Chapter 2

418 38 5
                                    

Entah mengapa tidur malam ini sangat menyenangkan bagi Jisoo hingga ia berat untuk membuka mata, bagaimana tidak ia bisa tidur seranjang dengan orang yang ia sukai sejak lama sangat bahkan bisa dibilang Jisoo terobsesi kepadanya.

"Buka mata mu." Ujar dia.

Berlagak seperti orang yang menyesali tapi sangat menyukai, itulah Jisoo. Tidak seperti buku panduan yang ia baca dia sama sekali tidak merasakan sakit dibagian bawah nya bukan kah tadi malam mereka melakukan itu? Tapi mengapa dirinya lupa apa yang terjadi di malam mereka.

Bangun bangun laki laki itu bersikap cuek seperti tidak ada yang terjadi, sudah biasa bagi nya Tuan menyakiti hati kecil itu tapi mengapa kali ini lebih sakit ketika ia mengatakan bahwa tadi malam adalah yang pertama dan terakhir, bahkan lebih sakit mengetahui bahwa yang satu melakukan dengan tulus dan yang satu dengan rasa terpaksa.

Kembali lagi saat mulut tajam itu kembali mengeluarkan ucapan yang menembus ke dalam hati nya tertusuk tusuk saat diingatkan, pagi hari ini gadis itu benar benar diberi sarapan pagi ternyata orang yang selama ini ia sukai telah menyadari nya bahkan betapa besar obesesi Jisoo. Sangat sakit saat dibandingkan dengan Nyonya besar.

"Yang aku lakukan adalah agar kau memberikan ibu mu kepada Ell dia sangat menyayagi nya bahkan ibu mu juga."

"Maafkan saya, Tuan jika saya kelewatan saya akan menjaga batasan."

"Oh ya satu lagi Tuan perlu Tuan ingat anda tidak perlu melakukan itu, sejak kecil memang ibu saya sangat menyayagi Nyonya Ell jadi sebelum anda meminta saya sudah memberikan nya." Lanjut lagi gadis itu dengan tegas.

***

"Iffie, selamat pagi kenapa wajah mu muram sekali biar ku lihat kau tidak seperti biasanya." Perempuan yang lebih tua menghampiri nya, ia memiliki kaki yang panjang, rambut pirang, mata yang lumayan sipit tapi itu cocok untuk wajah nya yang terlihat tomboy.

Jisoo langsung mengandeng tangan sahabat nya, ia sangat lemas hari ini kenyataan menampar begitu saja tanpa aba aba. Biasanya di pagi hari ia menceritakan Tuan yang sangat baik hati menurut dan versi dirinya sendiri.

Entahlah perkataan itu menusuk sampai ke dalam hati tentu gadis itu ingin menangis sejadi jadi nya. Ia sudah merasakan bagaimana direndahkan oleh orang orang bahkan seisi kampus yang mengetahui bahwa Jisoo adalah anak diluar nikah ia terus di caci maki, direndahkan beasiswa yang capek capek ia kejar terancam putus sekarang orang yang merendahkan nya adalah orang yang sangat ia sukai.

"Jangan menangis. Yang ia katakan benar, hormati dia sebagai majikan bukan sebagai orang yang kau sukai." Ucap Viy menenangkan sahabat nya yang tengah dibutakan oleh cinta bertepuk sebelah tangan.

"Mau es krim? Kita ke toko es krim."

"Em, tidak hari ini. Di rumah hanya ada aku yang melayani Jungkook mereka semua pergi menemani Nyonya keluar negeri."

"Jungkook, Jungkook dan Jungkook. Awas saja jika dia macam macam dengan mu, Jisoo aku mempunyai kekuasaan jika ada apa apa datang padaku aku akan membantu mu."

***

Biasanya Tuan akan pulang malam atau mungkin dia tidak pulang selama Jisoo tinggal di Mansion ia jarang melihat Tuan kalau sudah bekerja pulang, dia lebih sering tidur di perusahaan daripada di Mansion.

Gadis itu telah menyiapkan beberapa makanan yang disukai oleh Tuan telah tersedia di meja makan hanya tinggal tunggu Tuan pulang saja. Gadis itu mengetahui bahwa Tuan tidak akan pulang tapi bukankah ini kewajiban dirinya sebagai pembantu.

Semua orang ikut pergi ke luar negeri Jisoo ditinggal sendirian otomatis ia harus membersihkan Mansion yang luas ini sendirian, sangat lelah 5 jam lebih Jisoo membersihkan ruang tamu, ruang makan bahkan kamar tamu. Rasanya semua tulang ini patah begitu saja.

Have an Affair Donde viven las historias. Descúbrelo ahora