Kata Netizen

31 11 3
                                    

Besoknya, tumpukan paket yang dipesan Dayi berdatangan. Perkataan menyakitkan yang dilontarkan oleh temannya semalam, langsung hilang dari ingatan dan berganti senyum sumringah ketika melihat paket-paket itu sudah tergeletak di atas meja ruang tamu. Dayi bergegas mengumpulkannya, lalu membawa ke ruang studio di samping kamar utama.

Seperti biasa,  apa pun bisa dijadikan konten oleh Dayi. Kali ini, konten unboxing paket beserta review-nya. Setelah menyiapkan segala keperluan untuk berkonten, perempuan itu tak lupa pula untuk mengatur pencahayaan lampu dan juga background video agar terlihat lebih menarik saat ditonton. Dia lalu menoleh ke pakaian yang tengah ia kenakan sekarang. Masih berbalut daster bermotif gambar kucing.

Dengan langkah cepat, Dayi menuju ke kamar utama untuk berganti pakaian. Dia memilih pakaian terbaik, memasang softlens, lalu berdandan tipis-tipis secepat kilat. Profesinya sebagai Ibu Rumah Tangga itu langsung otomatis beralih menjadi seorang content creator. Setelah semuanya siap, Dayi menarik napas panjang sebelum akhirnya menekan tombol untuk merekam.

Namun, sesaat ketika akan mengucap kalimat pembuka untuk kontennya, ponsel Dayi tiba-tiba saja berbunyi. Sebuah pesan dari Adiz, sahabat semasa kuliahnya dulu membuat mata perempuan itu mendadak melebar. Jantungnya berdetak dengan kencang. Suasana hatinya yang tengah diliputi rasa semangat seketika berganti gemuruh angin ribut. Rasa tak percaya di dalam hatinya membuat sekujur tubuh Dayi terasa melemah. Terutama kedua kakinya. Lemas seakan tulang-tulangnya mendadak hilang.

Pesan itu berisi sebuah gambar capture-an status milik Hening Ikari, teman sekaligus tetangga depan rumahnya. Bukan tanpa sebab. Pasalnya, status yang dibuat oleh Hening sepertinya memang ditujukan untuk Dayi. Sampai-sampai, Adiz yang notabene-nya teman yang tinggal jauh dari mereka berdua saja sadar dengan niat terselubung dari status tersebut.

Day, parah banget itu statusnya si Hening. Kayanya lagi nyindir lo, deh.  Lo lagi ada masalah apaan emang sama dia?

Setelah membaca pesan yang dikirim Adiz, Dayi langsung buru-buru mengecek status milik Hening. Memang benar rupanya. Status yang ditangkap layar oleh Adiz masih terpampang nyata di sana. Sepertinya memang sengaja tidak disembunyikan. Perempuan itu memang berniat agar Dayi membaca statusnya.

Umur segini tuh bukan masanya lagi jalan-jalan, pacaran, sibuk sama dunia sendiri. Umur segini tuh, udah waktunya bahagia bareng anak-anak dan suami. Bukan sibuk bikin konten nggak jelas. Ngehambur-hamburin duit aja. Heran sama kelakuan manusia. Padahal udah tua. Nggak pengen punya anak apa?

Status milik Hening bagaikan sambaran petir di siang bolong bagi Dayi. Berkali-kali perempuan itu menarik napas panjang. Tubuhnya terasa bergetar hingga ponsel di tangan kiri Dayi tergelincir jatuh ke atas karpet berbulu rasfur. Dia lalu terduduk lemah di dalam studio kecil miliknya, sembari mengingat kesalahan apa yang ia lakukan hingga Hening tega menuliskan status sebegitu pedas untuk dirinya.

Dayi kemudian mengambil ponsel yang kini tergeletak di atas karpet dengan perasaan campur aduk. Dibukanya sekali lagi status milik Hening, lalu dengan segera mengambil tangkapan layar status itu dan langsung ia kirimkan pada Bhumi. Setelahnya, Dayi masih mencoba mencerna status milik Hening. Dia berusaha keras untuk berpikiran positif. Hening tak mungkin begini kepadanya. Bagaimanapun, Hening sudah dianggap teman baik sekaligus keluarga bagi Dayi. Mana mungkin status itu ditujukan padanya. Iya, kan?

“Ah, statusnya paling juga buat orang lain. Bukan buat gue. Ya, kan? Nggak mungkin banget Hening begitu sama gue,” elak Dayi. Dia mencoba tersenyum, tetapi rasanya getir sekali. Faktanya, dia sendiri juga memiliki prasangka yang sama seperti Adiz. Perasaan perempuan biasanya jarang meleset, bukan?

Hingga beberapa saat setelah pikirannya kalut sendiri, ponsel Dayi kembali berdering. Kali ini Bhumi  yang menelepon.

“Udah jangan dipikirin, Sayang. Dia tuh iri sama kamu,” ucap Bhumi dari seberang telepon.

Wish ListWhere stories live. Discover now