WHOo?

4.3K 229 0
                                    

Disebuah ruangan yang gelap terdapat tiga orang di dalamnya. Ada dua orang menatap satu orang yang merupakan anak buahnya, orang itu menunduk takut.

"Kamu sangat tidak becus!"

"Maaf tuan"

"Ck dasar, hanya menabrak orang saja kamu tidak bisa. Tidak berguna!" Ucap salah seorang dari mereka sembari memukul anak buahnya dengan tongkat baseball.

"Pergi dari sini dan cari cara membuat mereka menderita. Jika kamu gagal lagi, jangan harap kamu masih bisa bernafas didunia ini!"

"B-baik tuan, saya permisi" Lalu orang itu berlari keluar dari ruangan itu.

Dan tersisa dua orang lainnya didalam sana, mereka hanya terdiam dengan pandangan dingin.

"Jika dia masih tidak becus, maka kita yang harus turun tangan!" Ucap salah satu dari mereka yang merupakan seorang wanita.

"Kamu benar sayang, mereka terlalu seenaknya mengambil keputusan. Maka mereka harus tau akibatnya"

***

Gavin diam termenung di ruang kerja yang berada dirumahnya, dia berpikir jika bukan Arsila maka siapa yang mencelakai Gabby. Karna setelah dia melihat CCTV yang berada sedikit jauh dari lokasi, dia melihat pengendara itu seperti sengaja hendak menabrak Gabby.

Mobil pengendara itu juga tidak dilengkapi plat nomor yang berarti hal itu memang disengaja. Gavin harus benar-benar mencari tau nya, karna jika dibiarkan bisa saja hal ini kembali terjadi.

Gavin mengambil ponsel disebelahnya lalu menghubungi seseorang untuk mencari tahu siapa pelaku dibalik semua itu.

Dan mulai sekarang Gavin juga tidak akan membiarkan Gabby berada jauh dari jangkauannya.

Dia beranjak dari kursinya lalu berjalan keluar ruang kerjanya, Gavin berjalan hendak keluar rumah. Saat melewati ruang keluarga, dia melihat orangtua nya hanya saling diam dengan pandangan sedikit, kosong? Tidak menghiraukan hal itu Gavin tetap memutuskan pergi dari rumah menuju kediaman Gabby.

***

"Loh bapak ngapain disini?"

"Ketemu kamu"

"Eleh-eleh, saya sibuk pak ngga menerima tamu"

"Sibuk apa kamu?"

"Rebahan"

Gavin mendengus geli, dia menatap luka yang berada di dengkul Gabby. Gavin kembali menatap Gabby lembut. "Masih sakit?"

"Apanya?"

"Luka kamu"

"Oh engga pak, perih dikit doang. Cuma badan saya pegel pegel"

"Besok kamu gaperlu masuk lagi, ijin cuti beberapa hari untuk memulihkan kesehatan kamu"

"Tapi pak—"

"Ngga ada tapi-tapian, nurut aja."

"Ck si bapak mah"

"—Yaudah pak mau ngapain lagi?"

"Kamu ngga mempersilahkan saya  masuk?"

"Ngga bisa pak, di rumah gaada siapa-siapa bahaya"

"Oh bagus dong, kita bisa berduaan" Seringai Gavin.

"Gelo"

Gavin terkekeh "makan seafood nya, saya pulang sekarang. Jangan banyak beraktivitas"

"Siap pak dokter"

"Dokter cinta" Goda Gavin dengan raut muka kaku.

Gabby yang mendengar ucapan Gavin menutup mulutnya seakan akan hendak muntah. Gabby semakin bersikap santai dan tidak canggung seperti sebelumnya. Gavin sendiri senang Gabby bersikap santai dan lebih terbuka,  dia tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Gabby.

Setelah memastikan Gavin benar-benar sudah pergi, Gabby lalu kembali masuk ke rumahnya.

Tanpa di sadari Gabby, ada seseorang yang mengintai nya dari kejauhan.

To Be Continue
Chapter 37✧

Kira kira siapa?

<22.36 — 17 juni 2023>

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang