1. Kata maaf

112 117 33
                                    

~Happy Reading~


"Vlo, tadi Devran nanyain lo" Vlora yang sedang merapikan buku-bukunya menoleh ke arah Erin, keningnya berkerut bingung.

"Kapan?"

"Tadi pagi, di gerbang"

"Ohh" Vlora kembali fokus pada bukunya, nampak cuek dan tak tertarik dengan topik tadi.

Erin menghelas nafas. "Dia masih sering gangguin lo?"

Vlora mengangguk. "Gak sesering dulu, tapi cukup bikin gue ke ganggu"

"Gue rasa.. Devran masih suka sama lo, deh" Ujar Erin, Vlora menatap Erin seraya tersenyum kecil.

"Mau dia suka atau pun udah gak suka sama gue, itu urusan dia. Tapi yang pasti, dia udah ngecewain gue, dan gue gak mau berurusan lagi sama dia"

"Lagi pula, sekarang dia udah punya seseorang yang harus dia jaga. Gue juga gak mau di bilang jadi orang ketiga di hubungan mereka"

Erin menggeleng, menyanggah perkataan Vlora. "Tapi yang jadi orang ketiga itu Adiva, bukan lo. Dia yang tiba-tiba dateng di hubungan lo sama Devran"

"Tapi posisi Adiva lebih tinggi dari pada gue, yang saat itu cuma berstatus sebagai pacarnya Devran"

Erin terdiam, Vlora kembali tersenyum dan menepuk pelan kedua pipi Erin.

"Udah deh. Kalo bahas ini, gue berasa jadi sadgirl  banget!!" Ujarnya sambil terkekeh.

Ya, mungkin memang ini takdirnya. Rela ataupun tidak, pada akhirnya dia harus melepaskan seseorang yang sudah bersamanya sejak tiga tahun terakhir ini untuk orang lain.

🌼🌼🌼

Vlora berjalan malas di sepanjang koridor, rencananya untuk makan di kantin dengan Erin gagal karena gadis itu harus pergi ke ruang klub teater. Vlora yang tadi berniat menuju kantin mengurungkan niatnya, ia rasa, makan sendirian di kantin akan sangat membosankan.

Terlebih, ia sempat melihat Devran dan Adiva di sana. Akan sangat menyedihkan bukan? Jika kita harus duduk sendirian, sedangkan mantan kita duduk berduaan.

Langkah Vlora terhenti, ia menyipitkan mata melihat objek di depannya. Beberapa siswa terlihat melempar hoodie ke sana kemari, membuat si pemilik hoodie melompat-lompat untuk mengambil hoodienya.

Parahnya, mereka juga menyiram laki-laki itu dengan jus sambil tertawa puas.

Sedangkan orang di sekelilingnya hanya melihat dengan penuh minat tanpa berniat menolong. Sesekali mereka menertawakan nasib malang siswa korban bully itu dengan penuh semangat, seakan hal itu tontonan gratis yang menyenangkan.

Vlora menggelengkan kepalanya, ia merasa jengah dengan tingkah orang yang selalu merundung orang lain tanpa sebab.

Memangnya mereka siapa?

"Dasar ayam" Vlora berkata pelan, namun cukup menarik perhatian sampai membuat atensi orang-orang itu beralih menatapnya.

"Ngomong apa lo?" Seorang laki-laki dengan seragam khas anak berandalan melangkah maju ke arah Vlora. Dari nametag nya, ia bernama Sebastian Sakhdev, siswa yang cukup famous dari jurusan IPA karena sering membully siswa lainnya.

Never Goodbye [ON GOING]Where stories live. Discover now