4

19.4K 1.5K 73
                                    

Wonwoo sudah membuat janji dengan Jihoon, dirinya sudah mulai menyelidiki tentang kematian ibunya. Dan karena hal tersebut, ia menjadi semakin jauh dengan kekasihnya sendiri meskipun satu rumah.

Terkadang, selesai bekerja Wonwoo tak langsung pulang, ia akan menghabiskan waktunya di luar, atau bertemu teman-temannya atau bahkan mengurung diri di ruang kerjanya. Jika di rumah pun, ia tidak seperti dulu berbicara banyak hal bersama Nayeon, memperhatikan kekasihnya itu dengan baik dan tentu, itu semua membuat Nayeon merasakan ada yang berbeda dengan Wonwoo.

Dan hari ini, Wonwoo akan mengetahui fakta yang sebenarnya. Ia meminta bantuan Jihoon untuk mencari informasi tentang kematian ibunya di rumah sakit tempat Jihoon bekerja karena dulu ibunya di rawat di sana.

Jihoon mengabarinya bahwa ia sudah menemukannya dan meminta bertemu dengan Wonwoo sekarang yang mengendarai mobilnya menuju EMA's Hospital, karena Jihoon bekerja shift malam dan Wonwoo tidak sabar untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.

Sampai di rumah sakit tersebut, Wonwoo langsung turun, ia berjalan dari area parkir memasuki lobi rumah sakit yang begitu luas. Ia menatap sekeliling hingga kedua matanya bertemu tatap dengan temannya. Ia dan Jihoon sama-sama berjalan mendekati satu sama lain, Jihoon kemudian mengajak Wonwoo untuk duduk di taman rumah sakit yang ada di samping kiri rumah sakit tersebut.

Jihoon membawa sebuah dokumen. "Aku mendapatkan ini dari kepala perawat." ucapnya sembari memberikan sebuah amplop dokumen berwarna coklat kepada Wonwoo. Wonwoo membukanya, membacanya tapi ia sama sekali tidak mengerti. "Kematian ibumu karena malpraktik, kelalaian perawat yang menjaganya." ucapnya kemudian.

Wonwoo menoleh ke arah Jihoon, ia mengerjapkan kedua matanya. "Apa maksud dari misfeasance?" tanyanya bingung.

"Itu sebutan istilah kelalaian dari tenaga medis yang lalai dalam melakukan kewajibannya, dan dalam kasus ibumu, kepala perawat bilang bahwa beliau meninggal karena perawat yang menjaganya dulu salah memasang tabung oksigen, tabung yang ia pasangkan kosong." jawab Jihoon.

Wonwoo terdiam begitu saja, ia kemudian membuka lembar selanjutnya, terdapat beberapa penjelasan di dalamnya tentang siapa yang meninggal dan siapa perawat yang menjaga ibunya, nama ibunya Nayeon di sebutkan di sana.

Air mata menetes begitu saja, ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Membaca bahwa ayahnya tidak menuntut pihak rumah sakit atau pun ibunya Nayeon tapi meminta ibunya Nayeon di berhentikan dan tidak boleh dipekerjakan kembali. Ia menunduk dalam, membuat Jihoon menatapnya dengan bingung.

"Apa ayahmu tidak bilang Wonwoo? Beliau menandatangani surat itu." tanyanya dan Wonwoo menggeleng kecil untuk menanggapi.

Ia segera menghapus air matanya dan mendongak. "Ayah hanya bilang bahwa kematian ibu karena penyakitnya, bukan karena hal ini." ia menatap Jihoon dengan lekat. "Apa yang harus aku lakukan sekarang Jihoon-ah?"

"Apa maksudmu?" tanya Jihoon bingung.

"Perawat ini.. ibunya Nayeon." jawab Wonwoo.

Jihoon membulat, ia sama sekali tidak mengira bahwa perawat itu adalah ibu dari kekasih pria yang duduk di sampingnya itu. "Wonwoo.. mungkin kau harus menenangkan diri terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan." ucapnya.

Wonwoo mengangguk paham, ia harus memikirkan matang-matang apa yang harus ia lakukan pada hubungannya. Mengingat bahwa ia berkencan dengan Nayeon yang tidak tahu apa-apa. "Terima kasih banyak Jihoon." ucapnya dan Jihoon mengangguk kecil untuk menanggapi.

Jihoon pamit karena ia harus kembali bekerja, sedangkan Wonwoo, ia duduk di kursi tersebut selama beberapa saat, untuk menenangkan pikirannya sebelum pulang dan bertemu dengan Nayeon. Entah akan seperti apa nantinya ia bersikap kepada Nayeon, sedangkan dirinya tidak ingin Nayeon tahu tentang sebab kematian ibunya.

The Alpha of Alphas : ENIGMAOnde histórias criam vida. Descubra agora