Pindah Kelas

175 25 7
                                    

Ingin rasanya Taufan mengumpat saat ini padatnya jalan raya membuatnya harus terjebak di kemacetan sudah lima kali ia mengecek jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 07.15 yang berarti 15 menit lagi ia akan terlambat dan jarak antar dirinya dan sekolah masih jauh. Masalahnya sekarang adalah hari senin bisa gawat jika ia terlambat dan tidak ikut upacara.

Ingin mencari jalan lain pun tidak bisa karena saat ini ia terjebak di antara mobil di tengah kepanikannya akan terlambat tiba-tiba ia merasa motornya terdorong ke depan alias ditabrak dari belakang.

"Punya mata dipakai dong!" sentak Taufan menoleh ke belakang.

Na'asnya yang menabrak motor Taufan adalah seorang ibu-ibu dan ia mendapat pelototan dari ibu-ibu itu.

"Mas yang sopan dong! Saya kan nggak sengaja lagipula salah masnya sendiri kurang maju!"

Taufan menahan emosi saat ibu-ibu itu justru menyalahkannya yang sejak tadi diam dan tidak bisa bergerak. Dia sendiri yang salah malah nyalahin orang, minimal minta maaf kek. Ucap Taufan di dalam hati, iya di dalam hati mana berani dia mengatakan itu dengan suara nyaring.

Kendaraan di depannya mulai bergerak tanpa membuang waktu lagi Taufan segera melajukan motornya bodoamat jika ibu-ibu itu terkena asap motornya, Taufan menyalip beberapa kendaraan tanpa mempedulikan teguran dari pengendara lainnya.

Dan? Dia tetap terlambat walaupun sudah membawa motornya seperti pembalap. Tenang saja ia tidak sendirian kedua sahabat baiknya ada di sampingnya begitu juga dengan Gopal.

"Lo telat karena apa, bro?" tanya Blaze

"Macet di tambah ibu-ibu rese nabrak motor gue dari belakang untung cuma lecet." jawab Taufan dengan malas

"Panas banget," keluh Thorn

Ya, mereka berempat dihukum untuk hormat ke bendera sampai jam pelajaran pertama selesai.

"Oh iya, kalian di hukum karena apaan?" tanya Taufan karena setahunya ke 3 temannya itu tidak terlambat.

"Ketahuan ngumpet di di kantin." ucap Gopal

"Ketahuan ketiduran di atas pohon." kata Thorn

"Ketahuan ngumpet di toilet." kata Blaze dengan santai

"Buset, toilet pun sampai di cek?" tanya Taufan

"Semua tempat mah di cek, Fan. Gundukan sampah daun kering pun di cek, tempat sampah setiap kelas juga di cek." ucap Blaze

"Njir, emang siapa juga yang mau sembunyi ditempat kek gitu?" tanya Taufan yang jujur saja baru mengetahuinya

"Tuh, anak kelas sebelah Adu du dan Probe. Bago Go aja pernah sembunyi di guci ruang seni." kata Gopal

Demi melewatkan upacara semua tempat yang selama memungkinkan untuk tempat bersembunyi pas di gas ajalah sama siswa badung. Bel jam kedua berbunyi mereka pun kembali ke kelas masing-masing setelah bertatapan dengan matahari.

Habis panas-panas kini dipaksa memahami mata pelajaran yang tidak disukai seperti matematika rasanya beh seperti penyiksaan terencana.  Untungnya bel istirahat berbunyi menjadi suara terindah di telinga Taufan yang kepalanya sudah berasap.

Disinilah mereka berempat ditambah Gempa sedang duduk menikmati semangkuk mi goreng buatan makcik kantin yang enaknya juara.

"Kenapa ya, mi goreng kalau di bikinin orang itu rasa enak beda? Kayak lebih enak daripada waktu kita bikin sendiri. Ya nggak?" tanya Blaze sambil mengaduk mi nya.

