Chapter 2

337 54 16
                                    

TW : Implisit 🔞 scene.

Sepanjang perjalanan ke gereja, Pastor Wang hanya terdiam. Ia beberapa kali melirik ke arah Yibo.

"Memangnya ada apa dengan wajahku? Kenapa belakangan ini pada senang melihatku? Apa pesonaku begitu kuat?" protesnya.

Mendengar perkataan Yibo, Wang Han tertawa kecil. "Tidak kusangka, kau masih saja senang bercanda, Yibo," ujarnya.

Sebuah senyuman terulas di wajah tampan Yibo dan ia pun ikut tertawa bersama sosok yang selama ini ia anggap layaknya ayah sendiri.

"Apa kau tetap ingin mengejar Pride?" tanya Wang Han setelah berhasil menghentikan tawa mereka.

Yibo mengangguk. "Aku punya urusan yang harus kuselesaikan dengan dirinya."

"Kau tidak ingin kembali ke gereja? Melanjutkan kembali pendidikanmu sebagai hamba Tuhan?"

Yibo memandang ke luar jendela. "Tidak bisa, Han Ge. Aku sudah menodai sumpah kesetiaanku. Walau mungkin kalian bisa memaafkanku, tapi aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."

"Tuhan Maha Pemaaf, Yibo. Aku yakin, Dia pasti mengerti."

"Keputusanku tidak akan berubah, Han Ge. Aku mohon kau untuk mengerti," tegasnya. Wang Han yang sudah mengenal pemuda itu sejak zaman kanak-kanak, akhirnya memutuskan untuk tidak membahas masalah itu lagi.

Mereka berhenti di depan sebuah komplek apartemen, tempat Yibo tinggal. Setelah mengucapkan terima kasih, Yibo segera menuju ke lantai tiga, tempat kamarnya berada.

Semenjak keluar dari kepastoran, Yibo akhirnya memilih untuk kembali tinggal di rumahnya. Hanya saja, kali ini, ia tinggal sendirian, setelah kedua orang tuanya membeli sebuah rumah kecil di kampung halaman mereka.

Untuk menunjang hidupnya, Yibo mulai bekerja serabutan. Ia pernah menjadi pelayan toko, pengantar makanan bahkan karyawan pencucian mobil. Ketika malam tiba, Wang Han terkadang memintanya untuk menemani melakukan ritual pengusiran setan. Meskipun sudah keluar dari gereja, Wang Han tetap merasa bahwa Yibo adalah murid jenius yang dulu pernah ia ajar. Tentu saja, ia juga selalu mengirimkan uang sebagai imbalan setelah Yibo berhasil melaksanakan tugasnya.

Yibo melepaskan jaket, jam dan menghempaskan diri di sofa. Kata-kata Zhiguang masih terngiang di dalam pikirannya.

Zhan Ge sudah kembali. Apa aku harus menemuinya dan menanyakan kenapa waktu itu, dia meninggalkanku?

Pemuda itu memegang leher dan meraba tato merah di bagian belakang lehernya. Sebuah tanda yang diberikan Xiao Zhan setelah mereka menghabiskan malam penuh gairah bersama.

Yibo sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya yang tidak pernah takluk oleh godaan apapun, ternyata bertekuk lutut di depan sosok mempesona-yang saat itu- berada di depannya. Tadinya ia adalah murid kebanggaan dari angkatannya. Seorang jenius yang mampu menguasai ilmu pengusiran setan, bahkan mampu berbahasa Latin dalam waktu singkat.

Tentu saja, ketika salah seorang calon pastor mengusulkan bahwa ia seharusnya berhadapan dengan 7 Iblis besar, Yibo sama sekali tidak menolak. Ia merasa bahwa dirinya sudah mampu untuk mengatasi salah satu dari Iblis besar tersebut.

Yibo pertama kali bertemu Xiao Zhan tepat di depan sebuah klub bernama SIN. Pemuda itu tengah memikirkan apa yang harus ia lakukan ketika seseorang menyapanya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa pemuda manis yang berbincang dan menawarinya kopi di kedai yang terletak di depan klub, adalah perwujudan dari Pride. Mereka berbincang banyak malam itu. Bahkan Yibo yang teramat sangat jarang bicara, bisa dengan mudah melontarkan lelucon garing yang disambut dengan tawa dari Xiao Zhan.

The SinnerKde žijí příběhy. Začni objevovat