CHAPTER SPECIAL

12.5K 888 128
                                    

KEJUTAAAAAAAAAAN!!!! 🎊🎉🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊

Hasbi menatap lelah ke arah Hasmi yang sedang tantrum. Bocah itu sudah berusia 4 tahun dan selama menjadi orang tua dadakan——Hasbi dan Amri sudah cukup merasa lebih tua beberapa tahun dari umur mereka yang sebenarnya.

"Kamu istirahat aja Yang. Biar Abang yang nemenin dia." Amri mengelus sayang kepala Hasbi.

Hasbi mendongak menatap sang suami yang baru saja selesai mandi, pria itu beberapa saat yang lalu pulang dari kantor dan segera membersihkan diri karena ingin menggantikan Hasbi menjaga Hasmi.

"Tapi lu pasti cape Yang." Ujar Hasbi sembari mengelus lengan kekar sang suami.

Amri tersenyum kecil, dia menggelengkan kepalanya pelan. Dia pun mengecup sayang dahi Hasbi sembari mengelus bahunya.

"Udah sewajarnya jadi orang tua cape, kamu juga pasti cape. Gapapa istirahat aja, kamu udah seharian jagain Hasmi kan." Amri mengibaskan tangannya mengusir Hasbi.

Hasbi pun tersenyum dan mengangguk, dia merasa begitu dimuliakan oleh Amri sebagai pasangan terlepas dari tingkah usil dan menyebalkan sang suami.

Namun pria itu adalah sosok suami dan ayah yang siaga bagi keluarga kecil mereka. Dia pun membaringkan tubuhnya di sofa sembari melihat bagaimana sang suami berusaha mengambil atensi Hasmi.

"Gapapa Nak. Nangis dulu ya, lepasin dulu emosinya. Kalo udah selesai nangisnya bilang sama Ayah, nanti kita ngobrol." Ujar Amri sembari mengelus sayang pipi gembil Hasmi yang basah karena air mata.

Hasmi menangis sesenggukan, dia mengangguk kecil menimpali ucapan sang ayah. Dan dia pun meneruskan tantrumnya, bergulung-gulung di lantai sembari menangis histeris.

Sementara Amri bersandar di sofa yang digunakan Hasbi untuk berbaring, Hasbi melingkarkan lengannya di tubuh Amri dari belakang.

"Lu bener-bener suami idaman banget Sat." Bisik Hasbi membuat Amri menoleh ke arahnya.

"Kasih hadiah dong kalo idaman." Amri mencolek dagu Hasbi.

Hasbi tertawa kecil, dia mengecup gemas bibir Amri lalu tersenyum lebar. Kedua matanya berbinar menatap wajah tampan sang suami, semakin tua pria itu semakin terlihat jantan dan begitu menggairahkan.

"Hadiah apa sih Sayang gue?" Tanya Hasbi sembari mengelus dada bidang Amri.

Pria tampan itu tak memakai atasan, hanya memakai celana pendek rumahan saja. Amri pun menarik kecil sudut bibirnya yang mana membuat Hasbi memicingkan matanya, karena dia sudah tahu apa yang akan diucapkan sang suami.

"Bikin 100 adek buat Hasmi." Jawab Amri membuat Hasbi mengacungkan  jempolnya.

Puk puk

Amri menoleh saat merasakan tepukan pelan di pahanya. Dan itu adalah Hasmi, bocah itu duduk di pangkuan Amri dan memeluk erat tubuh atletis sang ayah.

"Oh anak Ayah udah selesai nangisnya Sayang?" Tanya Amri dengan lembut.

Hasmi mengangguk kecil, tubuhnya masih terlonjak kecil karena sisa Isak tangisnya. Amri pun tersenyum hangat, dia menghapus jejak air mata Hasmi dengan lembut. Hasbi menyugar surai Hasmi yang basah karena keringat agar tak mengganggu wajahnya.

"Hasmi udah mau ngomong sama Ayah kenapa Hasmi nangis?" Tanya Amri dengan pelan.

Hasmi menggelengkan kepalanya pelan, dan Amri pun menangkup wajah Hasmi sembari menatap serius wajah bocah itu.

"Dengerin Ayah Nak. Gapapa sekarang Hasmi gamau bilang, tapi nanti Hasmi harus bilang ke Ayah atau Papi ya. Biar kita tau apa yang dirasain Hasmi, biar kita tau apa yang dipngenik Hasmi. Ngerti Sayang?" Amri berusaha bernegosiasi.

Hasmi mengangguk patuh, dia pun memeluk tubuh kekar sang ayah dan menyenderkan kepalanya di dada bidang pria itu.

"Mau tidur sama Ayah." Ujar Hasmi dengan suara seraknya.

Amri mengangguk kecil, dia memeluk tubuh gempal Hasmi sembari menimangnya pelan. Dia mengelus kepala anaknya dengan penuh kasih sayang untuk mengantarkan bocah itu kedalam alam mimpi.

