CHAPTER 3

60 24 17
                                    

Typo bertebaran, tandai bagian yang typo biar aku mudah buat revisinya

Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar, dan jangan lupa untuk spam dandelions 🌼

Klik bintang di pojok kiri bawah!



Lisan bisa saja membuat kita berbahagia, tetapi lidah yang biasa kita gunakan untuk mengucapkan sebuah kata-kata lisan terkadang sedikit tergelincir dan membuat perkataan yang menyakiti diri dan orang lain kala mendengarnya.


🏍️


Malam semakin larut, angin bertiup semakin kencang, sinar sang bulan kian meredup tertutupi oleh awan gelap. Dua, ah tidak, bukan dua,lebih tepatnya tiga insan tengah berlarian seolah tengah mengejar target.

Takk...takk..takk

"Jangan gegabah la!!, bunuh diri ga bikin masalah Lo selesai!," ucap cowok yang baru saja sampai di tengah rooftop dengan nafas tersengal-sengal.

"Lo masih punya kita El!!, turun dari sana sekarang!!" teriak Algrafi panik

Entahlah, sejak kapan dia disana. Terhitung sudah beberapa menit berlalu, masih dengan percakapan ala cenayang milik seorang Algrafi Zayyananda di atas rooftop. Angin bertiup semakin kencang, udara dingin kian menusuk tulang.

"Turun El!" Kali ini seorang remaja tampan dengan kulit putih, dan baju hitam berbalut jaket kebanggaan Varios membuka lebar pintu rooftop. Entah kenapa firasatnya sangat tidak enak hari ini.

Dia Sekala Putra Dinata,Seorang remaja dengan wajah tampan dan kulit putih bersih berdiri di tengah sinarnya rembulan.

"Turun El, kamu masih punya Abang,Algra,Alvaro,dan Varios!" ucapnya penuh penekanan. Gadis yang berada di ujung pembatas rooftop gedung itu hanya menatap kosong kearah Algrafi dan Sekala, entah apa isi pikirannya saat ini.

Pusing menjalar ke seluruh kepalanya, dan tanpa ia sadari ini memang lah yang diinginkannya, tubuh gadis itu terjun dengan bebasnya kebawah. Gedung dengan 7 lantai itu menjadi sasaran empuk untuknya.

"ELLAAAA!!!" teriak kedua remaja laki-laki di atas rooftop itu, belum sempat menggenggam tangannya, gadis itu sudah lebih dahulu terjun ke bawah sana.


🏍️


"AAAAAA" Gabriella terbangun dengan nafas yang memburu dan tubuh berkeringat, mimpi itu lagi?.

Sudah hampir 3 bulan mimpi itu terus saja menghantuinya, ada apa dengan dirinya saat ini? Lagi dan lagi, memang tidurnya tak terganggu namun, rasa takut tentu menyelimuti diri.

"Abang!" Gadis itu bergegas berlari menuruni tangga menuju tempat Sekala berada ketika mengingat hal yang ia lihat pada mimpinya. di gazebo taman tepi kolam renang, ini sudah pukul 08.00, ini adalah rutinitas Sekala setiap hari liburnya untuk mengisi waktu luangnya dengan membaca buku novel.

"ABANG!" ucapnya langsung menubruk tubuh Sekala dan memeluknya erat.

Sekala hanya diam tak bergeming menatap gadis itu, sebelah alisnya terangkat tanda keheranan. Apa yang terjadi? Baru saja sepuluh menit yang lalu ia selesai menengok gadis itu dikamarnya. Gadis itu tertidur pulas dan nyaman, lalu kenapa sekarang seperti orang ketakutan?

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang