CHAPTER 7

11 3 0
                                    

Typo bertebaran, tandai bagian yang typo biar aku mudah buat revisinya!

Klik bintang di pojok kiri bawah!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan spam dandelions di kolom komentar 🌼

Perlahan kelopak mata Gabriella terbuka. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah langit kamar bercat putih dan bau obat yang menyeruak di hidungnya, menandakan dia sedang berada di UKS sekarang.

Ia mengubah posisinya menjadi duduk sempurna, tangannya memijat kening ketika sedikit merasa pusing di kepalanya. Matanya melirik jam dinding yang berada di UKS. Mata gadis itu membola seketika.

"Jam 5?” Secepat kilat ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Terlihat tiga puluh pesan dan delapan belas panggilan masuk dari Sekala di sana, pasti kakaknya itu tengah khawatir karena dirinya yang belum pulang hingga sore hari.


Langsung saja Gabriella turun dari atas brankar dan berjalan cepat menuju kelas, guna mengambil tasnya. Ketika di koridor sekolah yang suasananya amat sepi karena sekolah yang sudah di bubarkan, tidak sengaja dia berpapasan dengan Alvaro yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Cowok itu langsung menghadang jalan gadis itu. "Mau ke mana?"

"Pulang." Gabriella hendak kembali melanjutkan langkahnya.


Hap!

Namun, Alvaro lebih dulu menahan pergelangan tangan gadis itu. "Gue anter."

"Gak usah, gue bawa mobil," tolak Gabriella tak enak hati. "Kok lo belum pulang,Al?"

"Menurut lo? Gue masih di sini nungguin siapa?"

"Gue?" ucap gadis itu dengan muka bodohnya, Gabriella menunjuk dirinya sendiri.

"Gue tau lo ga peka, tapi gue mau jujur, kalo sebenernya gue udah jatuh. Intinya, gue suka sama lo!" ucap Alvaro tanpa basa-basi membuat Gabriella terdiam sejenak.

gadis itu cukup terkejut mendengar penuturan laki-laki di depannya, tak lama dia menghela napas. "Sorry, Al. Gue nggak bisa."

Ada rasa sakit ketika mendengar penolakan langsung dari gadis itu. Jawaban itu benar-benar jauh dari dugaan Alvaro sendiri.

"Kenapa gak bisa?"

"Tau Bang Kala orangnya gimana kan? ga mudah buat deketin gue."

Satu alis Alvaro terangkat ke atas. "Terus?"

Gabriella memandang cowok dihadapannya dengan tatapan tidak percaya. Jawaban macam apa itu.

"Bang Kala ga bakal kasih Lo izin Al,"

Kedua tangan Alvaro dilipatkan di depan "Gue gak perduli, Sekala udah setuju kok."

Gabriella yang sudah merasa frustrasi mengusap wajahnya dengan kasar. Ia membalikkan badan dan kembali melangkah menuju kelasnya. Berbicara dengan cowok keras kepala itu juga percuma, hanya akan membuang-buang waktunya.

"Pulang bareng gue. Gue tunggu di parkiran."

Walaupun mendengar, Gabriella tidak merespon, gadis itu tetap berjalan hingga memasuki kelasnya yang sudah sepi.

Setelah duduk di kursi, tangannya membuka resleting tasnya dan mengambil beberapa kotak obat di sana.

Gabriella mengambil beberapa kapsul dan meminumnya. Gadis itu kembali terdiam dengan mata yang sibuk menatap kotak obat pribadinya.

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang