Chapter 6

322 25 4
                                    

Entahlah mereka berdua, Jungkook dan Jisoo sudah terbiasa berinteraksi dan mematuhi perintah dari satu sama lain, yang bisa menimbulkan ketegangan atau kesalahpahaman antara mereka. Namun, tidak seperti yang diharapkan oleh Jungkook gadis itu akankah dia benar benar menutup hati untuknya?

Dalam suatu momen, Jungkook merasa keberatan untuk membentak Jisoo yang selalu ceroboh, Jungkook merasa kesal karena tidak mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan keberangkatan nya untuk bertemu sang istri yang sedang diluar negeri.

Pria itu terkadang terkejut saat gadis yang selama ini ia lihat sebagai gadis ceroboh, penakut pembangkang, tidak patuh kini menjadi gadis dengan penuh percaya diri ia menjadi lebih dewasa dari sebelum nya. Jungkook tentu merasa terkejut gadis itu mampu mendewasakan sifaf dan sikapnya.

Setelah sebulan yang lalu, Jungkook dan Jisoo memilih untuk berbicara menjaga jarak diantara mereka hubungan yang seharusnya tidak mereka jalani. Jungkook mengaku merasa sangat tertekan dengan hubungan mereka yang mungkin terbilang intim dan terjadi begitu saja.

Sedangkan, Jisoo mengungkapkan bagaimana ia menyukai Jungkook. Gadis itu merasa dihargai dan dipercaya oleh Jungkook dan mengakui bahwa dia mulai memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Jungkook. Sayang nya, ia harus mengetahui bahwa Jungkook bukan lah pria yang lajang.

Mereka memutuskan untuk memutuskan hubungan satu sama lain menjaga perasaan mereka untuk menghormati Ell, tidak ada lagi ucapan kasar mereka benar benar terlihat sebagai majikan dan pembantu tidak ada lagi perdebatan diantara mereka.

Bagi Jisoo yang dilakukan pria itu sudah cukup dimana dia memberikan Jisoo beasiswa selama Jisoo berada di kampus itu, gadis itu juga mendapatkan gaji tiga kali lipat karena telah melayani Jungkook sendirian selain itu Jungkook akan mengeluarkan uang untuk membiayai Jisoo.

Jisoo pikir itu adalah hal yang terbaik dan untuk kuliah nya itu  paling penting sangat penting baginya dia harus mewujudkan menjadi seorang seniman lukisan dan membuat karya terlebih lagi dengan uang yang akan ia dapatkan ia ingin bertemu dengan ayah dan kakak di Korea selatan.

"Tugas ku belum selesai! Arghhh!" Jisoo tampak frustasi menyelesaikan tugas melukis di kanvas yang berukuran sedang ini, ia melirik ke ponsel sudah jam sebelas malam.

"Dosen menyebalkan bagaimana bisa menyelesaikan ini dalam satu malam."

Jisoo tidak bisa menahan ngantuk ini tubuhnya sudah sangat lelah untuk melukis lagi, "Dan aku mengantuk, tapi aku tidak bisa menyelesaikan ini."

Seseorang masuk saat gadis itu tertidur lelah di lantai ia menghampiri nya, melihat wajah gadis itu tak lama kemudian dia bawa Jisoo tanpa membangunkan nya ia juga menyingkirkan semua barang barang yang berada diatas tempat tidur.

Sebentar ia menatapi Jisoo lagi lalu pria itu berkata, "Aku di sini untuk membantu, Jisoo. Tidur lah dengan pulas kau tidak perlu khawatir."

Dia menyadari bahwa ia sering kali terpesona oleh senyuman yang diberikan Jisoo dan dia sering mengeluarkan sikap positif. Ia merasa senang dapat membantu Jisoo dan ia juga merasa nyaman di sekitarnya.

Dia mulai memutuskan untuk mulai melanjutkan lukisan di kanvas. Ia merasa terkejut dan terpesona pada lukisan Jisoo dia gadis yang sangat baik dalam melukis, caranya melukis sama persis dengan bagaimana ia melukis. "Ini tidak sulit."

Semalam pria itu melanjutkan lukisan Jisoo tanpa henti ia mengerjakan nya dengan tulus ia berhati hati sampai tidak sadar baju nya juga terkena cat air, sebentar lagi sudah mau jam 3 pagi tapi lukisan nya masih belum selesai mungkin membutuhkan waktu satu jam lagi.

"SEDANG APA KAU DISINI?!" Suara itu terdengar sangat keras setelah dia membuka pintu.

Jungkook melipat kedua tangan nya bersandar melihat kekacauan di kamar Jisoo, kanvas yang Jisoo bawa pulang bersama cat warna yang tak sedikit tumpah ke lantai dan gadis itu malah tertidur pulas di atas tempat tidur. Sangat ceroboh tidak mengetahui ada orang yang masuk.

"Hei! Jangan lari!" Nada Jungkook sedikit ia tingikan ada wajah yang mengatakan ia tidak menyukai pemandangan seperti ini.

***

Pagi mulai terang, Jisoo keluar dari kamar dan ia sangat terkesan dengan karya lukisan yang sudah jadi sangat cantik jika sudah kering. Kepala gadis itu lumayan pusing di pagi hari ini ia tidak mengigat bagaimana Jisoo menyelesaikan lukisan ini.

Tok tok tok

"Pak Mikkle" Ucap Jisoo saat seseorang itu masuk.

"Wah, lukisan mu bagus juga kau mengerti dengan baik apa itu seni." Mikkle seorang seniman lukisan terkenal sekaligus dia adalah orang yang banyak menginspirasi Jisoo. Tidak sangka ia bisa tinggal bersama Mikkle seniman terkenal yang tampan.

Jisoo tak sengaja melihat tangan kanan Mikkle yang ia sembunyikan di belakang terlihat ada noda cat warna, walau ia sadar bHsa Jisoo sudah melihat nya tetapi dia masih kekeh menyembunyikan itu.

Jisoo sedikit tersenyum menatap lukisan dibawah, "Benarkah, tapi bukan aku yang sepenuhnya membuat ini."

Ia bersiap siap sebentar lagi jam kelas seni lukis sambil bersiap siap ia mengeringkan hasil lukisan. Jisoo turun melihat dua laki laki yang satunya sedang meminum secangkir kopi dan membaca buku dan satu lagi tengah melukis di kanvas yang kecil.

"Kau ingin ke kampus? Mari aku antar." Ujar inisiatif Mikkle mau mengantar Jisoo ke kampus.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri aku pamit dulu."

Jisoo merasa ada sedikit rasa bersalah kepada pria itu ia bersikap cuek kepadanya bahkan saat bertemu menatap mata itu ia tidak bisa bukan kah Jisoo sudah seharusnya berterima kasih gadis itu merasa tidak enak dengan suasana tadi. Bagaimana lagi ia melamun sampai di halte bus, cukup jauh dari rumah ia tidak bisa balik lagi tapi ia akan memberikan hadiah kecil untuk rasa terimakasih nya

Beberapa menit kemudian gadis itu asik menikmati perjalanan seperti biasanya tak lupa mendengar lagu itu adalah kebiasaan yang tidak akan pernah bisa dihilangkan. Tanpa sadar bus ini dari tadi di ikuti oleh satu mobil dari belakang ia terus mengikuti bus ini.

Dua puluh lima menit yang lalu setelah Jisoo berangkat, Jungkook membiarkan gadis itu pergi ia menutup buku dengan sedikit kekecewaan dia berhenti meletakan cangkir kopi dan buku diatas meja. Hari ini jadwal nya sedikit longgar ia bisa menghabiskan waktu bersantai nya di rumah, mengenai perasaan nya ia sedikit bingung mengapa dirinya kecewa satu kata yang membuat hati nya hancur.

Mikkle Zeick pria 27 Tahun seorang seniman lukisan yang mencintai keindahan siapa sangka hobi nya dapat membuat ia terkenal dengan karya karya yang ia ciptakan terlebih lagi Mikkle punya daya tarik sendiri dia sangat ceria dan hangat membuat nya menjadi incaran para gadis.

Mikkle menghentikan aktivitas nya, sekarang sahabat yang ia kenal selain dingin dan cuek tambah satu sifat buruk nya yaitu emosian. “Jung, aku titip lukisan ini aku ingin keluar sebentar.”

“Sebentar? Kenapa tidak lama saja, sekalian pergi dari rumah ini.”

“Kau kejam”

Sebelum gadis itu bangun Jungkook sudah membuang baju kaos hitam yang tadi ia pakai juga celana panjang nya bukan hanya di buang tapi ia juga membakar nya di halaman belakang. Dan dia lupa pekerjaan nya tadi malam menyelesaikan masalah di perusahaan, ia sudah mencoba tadi malam untuk fokus tapi sayang nya itu tidak mudah.

“Astaga Ji Ju, aku yakin kau yang akan meneruskan perusahaan ini.”

Jungkook mungkin berpikir sudah saat nya ia menyerahkan posisi CEO Perusahaan Grup Z.E.N kepada adik nya yang berada di korea selatan, walau Ji Ju kini lebih menyukai menjadi aktor dari pada mengurus perusahaan mau tidak mau dia harus menjadi CEO anak kandung keluarga LEXXON

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jun 21, 2023 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

Have an Affair Onde as histórias ganham vida. Descobre agora