Sedikit tanya

106 27 1
                                    

"Gue udah ngabarin anak-anak buat minta jadwal mereka weekend ini" ucap Giselle yang kini sedang berjalan beriringan disamping Jihoon.

"Bagus deh, karna mau gak mau workshop ini harus cepet terlaksana, dan ini udah dipenghujung bulan"

"Ya semoga aja mereka kali ini gak susah"

Bisa dibayangkan tidak semudah itu untuk membuat jadwal organisasi dengan anggota lengkap. Karena bagaimana pun mereka mempunyai jadwal masing-masing, terlebih jadwal pribadi yang terkadang memang sulit dikondisikan. Maka dari itu Giselle dan Jihoon harus mengagendakannya dari jauh-jauh hari.

"Gimana luka lo udah sembuh?" Giselle seketika teringat, lalu mengalihkan pandangan pada Jihoon yang sebelumnya terdapat balutan perban disisi kepalanya.

"Ah ya, lumayan lah jauh lebih baik" Jihoon tersenyum tipis menanggapinya.

"Syukurlah"

"Em.. Gi?" Sedikit terdengar ragu dengan pertanyaannya.

"Ya?"

"Maaf banget buat yang kemaren, gue takut lo kesinggung karena gue sempet teriak-teriak"

Giselle kemudian terkekeh lucu, "Gapapa, santai aja kali. Gue ngerti kok, salah gue juga gak professional ngambil keputusan."

Sebenarnya bukan sekali Giselle mendengar teguran Jihoon, dan bukan sekali juga Giselle berpikir jika Jihoon memang bersikap canggung ketika berada bersamanya seperti saat ini. Walaupun sudah hampir menghabiskan masa jabatan bersama, tetapi tetap Giselle merasa Jihoon masih membatasi pembahasan hal-hal yang bersifat pribadi dengannya. Begitu pun dengan interaksi diantara mereka tidak seperti gosip keduanya yang beredar di Kampus.

"Pasti Ningning marah ya sama lo?" Giselle menebak firasatnya. Karena sebelumnya Jihoon sama sekali tidak pernah menanyakan apa-apa terkait perasaannya.

Jihoon terlihat mengalihkan pandangan ke arah lain. "Udah biasa juga kan itu cewek emang sukanya marah-marah"

"Tapi please jangan pernah lagi bentak Ningning kaya kemarin. Ya meskipun kita tau Ningning orangnya galak, tapi hatinya lembut banget. Gak gampang buat dia nerima amarah orang lain sampe diteriakin gitu, dan soal kemarin dia keluar duluan, gue tau dia pasti nangis dibelakang kita" Giselle mengulas sedikit senyuman seolah memohon pada Jihoon agar bisa mengerti.

"Nangis?" Jihoon merasa kurang percaya dengan ucapan Giselle yang terakhir. "Lo berdua selama ini emang temen deket ya Gi?"

Tak ada jawaban, Giselle mengulum bibirnya bungkam. Dirasa ia sudah tak sengaja mengulik masa lalu dirinya sendiri, Giselle sebelumnya tidak berniat untuk membicarakannya pada siapapun. Tetapi entah kenapa tiba-tiba Giselle merasakan sedikit kepercayaan pada Jihoon untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi antara Ningning dan dirinya.

"Lo gak perlu tau, tapi dengerin aja kata gue tadi, gue mohon sama lo"

Jika hanya sekedar rekan organisasi, Jihoon pikir Giselle tidak akan sepeduli itu dengan Ningning sampai harus mengeluarkan kata mohon kepadanya.

"Iya, kemarin emang kebetulan lagi kebawa emosi aja, gue bakal coba kontrol buat kedepannya"

"Gak pernah loh gue liat Ningning care banget ke orang selain keluarganya, kaya kemarin pas lo kecelakaan sampe dia rela nunggu di rumah sakit gitu"

Hari-hari PaJi | Jihoon • NingningWhere stories live. Discover now