"Papi boleh ikut tidur bareng ga?" Tanya Hasbi sembari menusuk pelan pipi gembil Hasmi.

Hasmi membuka kedua matanya, dia seketika menatap tajam ke arah Hasbi yang mana membuat mereka berdua terkejut namun terlihat begitu gemas dengan ekspresi marah Hasmi.

"Tidak boleh! Hasmi ga suka sama Papi! Hasmi cuma suka sama Ayah! Jauh-jauh Papi~ ga sukaaaaa~" Hasmi menggelengkan kepalanya brutal sembari mendorong kepala Hasbi yang ada di bahu Amri.

Hasbi berdecih pelan, dia pun dengan sengaja memeluk erat leher sang suami sembari mengusakkan wajahnya di wajah Amri untuk menggoda anaknya.

"Iiihh Papi! Ayah punya Hasmi! Papi sana pergi ga suka ih ga suka Hasmi! Papi nakal nanti digigit nyamuk!" Hasmi berusaha menyingkirkan wajah Hasbi dari wajah Amri.

Sementara Amri terlihat pasrah mendengar perdebatan mereka berdua yang terjadi setiap harinya. Dia melirik ke arah Hasbi memberi peringatan agar berhenti menggoda anak mereka.

"Gamau gamau! Ayah punya Papi wleeekk! Hasmi anaknya tikus Hasmi anaknya tikus di got!" Hasbi terlihat semakin bersemangat menggoda anaknya.

Hasmi berteriak histeris, dan dia pun kembali meledakkan tangisannya. Menangis histeris sembari mengamuk mendorong kepala Hasbi yang masih masih saja menempeli Amri.

Hasbi mengecupi pipi Amri dengan semangat yang mana membuat Hasmi semakin berteriak kencang.

"HUWAAAA!!! HIKS——HIKS SANA PERGI PAPI! HUSH HUSH AYAH PUNYA HASMI HAAAA!!!" Hasmi terlihat begitu sakit hati melihat sang papi yang berusaha memonopoli sang ayah.

Amri pun tertawa renyah, dia merasa mereka berdua sangat menggemaskan. Dan dia semakin meledakkan tawanya saat Hasbi justru mengangkat tubuh Hasmi dari pangkuannya lalu pria itu yang duduk di atas pangkuannya.

Hasbi memeluk erat tubuh Amri seperti monyet, sembari menatap sengit ke arah anaknya seolah dia mengejek karena telah berhasil menguasai sang suami.

"Ayah punya Papi~ Hasmi anak tikus yeeee~" Hasbi semakin gencar menggoda anaknya.

"HUWAAAAAAA!!!! PAPI JAHAT PAPI JAHAT HIKS HIKS!" Hasmi berdiri dan dia memasang tubuh seakan dia adalah raksasa.

Dengan tubuh yang terlonjak karena sesenggukan, bocah itu mendelik garang ke arah sang papi. Menukik alisnya tajam walau air matanya berderai.

"HAAARRGHH!! Hasmi harimau! Hiks.. hiks Hasmi gigit Papi ya! Hiks——Papi nakal ugh Papi nakal! Raaawr~" Hasmi terlihat sedang menakuti dan mengancam sang papi.

Amri dan Hasbi pun tergelak melihat tingkah menggemaskan anak mereka, Hasmi yang merasa sedang ditertawakan pun semakin meraung. Dia menarik kuat surai Hasbi dan berusaha menjauhkan dari tubuh sang ayah.

"Akh! Akh sakit Nak sakit!" Hasbi mengerang kesakitan.

Amri pun hanya sibuk tertawa, dia sangat terhibur dengan kebiasaan bertengkar kedua kesayangannya ini.

Begitulah kehidupan keluarga kecil Amri dan Hasbi, dikaruniai anak yang menggemaskan dan sangat manis. Mewarnai kehidupan mereka yang penuh cinta.

"Udah sini Sayang. Hasmi sama Papi punya Ayah kok." Amri menarik tubuh Hasmi.

Meletakkan tubuh bocah itu di tengah-tengah tubuh nya dan Hasbi. Jadilah dia memangku mereka berdua, memeluk mereka dengan erat lalu memberikan kecupan gemas di kedua pipi mereka secara bergantian.

"Ughh mau cium Hasmi sini!" Hasmi menarik kepala sang ayah kemudian mengecup lama bibir Amri.

Amri tersenyum dan membalas kecupan dalam anaknya. Ia saling pandang dengan Hasbi yang mengintip kecupan manis mereka.

"Kesayangan Papi." Gumam Hasbi sembari mengelus sayang kepala sang suami dan juga anaknya.

NB : PO ebook Amri Hasbi berkahir tanggal 12 Mei jam 12 malam. Terpantau sudah ada 1.300+ orang yang ikut PO 😍 terimakasih atas antusias kalian dalam mendukung cerita ini 😘

TAMAT 👍

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang