1

2.2K 127 58
                                    

    Di sebuah sekolah menengah di daerah ibu kota, (sebut saja) SMA Pelita Harapan. Seorang siswi bernama Amanda tengah asik berjalan sendirian seraya bermain ponselnya. Namun, ketika ia hendak berbelok ke arah lorong menuju kelasnya, bahunya ditabrak oleh seseorang dari arah depan. Hingga membuatnya mundur beberapa langkah dan ponsel digenggaman tangannya terjatuh.

“Eh, lo punya mata nggak sih?!” bentak Amanda. Bola matanya melotot tajam, tepat ke arah orang yang baru saja menabraknya. Orang yang menabrak Amanda itu meringis perih sambil menunduk ketakutan.

“M-maaf, tadi aku nggak sengaja,” lirihnya dan melirik ponsel Amanda yang tergeletak di lantai dengan layar yang terpampang retak. Jantungnya berdegup sangat kencang. “Itu, hp-“

“Retak! Lo tuh-“ Amanda menahan dirinya untuk tidak memukul manusia di hadapannya yang ternyata adalah laki-laki jangkung seusianya berjaket kulit. Raut wajahnya nampak sekali ketakutan. Amanda akhirnya memungut ponselnya yang jatuh, dan pergi begitu saja dengan perasaan teramat kesal.

“Kak! Aku minta maaf. Tadi aku gak sengaja nabrak kakak!” teriak laki-laki itu namun Amanda tak mendengarnya.

Brak!

    Callie tersadar dari lamunan setelah mendengar suara gebrakan meja di sebelahnya. Dengan malas ia menatap sang pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah teman sebangkunya sendiri, Amanda. “Apaan sih? Ngagetin gue aja,” ucap Callie.

“Diem! Gue lagi badmood.”

“Siapa sih yang bikin lo badmood, hm?” tanya Callie sambil menyenderkan siku ke meja. “Hp gue retak gara-gara ditabrak cowok brengsek,” jelas Amanda. Tangannya melempar tas ke bawah meja dengan kasar. “Cowok brengsek? Siapa maksud lo?” tanya Callie penasaran.

“Gak tau. Mukanya asing,”

“Ohhh,” jawab Callie sambil mengangguk-anggukkan kepala sok paham.

“Ohh? Cariin solusi kek.”

“Ya bawa aja ke tukang servis, bodoh!” hardik Callie dan memutar bola matanya malas.

“Dih, gitu ke gue?”

“Serah gue!” balas Callie tak mau kalah, sambil menjulurkan lidahnya memanasi sang sahabat.


***


    Bel istirahat pun berbunyi. Suasana kantin di SMA Pelita Harapan terlihat sangat ricuh tidak seperti biasanya. Tepat di bagian ujung kantin, lima remaja perempuan yang menjadi most wanted sekolah duduk berhadapan di satu meja. Selain cantik, mereka juga pintar dalam hal apapun. Mereka berlima sibuk menikmati makan siang masing-masing seraya mengobrol ria. Itu adalah Amanda dan para sahabatnya, atau biasa disebut geng Angel Wings.

     “Ada yang mau coba?” tanya Lyn, seorang gadis remaja dengan jaket hitam yang terpasang di badannya. Ia menyodorkan sebuah vape rasa anggur dari saku jaket. Lyn merupakan anak dari pemilik SMA Pelita Harapan. Meskipun kelakuannya liar, wajahnya nampak sangat menggemaskan.

     “Simpen barang lo itu. Ini masih jam sekolah, jangan memberi contoh yang kurang baik!” tegur Indira, anggota Angel Wings yang ketiga. Indira adalah sang primadona sekolah, yang saat ini tengah menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Pelita Harapan. Meskipun Indira termasuk dalam anggota geng, ia tetap bersikap profesional untuk mengatur keadaan sekolah. Dirinya tidak akan segan-segan untuk menegur bahkan menghukum sahabatnya sendiri jika mereka berbuat salah.

Lyn menurut dan memasukkan kembali vape miliknya ke dalam saku jaket. Tiba-tiba, ia mencomot satu biskuit di tangan Lia yang duduk di sebelahnya. Lyn pun memakannya dengan santai. Padahal, Lia baru saja membuka bungkus biskuit tersebut.

AMANDA [ END ] Where stories live. Discover now