11

3.1K 275 29
                                    

"Zean..ih, ngeselin banget sih . Sini nggak, gue aja yang makan ,".

"Dih, enak aja. Nggak, nggak boleh. Orang tadi ada notenya buat aku .Dosa loh nggak jadi ngasih makan ke suami ,".

Suara pertikaian kecil terdengar dari arah dapur, Mbak Sumini yang baru pulang dari pasar pun hanya menggeleng melihat sang pemilik suara itu yang tidak lain adalah Adzean dan Marsha. Namun, meski begitu Mbak Sumini juga tidak marah, ia justru gemas melihat pertikaian kecil sepasang suami istri muda itu.

Marsha melihat keberadaan Mbak Sumini pun, mempoutkan bibirnya dan beranjak menghampiri.

"Mbak , Zean ngeselin..,"Marsha merengek mengadu pada Mbak Sumini.

"Masa ngasih sarapan mau di minta lagi mbak, "saut Adzean sembari menyuap nasi goreng yang Marsha masak untuknya, meski ia tidak tahu kapan istrinya itu memasan, akan tetapi ia yakin itu masakan Marsha karena ada note kecil disamping piring dengan kata kata terimakasih.

Marsha mendengus kesal. "Tau'ah, kalian berdua ngeselin ,"ucapnya sembari menghenta kecil kaki kirinya, kemudian berlalu meninggalkan dapur.

Adzean tersenyum penuh kemenangan dan ia pun kembali melanjutkan sarapanya, hingga nasi goreng dipiringnya itu habis tanpa sisa.

"Hahh...,"Adzean menghela nafas lega, setelah meneguk segelas jus jeruk yang juga di siapkan oleh Marsha.

Srek...Adzean menyambar jasnya yang tadi ia letakan di kursi.

"Mbak, berangkat dulu ya ..,"pamit Adzean pada Mbak Sumini.

"Hati hati ,jangan ngebut nyetirnya ,"ucap Mbak Sumini.

Adzean hanya mengacungkan ibu jarinya dan beranjak meninggalkan dapur. Namun, sebelum ia keluar dari rumah ia kembali ke kamarnya.

Ceklek...Adzean membuka pintu kamarnya, dan senyumnya terukir tipis mendapati Marsha duduk di atas tempat tidur masih dengan wajah kesal.

"Masih pagi kok udah ditekuk aja wajahnya ,"ucap Adzean, berlutut dihadapan Marsha.

"Biarin, "ketus Marsha.

Lagi, Adzean memgulas senyum tipisnya. Dan tanpa permisi, ia mencium kening Marsha cukup lama.

"Nasi gorengnya enak kok, besok boleh lah buatin lagi. heheh, "ucap Adzean, menatap kedua mata Marsha yang menatapnya kaget karena ia yang tiba tiba memberi ciuman di kening.

Adzean beranjak dari posisi berlututnya, mengulurkan tangan kanannya. Dan Marsha, kembali menatapnya dengan tatapan bingung. Namun, ia hanya diam tanpa menarik tanganya. Sampai pada akhirnya, Marsha meraih tanganya dan mencium tanganya layaknya seorang istri ketika menghantar suaminya pergi.

Apa yang Marsha lakukan, kembali membuat Adzean mengulas senyumnya.  "Mulai pagi ini, aku mau sering sering kaya gini sama Kamu. Dan kamu nggak boleh nolak ,"ucapnya.

Marsha melebarkan kedua matanya. "Kok maksa ,"kesalnya.

"Nggak, itu kan kewajiban istri ..,"ucap Adzean dengan senyum manisnya.

Marsha hanya mendengus dan Adzean pun berlalu meninggalkan kamar dengan senyum lebarnya.

Ceklek...suara pintu tertutup dan kini didalam kamar hanya ada Marsha.

Brugh...Marsha membanting punggungnya diatas kasur, ia menutup wajahnya dengan bantal untuk meredam teriakannya. Dan ia yakin, kini kedua pipinya merah merona seperti tomat.

Sementara itu di dapur, Mbak Sumini membersihkan alat masak dan piring kotor. Ia dengan cepat membersihkan itu sebelum Marsha keluar dan ingat masih ada nasi goreng di atas kompor. Mbak Sumini melakukan itu bukan karena tidak suka, hanya saja Mbak Sumini tidak ingin Marsha menikmati garam bertoping nasi goreng dan jus jeruk yang mengandung Asam sitrat lebih banyak dari pada umumnya.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang