48 - Amarah Seorang Istri

2.3K 194 6
                                    

"Loh kenapa? Dia kan pinjem mobil, ya harus mau balikin ke orangnya dong."

"Katanya rumah kita kejauhan, dia gak mau bayar ongkos mahal balik ke rumahnya lagi."

"Lah, temen kamu aneh banget Mas." Ziara tak habis fikir, adakah orang seperti itu? Meminjam barang orang namun enggan membalikkan ke rumahnya dengan alasan tak mau bayar ongkos balik.

"Yaudah tunggu aja, kita solat aja dulu di masjid sekolah," usul Fathan seraya membuka mata.

"Iyah."

Fathan segera melepaskan pelukannya, lalu merubah posisi menjadi duduk untuk bersiap-siap pergi ke masjid yang letaknya di belakang Uks.

Mereka berdua mulai beranjak pergi.

Diluar ruangan terlihat banyak para siswa dan siswi yang berjalan menuju masjid untuk salat berjamaah. Tak sedikit juga yang memperhatikan mereka berdua karena berjalan sambil berpegangan di koridor.

"Kayanya istrinya pak Fathan."

"Waduh guru ganteng gue gandeng cewek."

"Pak Fathan kan emang udah nikah."

"Hm, istrinya gak cantik-cantik amat sih menurut gue."

"Ih tapi manis tau, liat aja serasi sama pak Fathan."

"Pantes pak Fathan tergila-gila sama istrinya orang istrinya semanis itu woi!"

"Rumornya istrinya juga alumni Sma ini tau."

"Hooh woi! Pak Fathan suka sama istrinya pas masih sekolah."

"Aduh beruntung banget."

Gerombolan para siswi membicarakan kisah Ziara dan Fathan dari jauh sehingga mereka berdua tak dapat mendengar apapun perbincangan para siswi itu.

Fathan dan Ziara berhenti di depan masjid yang ramai.

"Sayang, nanti abis salat kamu langsung tunggu Mas di luar ya. Soalnya rame banget," pesan Fathan takut tak menemukan istrinya di kumpulan banyak para siswi.

Bagaimana tak ramai, total murid yang bersekolah di Sma 1 Lamiar ini hampir 900 orang. Pukul jam 12:00 itu adalah waktu istirahat, sholat, makan sampai jam 12:45 dan untuk waktu pulang sekolah pukul 13:30.

Ziara menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas."

"Yaudah kamu masuk duluan," suruh Fathan menunggu Ziara masuk ke tempat wudhu perempuan.

"Iya, Mas."

Ziara segera membuka sepatunya lalu masuk ke tempat wudhu khusus perempuan yang tertutup.

Setelah Ziara benar-benar tak terlihat, Fathan segera jalan ke tempat wudhu laki-laki yang posisinya di samping kanan masjid sedangkan untuk tempat wudhu perempuan di samping kiri masjid.

Ziara duduk telat di belakang gorden pembatas laki-laki dan wanita seusai mengambil wudhu dan memakai mukena yang tersedia di masjid. Tenang, mukena di masjid ini terjaga kebersihannya karena setiap 2x sehari di cuci oleh pengurus masjid.

Salat berjamaah belum di mulai karena masih banyak yang masih mengambil wudhu bahkan ada yang baru datang.

Tak sengaja Ziara melihat telapak kaki seorang lelaki yang duduk di depannya. Ia dapat melihatnya karena gorden pembatas tak sampai ke bawah, masih terlihat sedikit jika jamaah laki-laki duduk di depan gorden.

Puluhan detik ia memperhatikan telapak kaki seorang pria itu sampai membandingkan semua kaki pria yang terlihat olehnya. Mengapa ia sangat mengamati kaki pria yang di duduk di depannya? Jawabannya karena. 'Kaya kaki Mas Fathan.'Batinnya bertanya dalam hati.

DAMBAAN GURU TAMPANWhere stories live. Discover now