Chapter 9

8 3 7
                                    


Mau sejauh apapun kamu berjuang, jika yang dia inginkan bukan kamu maka kamu tidak akan menang


Ellacil

Al, lagi ada di mana?
tas gue kan masih ada di Io

gak gue bawa

IH KOK GITU! ATM-NYA DI TANYAIN BANG SEKALA!


"Gemesin banget ketikannya." Alvaro terkekeh kecil di tempat.

Ellacil

ke warkop depan sekolah,buruan. 1 menit gak dateng gue buang nih tas

"Weh! Pimpinan Varios sendirian aja nih," ujar Adnan setelah melepas helmnya.

Mendengar suara yang tidak asing itu Alvaro mengalihkan perhatiannya. Sekitar 10 murid SMA Tunas Bangsa kompak turun dari atas motor mereka masing-masing kemudian berjalan angkuh menghampiri cowok itu.

Mata Alvaro terus bergerak mencari keberadaan ketua dari mereka, namun nihil, dia tidak menemukan kehadiran laki-laki itu. Alvaro sendiri cukup speechless dengan keberanian anak Axer yang terang-terangan datang ke warkop tanpa didampingi oleh ketua mereka.

Cowok itu berdiri setelah meletakkan ponselnya di samping tas Gabriella. Ia menggulung lengan sweater hitamnya siap memberikan pelajaran pada kumpulan cowok-cowok itu walau kini dirinya kalah telak jika di pandang dari jumlah orang.

Tapi dalam hal bela diri belum tentu mereka yang akan menang bukan?

BUGH!

Begitu mendapatkan satu pukulan di wajah, Adnan memundurkan langkahnya. Tak terima, laki-laki berkulit eksotis itu mulai mengomando teman-temannya.

"SERANG WOY! HABISIN SAMPE MAMPUS!" teriak Adnan.

BUGH!

BUAGH!

Alvaro mendapatkan pukulan berturut-turut dari beberapa anak sampai ia terhuyung ke belakang.

BUGH!

Satu anak Tunas Bangsa langsung tumbang karena pukulan Alvaro. Melihat ganasnya pukulan cowok itu membuat beberapa lawannya mengambil langkah mundur.

"Bangsat! Takut lo pada?" tukas Dewanga yang membuat teman-temannya kembali melayangkan penyerangan. Dengan lihai Alvaro menangkis setiap pukulan yang lawannya berikan.

BUGH!

Alvaro tersungkur karena pukulan Adnan. Adnan yang belum merasa puas langsung menghujani pukulan bertubi-tubi ke arah Alvaro yang mulai lengah. Bahkan Alvaro pun tidak sempat membalas.

Mendengar kegaduhan di depan, Buk Wati langsung mematikan kompor dan langsung berlari ke luar. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Alvaro yang di keroyok oleh beberapa anak remaja.

"Ya Allah! Uwes... Uwes... Ojo ribut!" pekik Buk Wati khawatir melihat keadaan Alvaro.

Setelah mendengar teriakkan Buk Wati, Adnan bangkit dari posisinya. Puas sekali rasanya ketika melihat kondisi lemah seorang Alvaro sekarang ini.

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang