" sepertinya alna kesal dengan jio, yang terus menekannya dan egois akan perasaannya sendiri.

"Oh oke, ga perlu. Gue kerumah lo ka, sekarang." Jawab nya lagi dengan sedikit emosi.

Ia mematikan telepon.

Ibu alna duduk di meja makan, mereka semua pun makan bersama2, jendral sangat bahagia bahwa dia di terima ibu alna.

"Eum, aku boleh nanya gak buk?" Secara tiba tiba jendral mengatakan itu, namun disitu alna sedang di kamar nya, mempersiapkan baju bajunya.

"Oh ya? Boleh atuh, kamu ga usah panggil ibuk! Panggil mami aja, okay?" Jawab sang ibu, jendral sepertinya salah tingkah, ia senang di perlakukan dengan baik.

"Hehe, okay mi. Btw, ayah nya alna kemana ya mi? Kok gak ada dari tadi" tanya jendral dengan perasaan penasarannya.

"Papa nya alna itu TNI! Izinin mami curhat sedikit ya? Papa nya alna itu, tegas! Alna selalu di pukulin, tapi gak terasa sama alna, maksu mami itu. . . Alna sama sekali ga berubah menjadi kasar, dia tetap lembut! Sifatnya kaya mami, Hahaa. papanya alna sayang sama alna dengan cara nya sendiri. Tapi, alna sempat nangis 3 hari! Gak makan2 karena papanya pergi ninggalin kita semua, saat papanya bertugas. . . Papanya hilang, tapi! Syukurnya udah di temuin. Tapi ya tetap aja, tetap ninggalin kita semua." Curhat sang ibu, jendral merasa hati nya terpukul. Sang ibu mengelus bahu jendral, ia melihat mata jendral berkaca kaca ingin menangis.

"Sakit ya mi? Alna ternyata nyembunyiin luka nya sedapam ini ya? Dia udah berdamai sama keadaan mi, dia hebat! Dia buktiin ke papa nya, kalau dia anak kuat&hebat." Puji jendral, sang ibu tersenyum.

Tak lama kemudian, alna kembali dari kamarnya. Tetapi di depan ada suara ketukan pintu, jendral berdiri, seolah olah ia ingin membuka kan pintu

"Biar aku aja mi yang buka." Jendral berjalan ke arah pintu utama. Ia membuka pintunya.

Itu adalah jio! Ia menatap mata jendral, dan kebingungan, siapa orang ini? Batin jio. Jendral pun bertanya.

"Ini jio? Masuk, gue calon lakik nya alna." Jendral berniat ingin memanas manasi hati jio, namun tanpa permisi. Jio masuk kerumahnya.

"Hi bunda! Ka alna! Pa kabar kalian?" Tanya jio dengan hati yang tadinya sedikit kesal, namun kembali bergembira saat melihat alna.

Babi, bisa bisa nya gue di kacangin. Batin jendral dengan kesal, ia menahan diri untuk emosi.

"Baik" jawab alna dengan singkat, ia berjapan ke arah jendral. Dengan senang hati jendral menyampirinya juga.

"Yuk, balik!" Ujar alna, jio mulai kesal dan hatinya panas mendengar itu.

"Udah mau balik jen? Jagain ya pacar kamu itu! Hahaa. . ." Olok sang ibu.

"Oh! Jelas mi, bakal aku jagain sampai mati" jawab jendral, ia tersenyum manis. Jio hanya disudut memperhatikan moment manis itu bagi mereka.

"Apaan sih jen! Hahaa. . . Okay mi, aku pergi dulu yaa, see you mami. Love you more!" Ujar pria manis yang berada di gandengan jendral, mereka sudah menaiki motor.

Saat itu pukul 06.23 sore!

Jendral begitu cepat membawa motornya,  tak terkendali. Tapi itu kurang cepat bagi jendral dan itu masih lambat baginya!

Mereka sampai di apartemen pada pukul 06.42.

"Yey, sampe." Ujar alna, ia turun dari motor.

Mereka pun naik ke lift bersama2, saat keluar dari lift. Mereka bertemu lagi dengan reno, yang di cabuli oleh jendral.

"Eh ketemu lagi, love you jen, kapan kapan ngentot lagi ya" ujar reno dengan lancang, kali ini jendral tak hanya diam. Dia menarik tangan reno, dan menyudutinya.

"Jangan sekali kali lo kaya gini, jangan sok kenal bangsat." Marah jendral, ia meninggalkan orang itu dan menggandeng tangan alna.

Mereka kembali ke rumah.

LANJOTT

Jendral| nomin 21+Where stories live. Discover now