"Nah! Nggak salah sih, gue juga heran. Apalagi buatan makcik kantin beh sedapnya warbinasa." kata Taufan

"Makcik kantin pakai jin kali makanya rasanya enak banget." sahut Gopal

"Yaampun Gopal jangan gitu dong. Thorn jadi keinget film azab yang Thorn tonton ta." kata Thorn cemberut

"Emang ceritanya gimana?" tanya Taufan

"Ceritanya tentang penjaga kantin yang jual mi ayam yang kena azab karena pakai penglaris, jadi ada jin yang ngejilatin mangkuknya gitu biar jadi enak. Jadi nggak selera deh." kata Thorn lesu

"Sini buat gue aja." ucap Gopal yang tau-tau sudah mengambil mangkuk milik Thorn.

"Eh? Tapi Thorn masih lapar!" kata Thorn

"Telat Thorn, udah keburu dicerna sama Gopal." sahut Blaze

Gempa? Dia hanya diam mendengarkan obrolan unfaedah ketiga temanya. Gempa melirik ke arah warung makcik kantin dan benar saja memang ada yang menjilati mangkuk dan piring yang belum dicuci bedanya jin yang ini berbulu, punya empat kaki, dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di rumah mengalahkan anak kandung. Hayo tebak siapa jinnya?

Ya, Gempa memang memiliki indra keenam tapi ia tidak pernah memberi tahu siapa pun bahkan teman-temannya sendiri. Tapi Gempa merasa sedikit paranoid gimana kalau itu beneran jin? Fix, setelah ini Gempa akan membawa bekal saja.

"Hari ini kita bakal pindah kelas kan?" tanya Blaze memula obrolan dengan topik yang berbeda lagi.

"Hm? Oh iya ya, hari ini pindah kelas." sahut Taufan

"Kira-kira kita bakal sekelas nggak ya?" tanya Thorn

"Pasti seru kalau kita semua sekelas." ucap Gopal

Ya, SMA TapopsGalaxy memiliki sistem yang agak berbeda dimana setiap 6 bulan sekali kelas akan di acak dengan tujuan agar para siswa-siswi menjadi lebih akrab. Walaupun sangat tidak menguntungkan bagi siswa-siswi introvert yang baru mulai dapat teman baru, eh temannya beda kelas, di lupain, dan harus mulai dari awal lagi.

"Lo mau di kelas mana Gem?" tanya Taufan

"Dimana pun asalkan nggak bareng sama kalian." ucap Gempa dengan senyuman.

"Dih, apa maksud?" tanya Blaze

"Soalnya sekelas sama kalian bikin frustasi." jawab Gempa

Seketika hati mereka berempat terasa retak karena baru saja di tolak oleh sang murid teladan dan baik hari seperti Gempa. Tak lama terdengar pengumuman bahwa posisi kelas baru telah ditempel di mading. 

Tanpa berlama-lama mereka berlima bergegas menuju mading, sudah sangat banyak siswa-siswi di sana. Mereka punya dua pilihan ikut menerobos kerumunan atau bertanya ke yang sudah lihat.

"Eh kalian, kalian sekelas tau." kata Yaya yang mendadak muncul.

"Astaga Yaya! Bikin kaget aja lo!" ucap Gopal

"Aku sekelas dengan mereka?" tanya Gempa

"Iya Gem," jawab Yaya lalu menepuk bahu Gempa, "Semangat! Lo pasti kuat." kata Yaya

"Tunggu kita beda kelas?" tanya Blaze

"Iyap, gue sama Ying di kelas sebelah." jawab Yaya

Sedangkan Gempa sedang merenung. Apa tadi kata Yaya? Dia sekelas dengan TTM dan Gopal? Lalu tidak ada Yaya dan Ying yang akan membantunya memawangi keempat orang yang dianggap penghuni kebun binatang  yang kabur? 

"TIDAAAAAAAAAAAK!" jerit Gempa

Belum apa-apa Gempa sudah merasa tertekan duluan. Bahkan ia tidak sadar bahwa dirinya sudah di seret menuju kelas barunya.

_______________

Halooo guys aku balik lagi~

Gimana chapter kali ini? Memuaskan tidak?

Jangan lupa vote dan komen

Bye bye

See you next chapter



We Are TTM!!Where stories live. Discover now