Chapter 01

39 13 1
                                    

ABELLA POV ON

"Ah! Kepalaku! Sial*n, bangs*t, breng*ek, ^#£÷&÷£'," ribuan makian keluar dari mulutku. 

"Itu bahasa apa tante?"

Aku menatap pelan ke samping, "tante? TANTE KATAMU?!" Aku menaikkan sebelah bibirku, dan menjentikkan jariku.

"Loh!" Aku kembali menjentikkan jariku berkali-kali. "Lah?"

"Tante kenapa? Tanteee..., Leo laparrrr," ucap anak kecil, berjenis kelamin pria itu.

Aku menatap anak itu, dari atas sampai bawah. Rambutnya terlihat berantakkan, bajunya terlihat dekil. Menjijikkan.

Aku langsung berdiri, "aku tidak peduli kamu siapa. Tapi jangan dekat-dekat denganku, aku tidak suka manusia kotor sepertimu."

Namun anak kecil bernama Leo itu, tiba-tiba menarik bajuku. "Leo lapar..., Daddy-nya Leo hilang."

"Terus? Yaudah cari saja bapakmu, jangan sentuh-sentuh," ucap Abella, menatap sekeliling tempat tersebut. "Ini dimana? Kenapa semua warnanya hijau, apa bumi bentuknya seperti ini."

"Ini dihutan, tante. Tapi Leo tersesat, Leo pisah sama Daddy. Sudah dua hari Leo menghilang," ucap anak itu, tapi aku tidak peduli.

"Leo lapar," ucap anak itu, berulang kali.

"Jadi? Manusia pendek sepertimu mau apa? Mau makan dagingku?" Aku memutarkan bola mataku, dan mulai melangkahkan kakiku meninggalkan anak tersebut.

"Tantee..., Leo mau pulang." Aku menatap anak kecil itu, dengan ujung mataku. Menyebalkan.

"AKU JUGA MAU PULANG."

"Tantee..., Leo sudah tidak kuat berjalan. Tante jalannya pelan-pelan," ucap Leo.

"Aku tidak peduli, walaupun kamu akan mati disana." Aku memutarkan bola mataku, dan terus mencari lubang hitam agar aku bisa meninggalkan tempat ini.

Gubruakk....

Suara itu, membuatku menoleh kebelakang.

"Mati? Baguslah."

"Tantee..., Leo sudah tidak kuat."

"Aku tidak peduli, dan aku tidak akan menguburmu. Karena hal itu sangat merepotkan, dan mengotori kuku-ku."

"Tann..."

"Panggil aku RATU. Maka aku akan menolongmu."

"Mami."

Aku langsung menoleh kebelakang, "KENAPA DIDUNIA INI, TIDAK ADA YANG MAU MEMANGGILKU RATU."

Aku menatap Leo yang terlihat sangat lemas, aku berjalan kearahnya.

"Panggil aku Ratu."

"Mami.."

"Ratu!"

"Mami.."

"RATU!"

"Ma.." Leo perlahan menutup kedua matanya.

"Ti. Mati? Bahkan aku tidak melakukan apapun, seseorang tetap bisa mati."

Aku menundukkan tubuhku, dan memegang anak kecil tersebut pelan.

"Anak ini..." aku kembali menyentuh nadinya, "bagaimana bisa, dia memiliki nadiku?"

Aku terus memegang bagian leher anak itu, untuk memastikan hal tersebut.

"Sial*n! Bagaimana bisa nadiku, ada padamu." Aku langsung menggiggit jari telunjukku, dan mengeluarkan sedikit darah. Darah tersebut, kuoleskan pada anak itu.

Sepuluh menit kemudian, anak tersebut membuka kedua matanya pelan.

"Leo tau, mami pasti bakal tolongin Leo," ucap Leo sambil tersenyuk tipis.

"Tidak tuh, karena ada hal berharga ditubuhmu," ucapku.

Beberapa menit kemudian, puluhan orang terlihat berjalan mendekatiku.

"Ah sial*n! Apakah mereka mengejarku, sampai disini?!" Aku mengendong Leo, sambil memundurkan beberapa langkahku.

"Ja-jangan takut ma, itu daddy!"

"Daddy? Jenis apa itu? Dewa baru? Apa dia kuat?" Aku terus memundurkan langkahku.

"Daddy sangat kuat ma! Dia lebih kuat dari Iron Man, dan Captain America Ma."

"Leo!" Teriak seorang pria, berlari kearahku.

Aku terus menjentikkan jariku berkali-kali, berharap kekuatanku kembali.

"Terima kasih, telah menyelamatkan anak saya," ucap pria itu, yang langsung menarik Leo.

"JANGAN SENTUH DIA!" teriakku, yang menarik tangan Leo. Karena nadi anak itu, akan mengembalikkan kekuatanku.

"Bener dad! Jangan sentuh Leo, Leo mau bareng mami." Leo memelukku semakin erat.

"Kamu kenapa Leo?" Pria itu, menatap ke arah Leo.

"Dan dia siapa?"

"Dia maminya Leo!

"Tidak tuh, aku tidak mengakuinya. Dia akan segera menjadi bawahanku," ucapku, menatap Leo dengan ujung mata.

Pria itu terlihat menaikkan sebelah alisnya.

"Jika Leo tidak mau ikut, bawa mereka berdua pulang," ucap pria itu, membuat dua orang yang dibelakangnya berjalan ke arahku.

Aku terus menjentikkan jariku, namun hasilnya nihil.

"Panggil aku Ratu, maka aku akan melepaskannya. Tidak perlu menggunakan kekerasan," ucapku, yang membuat mereka menarik paksa tubuhku. Membuatku sedikit takut. Sedikit saja ya.

"Dasar gila." Pria itu, langsung membalikkan badannya, dan berjalan pergi.

○○●○○

Komenn sama voteenyaaa donggggg, butuh bgt nih. Moga cerita ini bakal hype. Aminnnnnnn. Dan bakal disukai banyak orang jugaaa. Amin...

Sebenarnya saya besok ujian lohhhh 🤧

A CRAZY EVIL GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang