Suami tampan ku, Akaza.

291 28 1
                                    

Bagaimana (Y/n) tidak bersyukur setiap harinya memiliki suami seperti Akaza?

Pria tampan yang begitu lembut kepadanya.

Banyak wanita yang iri melihat (Y/n) mendapatkan suami seperti Akaza.

"Sayang? Sarapan dulu kan?" Akaza berkata kepada (Y/n).

"Iya, duluan saja, aku sedang menyetrika hijab ku" Jawab (Y/n)

"Tidak, aku akan menunggu mu, kita sarapan bersama"

Oke, (Y/n) kembali meleleh di buatnya.

Kehidupan pernikahan mereka dibilang cukup sempurna.

Akaza yang memiliki pekerjaan dengan gaji tetap yang begitu tinggi, walaupun Akaza terlihat cukup sibuk, dia akan menyempatkan menelpon istrinya di jam luang kerja, sekedar melepaskan rindu dan mengisi tenaga kembali dengan mendengarkan suara istri tercinta.

(Y/n) memiliki usaha butik di rumahnya, ia mulai membuka usaha itu setelah menikah dengan Akaza.

Akaza bilang itu untuk membuat (Y/n) sibuk selama Akaza tidak di rumah.

Satu yang kurang dalam kehidupan pernikahan mereka, setelah 2 tahun mereka menikah, mereka tak kunjung mendapatkan momongan.

(Y/n) begitu sedih di tahun pertama mereka menikah.

Namun Akaza akan selalu berada disamping nya, menyemangati (Y/n), Akaza tau kalau bukan saat ini pasti akan segera datang saat dimana anak mereka akan hadir.

"(Y/n)? Sudah menyetrika nya?"

"Sudah, ayo kita makan"

Mereka makan sambil berbincang-bincang kecil.

"Sayang, bagaimana kalau hari ini kamu tidak usah berdandan terlalu tampan?" Kata (Y/n).

"Kenapa?"

"Aku tidak suka melihat tatapan wanita lain terhadap mu"

"Hahaha, kamu ini ada-ada saja, walaupun wanita lain menatapku, hanya ada dirimu dihatiku" Akaza berkata sambil mengelus pipi (Y/n) lembut.

"Huhh, aku hanya kesal, tapi tak apa, karena semua orang tau kamu itu suami ku"

"Benar, " Akaza tersenyum tampan.

.
.
.
.

"Sayang, bagaimana penampilan ku?" (Y/n) menunjukkan pakaiannya kepada Akaza.

"Cantik, cantik sekali" Jawab Akaza.

"Hihi, kamu juga sangat tampan" (Y/n) menangkup wajah Akaza dengan kedua tangannya.

"Ayo kita pergi, aku yakin sekarang mesjid sudah cukup ramai"

"Iya, ayo berangkat sekarang"

.
.
.
.
.
.

Setelah sholat ied selesai, Akaza dan (Y/n) menyapa teman-teman mereka di halaman masjid yang mulai sepi.

"Yoo, Akaza apa kabar sobb!" Douma menyapa dengan riang.

"Baik." Jawab singkat Akaza lalu segera menarik tangan (Y/n) untuk pulang.

Douma yang melihat itu langsung tertunduk lesu.

"Sayang, itu tidak sopan" (Y/n) berkata.

"Untuk dia, itu sudah termasuk sangat sopan"

(Y/n) yang mendengar itu hanya mampu menghela napas.

'Kyaa, mas Akaza hari ini pun terlihat sangat tampan'

'Iya, kau benar. Sayang sekali dia mendapatkan istri seperti (Y/n), dia jadi tidak mendapatkan keturunan'

'Iya kan, pasti anaknya akan mirip seperti mas Akaza'

Bisik-bisik para wanita dari arah belakang Akaza dan (Y/n), bisik-bisik yang tidak berbisik.

Semua perkataan mereka terdengar oleh pasangan itu.

(Y/n) tertunduk sedih dibuatnya.

Akaza yang paham sekaligus kesal dengan para wanita penggosip di belakang mereka, memutuskan memberhentikan langkah.

(Y/n) yang terkejut lalu menoleh kearah Akaza.

"Ada apa?" Tanya (Y/n).

"Jangan dengarkan mereka, aku begitu mencintaimu, hatiku terasa sakit melihatmu tertunduk seperti itu" Jawab Akaza, menangkup wajah (Y/n) lalu mencium kening nya.

(Y/n) dibuat merona oleh perlakuan Akaza terhadap dirinya.

Mereka lalu tersenyum satu sama lain.

Melihat adegan itu, para wanita penggosip itu pun menunjukkan wajah kesal lalu membubarkan diri. *mamam*

.
.
.
.
.

Aku yang ngetik aja meleleh karena Akaza :')

Pembelajaran untuk Chap ini adalah, jangan suka gosip guys.

Lanjut, si mata enam.

Tapi aku buat jadi dua, hehe.


Astrological Sign [KNY X Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang