That Girl's Best Friend - Part 1

0 0 0
                                    

Dia suka aku, katanya.

Aku juga seneng banget berteman dengan Jennie. Cuma sama dia aku bisa benar-benar jadi diriku sendiri. Jennie adalah seorang biseksual yang lebih cenderung tertarik dengan wanita, jadi aku nggak perlu jaim-jaiman sama dia. Karakterku sebagai cowok feminin pun bisa keluar apa adanya. Apalagi dia anaknya easy-going, jadi dia bisa membuatku yang socially-awkward dan introvert parah ini menjadi manusia yang lebih..... 'normal'.

Yah, nggak normal-normal amat juga sih! Hahaha....

Kita ngechat hampir setiap hari. Ngobrol dengan Jennie itu entah kenapa nggak pernah ada habisnya. Mungkin karena dia ada darah Perancis jadi aku selalu punya banyak pertanyaan tentang negaranya tersebut. Dia juga suka cerita tentang pengalamannya, sambil sesekali gantian aku yang curhat nggak jelas ke dia. Kadang kami membahas LGBT dan mengutuki para homophobia. Tapi kadang juga bahas hal-hal nggak penting kayak boyband-lah, komik-lah, hukum di Perancis-lah, indomi-lah, macem-macem deh pokoknya! Aku nggak pernah senyaman ini ngechat sama seorang cewek.

Jangan-jangan emang ngechat sama cewek itu nggak asik ya? Kecuali sama Jennie :)

Kita juga pernah jalan bareng beberapa kali. Pernah sama temen-temen komunitasnya, juga pernah berdua aja. Serunya adalah akhirnya aku bisa menunjukkan ke-gay-anku. Wkwk... Cara ngomongku benar-benar berubah kalau sama Jennie. 180 derajat! Bener-bener nggak "cowok" banget pokoknya! Kalau menurutnya aku hanya bersikap 'di luar stigma tentang cowok pada umumnya'. Jennie adalah cewek yang benar-benar open minded dan bisa nerima orang apa adanya.

Pernah waktu kita jalan berdua kita beli balon banyak terus berlarian di taman kayak anak kecil. Kita tertawa lepas banget. Sore itu dia juga, ehem, mencium bibirku. Bercanda sih konteksnya. Tapi ya aku jadi agak sebel soalnya aku kan masih murni hetero nggak kayak dia.

"Aku kan masih suka cewek! Kalau aku jadi suka kamu gimana?!" hentakku.

"Iya iya, maaf," kata Jennie sambil sedikit menahan tawa,"Abisnya...."

"Abisnya apa??!" tanyaku yang sudah sangat marah.

"An, maafin aku ya? Aku tahu aku nggak sopan. I shouldn't have done that.... Nggak bakal lagi deh! Janji," kata Jennie sambil memegang bahuku yang memunggunginya.

Aku diam. Sejujurnya aku masih agak syok waktu itu karena aku nggak pernah dicium cewek sebelumnya.

Jennie lalu berkata lagi, "Do you want me to buy you an ice cream?"

"Okay!" teriakku spontan.

Akhirnya abis itu suasana reda kembali haha... Sebenarnya taktik-beli-es-krim itu aku duluan yang mulai sih. Aku pernah nggak sengaja ngotorin album K-popnya pake kue pas aku berkunjung ke rumahnya. Untungnya saat itu dia juga nggak marah-marah amat, padahal albumnya mahal banget lho!
***
Ada yang berbeda hari ini.....

Jennie ngechat aku berkali-kali, tapi nggak kubales. Aku bener-bener berharap dia ngerti kalau aku merasa agak canggung. Akhir-akhir ini Jennie suka cerita tentang gebetan barunya. Cewek, namanya Srey. Kebetulan Srey berdarah bule asli, cuman orang tuanya memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Jennie kenal Srey di komunitas LGBT-nya. Aku pernah ditunjukkan fotonya. Cantik sih, tipe yang misterius-arogan gitu. Jennie benar-benar "tergila-gila" sama Srey. Cuman Srey ini agak populer dan baru, jadi dia merasa kesulitan untuk mendekati Srey. Apalagi Srey ini demiseksual, yang artinya (kayaknya salah sih) dia susah tertarik sama orang lain.

Aku sendiri nggak ngerti kenapa aku jadi merasa canggung kayak gini. Aneh aja rasanya dengerin Jennie curhat dia suka seseorang. Bukan karena dia cewek dan suka cewek lain, tetapi lebih ke..... cemburu.

Ya, sepertinya aku jadi agak cemburu. Aku jadi merasa bersalah sama diriku sendiri. Aku merasa bener-bener inkompeten sebagai seorang cowok. Aku merasa nggak bisa menarik perhatiannya layaknya cowok normal. Dan di sisi lain, seolah-olah orang yang paling berharga bagiku sedang direbut oleh orang lain. Aku takut semuanya bakalan berubah kalau Jennie sudah punya pacar. Aku takut kembali sendiri dan kesepian seperti dulu...

Lagu-Lagu LusianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang