BAB 5. EVOLUTION

109 73 142
                                    


Jason sama sekali tidak percaya, jika sistem keamanan pada kediaman dan pusat penelitian miliknya bisa dibobol dengan mudah, dan puluhan petugas keamanan pusat penelitian itu ditemukan tewas, hanya tersisa satu orang yang selamat bernama
Greg.

Dia mengaku bahwa sekelompok orang telah menyergap mereka dan memaksanya menghapus seluruh rekaman CCTV. Dia juga mengatakan bahwa mereka memakai pakaian hitam serba tertutup sehingga ia tidak bisa mengetahui identitas mereka.

Pria cerdas seperti Jason bukanlah tipe orang yang mudah dibodohi,
jadi setelah membawa Axela ke ruangan penerimaan sampel, ia langsung memerintahkan para pengawalnya untuk membawa Greg ke ruang kerjanya.

Jason pun meluapkan amarahnya dengan menembaki seluruh perabotan berharga disekitarnya, setelahnya ia langsung mengarahkan pistolnya ke arah dada Greg yang posisinya duduk berhadapan dengannya diatas bangku. Jason mengacungkan senjatanya lebih maju, menokangnya dulu sebelum menembak.

Pria dingin itu kini memperlihatkan sifat aslinya yang bengis dan pendendam kepada siapa saja yang berani mengusik kehidupannya.
"Katakan yang sejujurnya, siapa yang berani memerintahkanmu untuk mencelakai Roxana?" tanyanya dengan penuh emosi. Jason menyebut Axela dengan nama asli wanita itu, Roxana Constantin. Sementara Axela Brown hanyalah nama lain yang biasa dipakai wanita itu saat bekerja.

Greg menelan ludahnya dengan jantung berdebar, wajahnya kini terlihat pucat, peluhnya berjatuhan membasahi sekujur tubuhnya yang gemetaran. Mulutnya pun masih terkatup rapat meski nyawanya sedang terancam. Dia terpaksa berbohong karena Kate sempat mengancamnya sebelum wanita tua itu melarikan diri dari pusat penelitian JC.

"Baiklah, jika kau masih tetap bungkam, aku akan membunuhmu, lalu puteri kecilmu yang menderita penyakit kanker itu akan ditangkap oleh anak buahku, dan mereka akan melakukan apapun sesukanya kepada gadis kecil malang itu seperti diperkosa secara bergantian."

Greg membulatkan matanya tatkala mendengar ancaman itu, sontak ia menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon agar Jason tidak menyakiti gadis kecilnya yang masih berusia 6 tahun itu.

"Jangan sentuh puteri saya, pak. Saya akan berkata jujur mulai sekarang, jadi tolong jangan sakiti dia."

Sebelum berbicara, Greg mengatur nafasnya dulu untuk menguatkan mentalnya, "Sejujurnya, nyonya Kate lah yang memerintahkan saya untuk mengambil alih sistem keamanan dan melepas celbrate beserta belasan zombie itu."

"Maafkan saya pak, saya terpaksa melakukannya karena beliau mengancam akan membunuh puteri saya jika saya menolaknya," ujarnya terisak sembari duduk bersimpuh dibawah kaki Jason.

"Hmm, sudah kuduga wanita tua itulah pelakunya," Jason tersenyum getir merasa kecewa kepada sang ibu.

Mendengar kenyataan pahit itu, membuat amarahnya semakin memuncak, tanpa berpikir panjang lagi ia pun langsung menembaknya tepat dikepala bagian belakang, pria malang itu pun jatuh dalam posisi tertelungkup dibawah kedua kakinya.

Jason menyimpan kembali senjata miliknya ke dalam saku, kemudian mengambil sebuah kain berwarna hitam untuk mengelap wajahnya yang terkena cipratan darah.

"Menjijikkan, cuih!" Jason meludahi tubuh Greg lalu melangkahinya dengan tatapan merendahkan.

"Siapkan mobilku, aku harus menemui wanita tua itu sekarang," ujarnya menoleh ke arah Calvin yang berada disebelah kirinya.

***

Kediaman Kate.

Jason berjalan dikelilingi para pengawalnya memasuki kediaman Kate yang bergaya mediteranian.

Di setiap sudut ruangannya terdapat beberapa patung malaikat yang terpahat sempurna, sebuah lukisan bertema pegunungan Everest juga turut menghiasi temboknya, menambah kesan indah bagi siapapun yang melihatnya.

THE SUPERIORWhere stories live. Discover now