Welcome and happy reading!
Enjoy, gak boleh tegang.
•°•°•°•
APA yang pernah kamu pikirkan tentang sekolah pembuangan? Ya, berisi murid yang dibuang sebab tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh sekolah asal. Di sinilah sekarang, Black High School; sekolah perkumpulan sampah.
Reduce, reuse, recycle.
Seperti yang kita ketahui bahwa; reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, dan recycle berarti mengolah kembali atau daur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat.
So, murid di sekolah ini sama-sama sampah, bedanya ada yang bisa didaur ulang, ada yang bisa digunakan kembali, dan ada yang sudah tidak berarti apa-apa. Semuanya tergantung—
Brak!
—sampahnya.
"Jena! Lo kemarin kempesin ban motor gue, 'kan?!" tuduh seorang laki-laki berpakaian urakan setelah mengebrak meja, hal yang membuat gadis yang disebut namanya terlonjak tidak terima.
"Dih! Enak aja lo nuduh gue!" sembur Jena.
Jenaya Wirata. Ketua ekstrakurikuler bela diri sekaligus preman sekolah. Si pembuat onar karena tingkahnya di luar nalar. Siapa yang berani berurusan dengan gadis itu, mulut pedas dan tinjunya pasti melayang!Tapi, beda lagi jika dengan laki-laki yang tadi memulai perkara, itu karena—
"Gila lo, untung aja gue—"
"Tinggal pompa lagi susah amat!"
—lawan bicaranya lebih langganan ruang BK daripada Jena.
"Lo tuh ya—"
"Cowok kok ngomel, berisik banget kayak omongan tetangga," cibir Jena dengan mendelikkan matanya. "Duh kasian anak geng lo, masa ketuanya dikempesin ban motor aja nanges," lanjutnya mengejek.
"Lo—"
"Apa? Mau ngatain gue?"
"JENAYA!" Detik itu juga, Alden mengejar Jena yang sudah membuat ancang-ancang untuk kabur.
Ya, namanya Alden. Alden Candra Ardana. Ketua geng penguasa sekolah yang terkenal play boy, pemain hati perempuan tapi tetap saja banyak yang mau. Si pembuat onar pertama sebelum Jena. Di mana ada Alden, di situ kekacauan!
"Kalian! Berhenti!"
Langkah Jena dan Alden spontan berhenti ketika suara guru BK yang sudah familiar di telinga menginterupsi. Kejar-kejaran mereka mengganggu para guru yang sedang mengadakan rapat—itu karena mereka masuk ruangan rapat tanpa sopan santun dan malah mengacaukan.
Detik yang dilakukan selanjutnya, Jena dan Alden saling pandang. Melambaikan tangan kepada guru yang menatap nyalang, lalu tersenyum menantang. Sekoyong-koyong sampai kaki kembali berlari secepat kilat kabur dari ruang rapat.
•°•°•°•
Byur!
"Heh, kalau jalan liat-liat dong!" sentak gadis berambut panjang sepinggang, ketika seseorang tanpa sengaja menabraknya. Hal yang membuat minuman yang semula dipegang menjadi tumpah membasahi seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah-Sampah Semesta
Teen Fiction"Kadang orang melakukan sesuatu bukan karena suka, tapi karena dia butuh." -Hustara Salsabella Bukan tentang murid jenius dengan segudang prestasi, tetapi tentang murid buangan yang tidak punya tujuan pasti. Harusnya menyelamatkan masa depan, tapi m...