16. Bolos

51 9 4
                                    

Dabel apdet























Dendam di dalam hati masih sangat bergejolak, namun misi utama juga penting. Entah kenapa kaki Helen justru berjalan ke arah lain. Alih-alih pergi ke sekolahnya, Helen malah menuju ke SMA Myungsei. Di depan gerbang sekolah itu, dia terdiam mengamati. Beberapa siswi terlihat dihukum karena seragamnya tak sesuai aturan.

Ingatan Helen memutar kembali apa yang disaksikannya semalam. Ketika Anna ditemukan keracunan dan babak belur. Helen yakin betul hal tersebut adalah perbuatan Rachel dan kawan-kawannya.

Aku akan membunuh kalian semua, brengsek!

Kaki Helen sudah melangkah maju hendak masuk ke wilayah SMA Myungsei, tapi tiba-tiba sebuah tangan menarik tubuhnya. Helen ingin berteriak hanya saja mulutnya dibekap oleh si pelaku. Saat kepalanya mendongak, dia bingung melihat keberadaan Hueningkai di hadapannya sekarang.

Dengan posisi cukup aneh dan begitu dekat, mereka bersembunyi di balik tembok sekolah. Salah satu tangan Hueningkai menutup mulut Helen sedangkan tangannya yang lain menumpu pada dinding untuk menghalangi gadis itu pergi. Mata Helen membelalak.

Tidak!

Ini terlalu dekat. Dia tidak nyaman.

Sruk

Helen mendorong tubuh Hueningkai menjauh, berhasil mengubah raut wajah yang bersangkutan jadi heran. Padahal maksud Hueningkai tadi ingin menahan Helen agar tidak bertindak gegabah.

“Kau ingin mengacaukan rencana kita?” Todong Hueningkai seketika.

“Apa maksudmu? Aku ke mari karena ingin melaksanakan rencana.” Sanggah Helen tak terima.

“Kalau begitu gunakan otakmu sebelum bertindak.”

Mendengar ucapan Hueningkai yang terkesan kasar, Helen pun menganga tak percaya. “Sialan orang ini ... Maksudmu—”

“Kau pikir aku tidak tahu alasanmu datang ke sini? Jika hanya ingin mengacau sebaiknya tidak usah keluar sekalian.” Wajah Hueningkai terlihat lebih galak dari barusan. Helen sampai tidak tahu harus menjawab bagaimana. Dia akui kalau laki-laki itu cukup menyeramkan saat marah.

“Aku ...” Helen tercekat. Jujur dia ingin menjawab karena tak ingin terkesan seperti takut, tapi mulutnya seakan menolak untuk bicara.

Menyadari perkataannya yang agak kasar dan berhasil menakuti Helen, Hueningkai pun menghela napas panjang. Sebenarnya dia juga tidak sadar telah bersikap mengintimidasi seperti tadi. “Maaf ... Aku hanya mencoba menyembunyikanmu dari kedatangan Rachel. Jika dia tahu kau dan aku ada di sini, dia pasti akan berpikir kita ada sesuatu.”

Helen mengeryit bingung. “Kau mengikutiku dari rumah sampai ke sini?” Tebaknya. Hueningkai hanya memalingkan wajah. Namun karena dia tak mengelak sama sekali, itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan Helen. “Kenapa kau mengikutiku?” Tanya Helen penuh selidik.

“Mencegahmu bertindak bodoh.” Hueningkai memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu mengarahkan pandangan pada Helen lagi. “Kau ingin bolos hari ini?” Tanyanya mengubah topik.

“Ah?”

“Mau pergi ke suatu tempat?”

+×+

Tuk

Sebuah permen kapas diberikan oleh Hueningkai pada Helen yang kini menunggu di sebelahnya. Mereka memutuskan untuk bolos sekolah bersama. Hueningkai tidak punya motif selain coba sedikit menghibur Helen usai peristiwa yang menimpa Anna. Mungkin hati nuraninya mendadak terbuka sehingga jadi cukup berempati.

Duality : The Revenge [Hueningkai]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant