10 - Bring Back Memories

23 5 2
                                    

Tasia Side

Flashback still on

Kepulangan Sofyan membuat Tasia kegirangan tak main-main. Tasia tak henti-henti memeluk lengan Sofyan, tak bisa berlama-lama jauh dari Sofyan, bahkan ia akan menelpon Sofyan ketika Sofyan beranjak ke kamar mandi sejak lima menit yang lalu.

"Kamu lama amat di kamar mandinya?" Ucap Tasia pada seseorang di seberang telpon.

"Astaga! Baru berapa menit doang kita pisah. Kamu dah nelpon."

"Hehehe. Aku dah kangen. Cepet ya."

"Iya. Iya. Aku matiin ya." Sofyan mematikan telpon mereka. Ia segera mempercepat urusannya di kamar mandi, mencuci tangannya, dan berjalan menghampiri Tasia yang sedang duduk di meja nomor 06.

Sofyan duduk tepat di depan Tasia. Tasia tersenyum memandangi wajah, yang sudah sejak lama hanya bisa lihat pada layar laptop, kini terpampang jelas tepat di depan matanya.

"Kamu kok gak bilang mau balik? Kalo bilang aku gak bakal ngambil kepanitiaan ini. Biar puas kita nge-date-nya."

"Aku sengaja gak bilang. Biar surprise-in kamu." Ucap Sofyan sambil mengacak rambut Tasia pelan lalu mengenggam tangannya.

"Ah! Cie... Akhirnya bisa kencan juga. Malem minggu gak bakal bengong di rumah nih." Goda Ayah pada Tasia dan Sofyan.

Ayah membawa nampan dengan dua gelas jus melon dan dua roti sandwich. Lalu meletakkannya di atas meja Tasia dan Sofyan.

"Ah! Om bisa aja. Makasih om." Ucap Sofyan.

"Perjalanan dari New York ke sini berapa lama?" Ayah kini dudukkan dirinya di samping putri semata wayangnya dan berhadapan dengan kekasih putrinya.

"Lumayan om. Perjalanannya sekitar 20 jam-an dan transit di Dubai dulu."

"Hm... Pantesan, seharian aku chat gak bales."

"Habis ini kalian mau kemana? Kamu gak istirahat, Yan." Tanya Ayah lagi. "Perjalanan kamu cukup jauh. Lebih baik istirahat dulu. Kalian keluar pas sore aja."

"Oke sore aja. Kamu pengen makan pecel lele depan sekolah kita dulu, kan?" Tanya Tasia pada Sofyan.

"Hm.. iya. Sore aku jemput di rumah ya."

"Oke."

Setelah menghabiskan roti sandwich dan jus melon, Tasia mengantarkan Sofyan ke depan pintu cafe. Di depan cafe, sudah ada taksi yang telah dipesan oleh Sofyan.

"Aku pulang dulu ya. Dah!"

Tasia melambaikan tangannya saat Sofyan telah pergi bersama taksinya. Ayah dan Ibu tersenyum melihat Tasia yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah, kegirangan. Putri mereka semacam mendapatkan suntikan imunisasi kebahagiaan.

🌸🌸🌸

"Dah siap, Sia?" Ucap Sofyan yang sedang berhenti di depan rumah Tasia dengan sepeda motor gede kesayangannya. Tasia mengunci pintu pagarnya.

"Dah." Ucap Tasia saat menaiki jok motor Sofyan. Sofyan akhirnya menanjak gasnya. Tujuan pertama mereka adalah kedai pecel lele yang berada di sebrang sekolah mereka dulu.

Sesampainya di sana, mereka langsung memesan dua porsi pecel lele, satu es teh manis, satu es jeruk, dan satu kol goreng. Setelah selesai memesan, mereka memilih tempat duduk. Pilihannya jatuh pada tempat duduk yang menghadap gedung sekolah SMA mereka dulu.

Drawing Our Moments [On Edit]Where stories live. Discover now