4. Secret

358 47 1
                                    

Sashi menatap jengah sang Kakek, memijat-mijat pelipisnya. "Sampai kapan Eyang diemin aku?" masih tidak ada suara, terkurung di ruang kerja sang Kakek sejak pagi bukanlah hal menyenangkan bagi Sashi. Di temani suara detak jam tua yang tergantung di dinding, Sashi mulai bosan.

Danuar bangkit, menghampiri Sashi yang tengah membolak-balik majalah tanpa minat. "Yoshua bukan orang yang mudah." Sashi mengangguk setuju.

"Om cuma butuh menantu keluarga Roldan, dia ga akan perduli kayanya kalau bukan Sashi sekalipun."

Danuar menggeleng tidak setuju, rahangnya mengeras. Sorot matanya yang tajam membuat Sashi terdiam.

Menurut Sashi, tidak ada yang salah sama sekali tentang ucapannya barusan, mungkin Om Yoshua akan menerima cucu perempuan Kakek yang lain, terpenting baginya adalah kerja sama perusahaan.

"Kamu menyodorkan gadis itu sama saja melempar kotoran kepada mereka Sashi."

"Eyang tidak punya cucu perempuan selain Kamu." tegas Danuar, Sashi hendak protes tetapi Danuar sudah mengangkat tangannya tanda tidak ingin di bantah sama sekali.

Menghela napas panjang, "Kalandra mencintai Alura."

Tubuh Danuar seperti mati rasa, menatap kedua mata cucunya dia mencari-cari celah kebohongan tetapi yang di temukan sorot mata kepedihan. Sashi menundukan kepalanya, tidak berani menatap lebih lama Kakeknya.

Kenyataan itu menghantam Danuar, berusaha menahan gemuruh dalam dadanya. Dia membawa Sashiana kedalam pelukannya.

"Tolong jangan buat Aku seperti Mama."

Sontak Danuar terkesiap, "Sashiana..."

Entah dosa apa yang telah di lakukannya dulu, hingga keluarganya harus mengalami hal seperti ini.
Aib yang selalu di tutupi Danuar, kini perlahan mulai naik kepermukaan sedikit demi sedikit menampakan wujudnya.

"Aku yang akan bayar kompensasinya, Eyang hanya perlu menemui keluarga Adhitama dan memutuskan secara resmi."

"Jika Kalandra memang berkhianat, kenapa kamu tidak mengumpulkan bukti di banding kamu harus membayar kompensasi?" Tanya Danuar, dia kembali ke meja kerjanya.

"Eyang..." Sashi tidak bisa melanjutkan ucapannya, lidahnya terasa kelu. Perasaannya mendadak was-was, menyeret Alura sama sekali tidak ada dalam rencananya. Karena Sashi cukup tahu betapa kejamnya Om Yoshua, untuk sekarang Alura masih belum di bawah lindungan keluarga Roldan. Danuar masih sangat keras kepala tidak ingin mengakui keberadaan Alura. 

"Eyang tidak perduli jika Kalandra dan gadis itu memiliki hubungan. Yang jelas selama Eyang masih hidup, dia tidak akan pernah menyandang nama Roldan. Tidak usah memikirkan kompensasi itu tanggung jawab Eyang."

"Arifin." suara mengelegar Danuar memanggil asistennya terdengar nyaring, penuh tenaga.

Dengan langkah tergopoh-gopoh, lelaki memasuki usia empat puluhan itu menghampiri sang atasan.

"Atur waktu secepatnya untuk ketemu Yoshua, pastikan minggu ini. Lalu hubungi Jaafar, ada pekerjaan yang harus dia selesaikan dalam waktu singkat." ucap Danuar, tanpa sedikit pun mengalihkan tatapan dari buku yang sedang dia baca. Salah satu cara yang selalu Danuar lakukan jika pikirannya sedang kacau, dia akan membaca buku.

Done For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang