18

14.6K 1.5K 137
                                    

Selamat membaca!!!

Jangan lupa kasih dukungan kalian 🔥

Tandai typo?

Part;18 Jey's secret.

Dari jarak jauh Rayta melihat interaksi Reymond bersama Jey di ujung lorong taman sekolah kelas sepuluh yang sedang sepi. Sepasang netra Ruby gadis itu menatap tajam bak Elang pemburu yang sedang mengincar mangsanya.

"Lama." satu kata akhirnya terucap dari mulut Rayta setelah sekian lama hanya terdiam menatap Reymond dan Jey.

"Nona peri ingin minum?"

Tundra tersenyum manis seraya memberikan kaleng soda berukuran besar pada Rayta. Rayta menoleh ia lupa jika Tundra mengikutinya dan tidak kembali ke kelas seperti Aeera.

"Tidak."

"Bajingan apa kau tidak ingin tahu apapun?"

Rayta terkejut mendengar suara Jey di ujung lorong sana. Rayta mengeram pelan tatkala melihat Jey menarik kerah seragam sekolah Reymond. Jika disini ada Edwin mungkin ia sudah menyuruh lelaki itu untuk menghajar Jey. Sayangnya lelaki itu harus mengikuti Ayahnya ke luar kota selama satu minggu. Rayta menghela napas panjang ia kemudian meraih kaleng soda ditangan Tundra dan berjalan dengan langkah cepat kearah kedua lelaki yang asik berbicara.

"Eh, nona peri?" Tundra menatap kepergian Rayta penuh tanda tanya, hanya sesaat sebelum Tundra menyeringai melihat ke mana perginya Rayta. "Aku sangat menyukai keributan." lanjutnya seraya berjalan mengikuti Rayta.

Setelah melepas tangannya dari kerah seragam sekolah Reymond.Jey menekan jari telunjuknya pada dada lelaki itu,"Bodoh, kau pikir hanya kau saja yang terluka disini. Kami juga sama terlukanya jadi berkerja samalah breng--"

Bugh!

Satu kaleng soda berisi penuh itu melesat dengan kecepatan di atas rata-rata mengenai bagian samping wajah lelaki bersurai pirang, kejadian tak terduga barusan membuat Jey berhenti berbicara dengan mulut yang kini melongo melihat lelaki dihadapannya terhuyung kebelakang hingga ambruk tak sadarkan diri. Jey tahu Reymond memang memiliki tubuh yang lemah tapi bisa-bisanya dia pingsan menggunakan wajah masternya di tempat umum seperti ini.

"Sial, wajah Masterku." Jey berteriak kelabakan tatkala mendapati wajah Reymond yang sudah pingsan membengkak sebagian.

Sementara itu Rayta sang pelaku utama pelemparan benda tersebut tampak menutup mulutnya tak percaya. Ia meleset sungguh! Bagaimana bisa kemampuannya dalam melempar benda menjadi seburuk ini.

"Lemparan yang bagus nona peri. Yah, meskipun meleset."

Rayta menoleh sengit. "Berisik."katanya ketus.

Rayta kemudian berjalan terburu-buru menuju tempat Reymond meninggalkan Tundra yang sudah tertawa geli atas respon Rayta.

"Nona peri sangat manis ketika marah. bibirnya yang merah muda tampak cantik ketika berbicara ketus. Ah, benar bagaimana rasanya bibir nona peri? Pasti rasanya manis seperti madu bukan?"Tundra tertawa kecil seraya terus berbicara sendiri tanpa memperdulikan kedua orang yang sudah ribut di depan sana.

*

*

Beberapa menit kemudian kedua orang berbeda jenis kelamin masih saja berpandangan sengit satu sama lain selama sepuluh menit itu, sesekali mereka melirik Reymond yang tak kunjung bangun.

"Wajah Masterku yang berharga telah dirusak oleh iblis wanita ini. Aku harus segera membeli produk kosmetik ternama untuk mengembalikan wajah master."Batin Jey dengan mata yang masih bertatapan sengit dengan Rayta.

Nyasar Di Novel BL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang