Taksi

169 31 10
                                    

Seperti rencana mereka kemarin untuk menguras dompet Fang, kini mereka sudah berkumpul di halte bus untuk? Benar, nunggu angkot lewat karena mereka ketinggalan bis. Salahkan Taufan yang terlambat bangun sehingga mereka harus menunggu Taufan datang.

Kenapa nggak pakai mobil? Mereka belum ada yang bisa nyetir mobil. Sebenarnya Fang bisa bisa tadi dia belum punya sim dari pada ditilang kan ya lagipula nggak izinin sama Kaizo.

"Ini taksi pada kemana sih? Dari tadi nggak ada yang lewat." keluh Taufan

"Kita baru 5 menit berdiri di sini anjir!" kata Fang ia kesal mendengar keluhan yang terus menerus keluar dari mulut Taufan.

"Heh landak! 5 menit itu sudah termasuk lama ya!" protes Taufan

"Sadar! Kita jadi nunggu begini juga gegara situ telat." balas Fang

"Gue udah minta maaf ya!" ucap Taufan

"Minta maaf doang tapi tetap aja kita telat." ejek Fang

"Hoooo! Ngajak ribut itu bilang! Sini baku hantam kita!" ucap Taufan sambil menggulung lengan bajunya yang memang sudah pendek.

"Ayok! Lo kira gue takut sama kain kafan kayak lo?" tantang Fang

Sungguh demi apapun Gempa sangat kesal dengan kedua orang yang masih adu mulut sampai sekarang. Ditambah taksi belum juga datang ingin rasanya Gempa mengamuk.

"Earphone Gem?" Tau-tau Blaze sepasang earphone kepada Gempa.

"Thanks." Ucap Gempa dan mendapat anggukan dari Blaze

Gempa menatap earphone pemberian Blaze, dia baru sadar jika Blaze dan Thorn sejak tadi memang sudah memakai earphone.

Menyadari Gempa yang sedang menatap heran, Blaze pun melepas satu earphonenya agar bisa mendengar ucapan Gempa.

"Kenapa?" tanya Blaze

"Eh? Ah nggak, gue cuma heran kok kalian sudah siap sedia ngebawah earphone segala." kata Gempa

"Oh biasa itu mah, si begundal biru itu kalau udah mulai ngomel karena sesuatu pasti panjang kayak kereta api. Alias kagak bakal selesai sampai dia puas." jelas Blaze sambil menggedikkan bahu.

"Benar! Makanya kami jadi siap sedia bawa earphone deh." sahut Thorn yang berdiri di samping Blaze.

Gempa mengangguk paham lalu melirik ke arah kedua orang tadi bilang mau baku hantam tapi sampai sekarang cuma adu mulut saja.

"Biasa kalian berhenti? Sebelum dengan sukarela gue dorong kalian ke jalanan?" tanya Gempa dengan senyumannya yang khas.

"Damai Gem, damai!" ucap Taufan

"Lo sih." gumam Fang

"Dih, apaan? Lo duluan!" balas Taufan

Setelahnya mereka kembali berdebat, urat muncul di dahi Gempa.

"Ehem!" Gempa sengaja berdehem dan kembali tersenyum.

"Iya Gem, iya gue diem." kata Taufan

"Gue juga." kata Fang

"Dih, ikut-ikutan." sahut Taufan

"Terserah gue dong!" kata Fang dan mereka berdua kembali ribut.

Gempa menepuk mukanya, Blaze dan Thorn hanya bisa membantu dengan mengusap punggung Gempa mereka sudah terbiasa dengan Taufan yang sering seperti itu.

"Dey! Sampai kapan kalian mau berdiri di sana?" suara Gopal mengalihkan perhatian mereka.

Terlihat pemuda bertubuh gempal itu sudah duduk di dalam taksi sambil memang wajah datar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

We Are TTM!!Where stories live. Discover now