33. DIA BENAR-BENAR SUDAH PERGI

188 20 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen 💐
Selamat membaca☄️


Azure pun sampai di rumah Alaska yang kini sudah ramai orang.

Ia hanya bisa terdiam tak bisa berkutik.

Sekitar pukul 17:00 jenazah sampai di rumah duka.

"Kak Alas!!" Azure di peluk oleh Zergan.

"Ini semua salah aku kak..."

"Sstt ini semua bukan salah lo dek, ini emang takdir. Kita juga gak tau bakal kayak gini"

"Kenapa gak pada bilang Alaska sakit?? Kalian semua tega!"

"Maaf... Maaf... Dia cuman bilang jangan pernah kasih tau ini ke kamu" Jelas Tama.

"Sekarang aku mau nanya, kak Alas sakit apa?"

"D-dia sakit lupus..." Jawab Fadil.

Beberapa jam kemudian...

Jenazah akan segera di kubur.
Azure ikut pergi ke pemakaman Alaska, walaupun dengan hati yang tengah hancur.

Setelah di makamkan, sedikit demi sedikit orang-orang mulai pulang.

Dan kini hanya tersisa Azure, Zergan, dan temannya.

Kenangan bersama Alaska terus teringat di kepala Azure saat ini.

Bila waktu bisa di putar, ia ingin memeluk Alaska untuk terakhir kalinya.

"Kak katanya mau main lagi sama aku? Kok sekarang malah gini..."

"Coba aja kak alas bilang.. aku gak bakal marah atau pun kecewa. Aku mau kita habisin waktu kita sama-sama sebelum ini semua terjadi"

"Udah ya?" Faris mengusap usap pundak Azure.

"Neng mah kuat, ikhlas ya? Kasian Alaskanya"

"KAK ALAS... AKU JAHAT KAK!!" Azure memeluk makam Alaska.

"Neng udah ya neng, ikhlasin aja. Umur mah gak ada yang tau, apa lagi Alaska gak suka neng nangis. Udah ya?" Septian mencoba menenangkan Azure.

"Maafin aku kak... Aku bikin kamu jadi kayak gini..."

"Kita pulang ya?" Zergan menuntun Azure ke mobil. Azure dengan tatapan kosongnya itu kini kembali menangis.

"Aku ikhlas kak..."

Alaska Samudra Cardellion
Bin
Gibran Galan Kefarel

-selamat jalan Alaska

Hai
Malah....
Jangan lupa vote dan komen 💐

An important mission [End]Where stories live. Discover now