Chapter 8

600 90 13
                                    

Junkyu menatap nanar Haruto yang berada di hadapannya.

"tidak ada solusi lain kah?"

Haruto menggeleng.

"mama itu orangnya nekat, kenapa aku susah - susah mencari pacar bohongan, karna mama begitu. Dia akan selalu mencari cara bagaimana aku bisa memiliki kekasih dan menikah" jawab Haruto.

"tapi.. Tidak adakah jalan lain, seperti kita bilang setelah kita pikir - pikir terlalu dini untuk kita memutuskan menikah, jadi pernikahannya di undur? Apa tidak bisa begitu?" tanya Junkyu.

Haruto mendengus.

"tidak bisa, kau pikir dia bodoh? Karir dan nama baikmu taruhannya" ucap Haruto.

"tapi aku sudah berhenti menjadi model" ucap Junkyu.

"kalau perjanjian kita berakhir, tidak mungkin kau tidak kembali menjadi model kan? Setidaknya mata pencaharianmu satu itu tidak di utak atik, kecuali kau memiliki pekerjaan lain" ucap Haruto.

Junkyu mengusap wajahnya kasar.

"apakah kita benar - benar harus menikah? Tapi aku tidak mencintaimu, sebaliknya kau juga begitu" ucap Junkyu frustasi.

"pernikahan kontrak, sebagaimana kita memulai hubungan kekasih kontrak ini, maka kita lanjutkan skenario kita menjadi pernikahan kontrak" ucap Haruto.

"jadi kita berakhir dalam waktu 1 tahun?" tanya Junkyu.

Haruto mengangguk.

"kita bisa mengakhirinya dengan cepat, setidaknya mama tidak akan curiga" jawab Haruto.

Junkyu hanya bisa pasrah, kebodohan terbesarnya adalah mengucapkan kalimat pernikahan di depan Nyonya Lisa.

.
.
.

Junkyu sibuk memotong brownies yang dia buat. Haruto yang melihatnya tersenyum kecil. Akhir - akhir ini dapur mereka selalu tercium wangi roti atau kue. Dan Haruto sangat menyukai wanginya itu.

"apa kau membuka bakery aja yaa?" tanya Haruto yang mengagetkan Junkyu.

"astaga kau membuatku terkejut!"

Haruto terkekeh.

"kau tidak ingin berbagi brownies itu padaku?" tanya Haruto sambil tersenyum jahil.

"buka mulutmu" ucap Junkyu.

Haruto membuka mulutnya dan Junkyu menyuapkan sepotong brownies ke dalam mulut Haruto.

Junkyu terkejut karna jarinya diisap oleh Haruto.

"ck, kau ternyata mencari kesempatan dalam kesempitan"

Haruto tersenyum simpul.

"rasanya enak, aku bertanya serius kali ini, kau tidak ingin membuka Cafe bakery? Kue dan rotimu sangat enak" tanya Haruto.

"aku ingin, tapi apakah ini saatnya? Apakah rasa kue dan roti buatanku seenak itu? Aku ragu" ucap Junkyu.

Haruto terkekeh pelan.

"aku akan membuatkan toko roti untukmu" ucap Haruto.

Junkyu menggeleng cepat.

"jangan.. Tabunganku lebih dari cukup untuk membuka toko roti sederhana, aku tidak ingin dicap memanfaatkanmu untuk bisnis yang ingin aku jalani" ucap Junkyu dengan serius.

Haruto mengusap rambut Junkyu pelan.

"baiklah, tapi biarkan aku ikut campur dalam memilih interior dan lokasi yaa" ucap Haruto.

Junkyu mengangguk.

"terimakasih sudah mendukung hobiku" ucap Junkyu.

"kau seharusnya sejak awal membuka bisnis toko roti dibanding menjadi model majalah dewasa"

Dark GamesWhere stories live. Discover now