07 - Belajar

19 4 2
                                    

Tasia Side

Semenjak dari wawancara kepanitiaannya, Tasia mulai disibukkan dengan kegiatan persiapan ospek dan ujian akhir semester. Setelah kelasnya selesai, ia akan latihan untuk persiapan ospek dan pulangnya agak lebih malam dari biasanya. Dan hari ini juga sama.

Di sela-sela istirahatnya, Tasia akan mengeluarkan buku-bukunya untuk belajar. Besok ada dua ujian yang harus dia hadapi. Ia berjalan memasuki ruang kelas yang menjadi tempat basecamp anak-anak panitia ospek untuk beristirahat. Ia mengeluarkan buku tebal dan buku catatannya. Seketika tenggelam dengan kesibukannya.

Tubuhnya sudah lelah namun ujiannya lebih menakutkan. Tasia tak ingin gagal dalam ujiannya besok. Lebih telatnya, Tasia tak ingin gagal dalam ujian apa pun. Ayah dan ibunya sudah bekerja keras membiayai pendidikannya. Ia tak ingin mengecewakan mereka. Sekalipun mereka juga tidak pernah merasa dikecewakan oleh Tasia. Akan tetapi, Tasia selalu ingin memberikan yang terbaik. Makanya, Tasia selalu menjadi seorang pelajar aktif dari bangku SD hingga kuliah. Tasia terlibat di beberapa kompetisi, kepanitiaan, dan choir.

"Tasia, lagi ngapain?" Suara Syabil memecah konsentrasinya.

"Eh, Syabil. Ini lagi belajar buat besok." Jawab Tasia. Syabil kini sudah berada tepat di depannya.

"Gak capek, Tas? Habis latihan trus lanjut belajar."

"Capek sih. Tapi mo gimana. Besok gue ada ujian."

"Wuih. Semangat Tas."

"Thanks." Balas Tasia yang diakhiri dengan senyumannya.

Syabil tak beranjak dari kursi. Ia memperhatikan guratan wajah Tasia yang terpaku dengan buku tebalnya. Tangan perempuan dihadapannya sibuk menulis sesuatu.

"Latihan hari ini udah selesai, ya." Ucap seseorang yang terdengar dari arah luar ruang kelas. Sontak Tasia dan Syabil, yang berada di dalam kelas menoleh ke arah luar. Mereka segera berdiri dan berjalan keluar. Teman-teman lainnya baru saja keluar dari barisan dan segera mengambil barang-barang mereka.

Nando berbalikkan badannya dan melihat Syabil dan Tasia berada di depan pintu. "Udah selesai kak?" Ucap Tasia.

"Lu mau latihan sendiri?" Jawab Nando.

Tasia tersentak dengan jawaban seniornya. "Eh... Enggak.. kak.. makasih.. kak.." jawabnya canggung.

Nando beralih menatap Syabil, "lu juga sama, mau mantau hantu kampus latihan juga?"

"Gue mau liat lo, yang lagi pms." Jawab Syabil cengengesan. Nando mendengus kesal. Nando berjalan ke dalam ruang kelas dan mengambil barang-barang.

"Lo dua, pulang sana. Tasia besok latihan seperti biasanya." Nando menatap Tasia. Lalu pandangan Nando beralih ke Syabil, "lo kalo mau dateng ato gak terserah lo." Nando lekas pergi meninggalkan keduanya

"A ye.. captain." Syabil memberi hormat pada Nando yang sudah membelakangi mereka.

Tasia segera membereskan buku-bukunya. Lalu mengambil tasnya. Syabil menunggu Tasia di depan pintu kelas. Tasia segera mempercepat langkahnya ke arah pintu. Syabil menutup pintu kelas itu dan menguncinya.

"Tasia, kamu bawa motor?"

"Bawa. Tapi motor aku di kosannya Qilla."

"Aku anterin ke kosannya Qilla. Tapi temenin aku nganterin kunci ke pak satpam, ya?" Mereka berjalan meninggalkan ruang kelas. Seisi kampus sudah sepi. Tasia mengangguk. Mereka berjalan menuju pos satpam yang berada di depan kampus.

Syabil menyerahkan kuncinya kepada pak satpam. "Kamu tunggu di sini, aku ambil motor dulu."

"Bil, kosannya Qilla deket kok. Aku jalan aja."

Drawing Our Moments [On Edit]Where stories live. Discover now