2

36.6K 3K 17
                                    


Selamat membaca!!!

Sepuluh, nilai yang Rayta berikan untuk sekolah barunya ini. Tidak salah SMA Hazel dikatakan sebagai SMA paling bergengsi dengan peringkat satu berturut-turut sebagai sekolah SMA yang paling banyak peminatnya di kalangan orang tua murid. Fasilitas, gedung, sampai guru-gurunya pun begitu fantastis.

"Rayta kita berpisah di sini." Reymond didepan kelas Rayta mendorong bahu gadis itu untuk memasuki kelas barunya. " Ayo masuk kamu harus berkenalan dengan baik bersama teman-teman baru kamu." Ucap Reymond kembali berusaha mendorong tubuh adiknya yang tetap tak bergeming dari depan pintu.

"Aku tidak mau masuk ke kelas."

"Kenapa?"

"Aku ingin melihat kelas Kakak dulu."Kata Rayta terdengar tidak ingin di bantah.

"Kelas kakak berada di gedung yang berbeda dari kelas sepuluh."Jawab Reymond lelah." Terlalu jauh, nanti kamu bisa terlambat mengikuti pelajaran di kelas."

"Aku tidak peduli." Ucap Rayta santai yang memancing lirik tajam dari Reymond."Jangan menatapku seperti itu. Kakak Jahat sekali aku hanya ingin melihat, hanya ingin melihat kelas kakak sebentar." Tekan Rayta terdengar ngotot.

"Baiklah." Akhirnya Reymond dengan enggan menyetujui keinginan adiknya itu.

Rencanaku berhasil, bukankah untuk menang kita harus mengamati musuh yang ingin kita bantai. Rayta tersenyum miring sambil merangkul lengan ramping kakaknya.

Dalam perjalanan menuju gedung kelas sebelas, Rayta tidak henti-hentinya memegang-megang pergelangan tangan Reymond yang begitu kurus seperti seorang wanita, disana sama sekali tidak ada otot seorang pria sejati.

"Kakak, mulai  besok kita harus rutin melakukan olahraga setiap sore dan pagi hari." Ucap Rayta tiba-tiba.

"Kenapa? Kakak rasa tubuh kakak baik-baik saja." Kata Reymond aneh.

Mendengar hal itu Rayta mendegkus dan  mengangkat tangan Reymond keatas.

"Lihat tangan kurus dengan tulang menonjol ini. Apa kakak pikir kakak sehat. Seharusnya sebagai seorang pria kakak setidaknya harus mempunyai otot untuk menghajar para perisak sialan itu." Kata Rayta sinis.

Reymond tercengang. " Jangan berbicara kasar seperti itu di sini."Ucapnya sambil menggeleng tegas.

"Kenapa? apa orang-orang di tempat ini begitu sensitif terhadap bahasa kasar padahal anjing-anjing itu sudah terlebih dulu berkata sama kasarnya denganku?"Tanya Rayta sarskasme.

"Lebih tepatnya kami tidak menyukai keributan gadis bermulut pedas."

Rayta menoleh kebelakang tatkala merasakan kerah seragam sekolahnya di tarik kebelakang, Rayta mendelik jelek melihat visual wajah pria ini yang sama persis seperti pengenalan tokoh dalam Novel Obsesif yang dia baca.

Jika tidak salah, pria ini bernama Loxsa dia  ada di dalam urutan pemeran Figuran. Teman, Jey sekaligus pria yang paling banyak menganggu kesehatan mental kakaknya. hingga akhir novel pria bajingan ini baru mati di tangan jey yang baru tahu bahwa  kesehatan mental Reymond  selama ini terganggu karena ulah Loxsa.

"Lepas bajingan." Desis Rayta tepat di wajah Loxsa yang tadi menunduk menatapnya.

Sebuah senyuman kecil yang membawa jejak kebengisan terlihat di bibir Loxsa.

"Wah... Reymond aku tidak menyangka kau memiliki seorang teman perempuan yang menarik."

Reymond sudah mengepalkan tangannya begitu erat. Selama ini Reymond tidak peduli jika Loxsa terus menerus menyiksa dan mencuci otaknya dengan kata-kata kasar dan cibiran yang terdengar memuakkan. Namun, untuk adiknya Reymond tidak akan terima begitu saja.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now