CHAPTER 04

41 9 0
                                    

"Kamu sudah mencari informasi tentang wanita itu?" Kenzo, terus menatap CCTV rumahnya, sambil bekerja. Ia takut, bahwa wanita itu akan melakukan sesuatu pada Leo.

"Bahkan pihak kepolisian, tidak bisa mengetahui darimana asal wanita itu. Tidak ada satu data pun, tentangnya," ucap Sean, tangan kanan Kenzo.

"Wanita itu, terlihat bahaya. Dia tidak boleh lebih lama, tinggal di rumahku," ucap Kenzo, menutup beberapa berkas yang baru ia tandatangani.

●●●●●

Leo duduk di sofa, sambil menonton kartun kesukaannya, Upin dan Ipin. Ditemani oleh Abella, sambil meminum susu coklat yang dibuat oleh Leo.

"Enak susunya, mami? Ini susu kesukaan Leo."

"Tidak tuh, tapi sering-seringlah buat untukku," ucap Abella, meminum susunya hingga tetesan terakhir.

"Mami, tadi ada perempuan yang deketin Leo. Keknya dia suka sama Leo," ucap Leo, merebahkan tubuhnya di sofa sambil menatap Abella lama.

"Tapi dia jelek, Leo enggak suka," ucap Leo, menghela nafasnya kasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tapi dia jelek, Leo enggak suka," ucap Leo, menghela nafasnya kasar.

"Ya itu benar, jauhilah orang jelek. Tidak bagus untuk keturunan," ucap Abella, yang sebenarnya tidak peduli dengan ucapan Leo.

"Tapi kata papa, tidak boleh melihat seseorang dari wajahnya," ucap Leo, dengan wajah cemberutnya.

"Iya.., itu. Karena, papamu jelek," ucap Abella, asal ceplas-ceplos.

"Emangnya mami cantik?"

"Leo, dengarkan 'Ratu' baik-baik. Ratu itu, wanita tercantik di dunia ini. Maka itu, banyak orang yang membenciku. Salah satunya, bapakmu," ucap Abella, menunjuk ke seorang pria yang baru masuk ke rumah.

Kenzo menatap Abella dengan wajah datar, tanpa ekspresi.

"Jadi, apakah ingatanmu sudah kembali?" Tanya Kenzo sambil melepaskan sepatunya.

"Apakah aku hilang ingatan?" Abella menatap Kenzo, bingung.

"Jika tidak, dimana rumahmu?"

"Rumah, rumah, rumah. Sudah kukatakan berapa kali, aku tidak memiliki rumah. Jika bentuknya petak, kecil, dan murah. Aku tinggal di istana," ucap Abella meletakkan gelas susu itu, ke meja.

Kenzo menghela nafasnya, "setiap berbicara denganmu, aku pasti menghabiskan satu kotak panadol."

"Panadol? Apa itu?" Abella menaikkan sebelah alisnya.

Kenzo menghiraukannya, "setidaknya, beritahuku namamu."

"Semua orang akan mati, jika menyebut namaku."

"Semua orang akan mati, jika menyebut namaku," ucap Kenzo, bersamaan dengan Abella, sambil memutarkan bola matanya. Kesal.

"Katakan saja, mati itu. Urusan belakangan," ucap Kenzo, memegang keningnya.

"Jika begitu, namaku adalah..., apakah kalian semua penasaran?" Abella tersenyum lebar, melihat Kenzo dan Leo bergantian.

Leo membulatkan kedua matanya, "Iya! Penasaran."

"Katakan saja!" Tegas Kenzo.

"Tidak mau tuh, saya suka membuat seseorang mati penasaran," ucap Abella, kembali memberi wajah datarnya.

Kenzo menutup kedua matanya, dan menghela nafasnya kasar. "Angel? Hailee? Gabriella?"

"Nama kampung seperti apa itu?" Abella, berjalan ke arah dapur, dan mulai mencari eskrim.

"Jadi siapa namamu?" 

"Huruf depannya A, belakangnya A."

Kalau tidak buat seseorang sakit kepala, bukan Abella namanya.

"Agustina? Ayaka? Ayuna? Akilla?  Agura? Ashilla?"

"Abella." Abella langsung menolehkan wajahnya, menatap ke arah suara itu.

"Leo? Bagaimana kamu tahu?"

"Bukannya, nama kamu lebih kampungan. Dari nama yang kusebut tadi?" Kenzo menggiggit bibir bawahnya, an menghela nafasnya kesal.

"Karena waktu mami jatuh di hutan, Leo mendengarkan ada seseorang yang menerikaki nama itu," jelas Leo dengan wajah polosnya.

"Jadi, kenapa tidak bilang ke papa?"

"Papa tidak pernah bertanya pada Leo," ucap Leo, menatap wajah Kenzo yang terlihat pusing.

"Kamu sudah terlalu banyak berteman dengan tante itu," ucap Kenzo, menatap Abella yang sibuk membongkar seisi lemari es.

"Papa, itu mami. Bukan tante," ucap Leo.

"DIMANA ESKU?!" teriak Abella.

Brughhh...

Abella mematahkan pintu lemari esnya.

"ABELLA! APA YANG KAMU LAKUKAN!"

"Lemari ini, mengambil semua eskrimku. Aku akan mematahkan seluruh tubuhnya."

Kenzo mengacak rambutnya kesal. "Kenapa ada saja, tingkah menyebalkanmu itu?! Rasanya, aku ingin meninggalkanmu dijalanan."

A CRAZY EVIL GIRLWhere stories live. Discover now