Bagian 51 (re-up)

8K 846 309
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

Hasbi berjalan menuruni tangga asrama, ini hari jumat yang artinya mereka sedang libur sekolah. Dia berjalan menuju dapur yang terlihat ramai karena memang di hari jumat terdapat jadwal memasak bagi ustadz pengabdian yang biasanya dibantu oleh santri jika mereka ingin.

Hasbi bersiul saat menatap sang kekasih terlihat begitu menggairahkan di depan kompor yang besar atau bisa disebut kompor semawar. Amri sedang mengaduk lauk ayam di wajan yang sangat besar di depan halaman dapur.

Hasbi duduk tak jauh dari posisi Amri yang sibuk mengaduk lauk tersebut dengan sekuat tenaganya. Pria itu tak memaki atasan, hanya memakai sarung yang menutupi bagian pusar hingga betisnya saja.

"Laki gue gagah amat yak." Bisik Hasbi kepada dirinya sendiri.

Peluh terlihat membasahi wajah dan tubuh Amri, punggungnya yang lebar dengan kulit berwarna kecoklatan membuatnya semakin terlihat sangat gagah. Keringat mengalir dari garis punggungnya, otot dan urat tangannya terlihat sangat menonjol.

Hasbi berdiri dan menghampiri Amri, dia melipat kedua tangannya di dada sembari menatap sang kekasih yang sedang memasak.

"Masa ape nih Tadz?" Tanya Hasbi berbasa-basi.

Amri hanya menunjuk ke arah masakannya tanpa berminat menjawab pertanyaan Hasbi. Yang mana membuat sang kekasih merengut dan menendang pelan kaki ustadz Amri.

Amri mengusap peluhnya karena cuaca cukup panas ditambah dia di depan kompor sedari tadi. Dia mendorong pelan tubuh Hasbi agar menjauh dari wajan.

"Ntar nyemplung ke wajan jadi gule ayam Hasbi." Ujar Amri membuat yang lainnya terkekeh geli.

"Ya kali gue nyemplung Tadz. Gue bukan bocil." Ketus Hasbi sembari menarik sekilas rambut Amri lalu dia berlari masuk kedalam dapur.

Hasbi melihat lihat kegiatan mereka di dalam dapur, Hasbi pun melihat tumpukan wortel yang masih harus dipotong dadu. Dia pun berinisiatif membawanya keluar dapur karena mencari angin.

Dia pun membantu memotong worter tersebut dengan santai tak jauh dari ustadz Amri. Dia sembari meneduh di bawah pohon jambu.

"Buset. Nih worter gede amat yak." Hasbi membolak balik wortel besar tersebut.

Amri melirik ke arah Hasbi dan tanpa sengaja Hasbi pun menatap ke arahnya. Amri mengernyitkan dahinya saat melihat senyuman misterius dari sang kekasih.

Dengan nakal Hasbi mengeluar masukkan wortel besar tersebut dari genggaman tangannya. Seketika Amri mengalihkan wajahnya karena ia merasa sedikit malu, dia sangat mengerti apa maksud bocah nakal itu.

"Panjang gede gini njir wortelnya. Nyerep nutrisi apa yak nih wortel. Pasti enak banget wortelnya. Manis legit menyehatkan." Ujar Hasbi dengan sengaja mengeraskan suaranya.

Amri berdehem kecil berusaha mengabaikan ocehan Hasbi yang berniat menggodanya. Hasbi terkikik dalam hati karena dia tahu jika sang kekasih menangkap sinyal nakalnya.

Dia pun kembali memotong wortel dengan fokus dibantu oleh beberapa santri yang lainnya.

Ctak!

"Anjing!" Hasbi mengumpat dengan keras membuat yang lain menatap ke arahnya.

Dan Hasbi pun tersenyum lebar sembari meringis karena harinya tak sengaja teriris pisau. Amri hendak menghampiri Hasbi namun ia urungkan karena dia tak mau terlihat mencolok di depan santri.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang