Alina syok #17

6.3K 127 1
                                    

Halimah memegang bahu Alina dan mengatakan pada wanita itu untuk tidak mencari tahu ataupun mengintip Yasmine dan Baran. Tentu saja hal itu demi kebaikan Alina sendiri.

"Jangan dilihat terus lebih baik kamu bersih-bersih dulu" balas Halimah.

"Iya Tan" balas Alina yang masih kedalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

Halimah meninggalkan Alina dan kemudian pergi ke kamarnya juga untuk membersihkan tubuhnya karena memang saat ini sudah sore.

***

Alina melihat Baran yang tadi tengah menggoda istrinya padahal istrinya itu tengah tidur, bahkan pria tampan yang telah menjadi mantan kakak iparnya itu juga memperlakukan Yasmine dengan begitu lembut.

"Kenapa dia tidak bisa bersikap seperti itu bahkan saat aku berusaha untuk mendapatkannya dulu, kupikir dengan memberikannya waktu dia akan membuka hatinya untukku tapi ternyata dia telah bersama dengan wanita lain" ucap Alina dengan menatap dirinya sendiri di cermin.

Wanita itu kemudian mengambil obat tetes yang ada didepannya, sepertinya memang sudah waktunya untuk menggunakannya. Jika dirinya tidak bisa memiliki Baran, setidaknya wanita itu juga tidak akan bisa mendapatkannya.

"Lihat saja apa yang bisa aku lakukan padamu Yasmine, beraninya kamu merebut calon suamiku!!" Ucap Alina yang kemudian menghapus makeupnya dan memilih untuk berendam.

Alina akan tetap berjuang untuk mendapatkan cintanya, cinta duda potensial yang bernama Baran Sailendra. Meski tidak sekarang namun dia akan berjuang entah dengan cara apapun. Karena dudanya ini duda yang menjadi rebutan cewek cewek.

Kamar Baran-Yasmine.
Yasmine menggeplak bahu suaminya mereka baru saja mandi tapi suaminya itu masih ada ndusel ndusel didada Yasmine. Bahkan membuat Yasmine kesal tadi, Yasmine dan Baran tidak tahu kalau ada yang mengamati keduanya tadi.

"Mas ihhhh jangan, udahh kebas puting aku, sampai bengkak loh ini" ucap Yasmine yang kini posisinya menghadap Baran.

"Bentar aja sayang, masih pengen mainin boba kamu" balas Baran.

"Ahhhh astaga Masss pelan uhhhh sakit itu kalau dihisap kuat begitu, Mas sih kayak belum pernah aja nyusu. Puting aku shhh sakit Mas. Kayak dulu nggak pernah nyusu aja" balas Yasmine.

"Ya memang baru kali ini ngerasain susu kamu sayang, dulu nggak sempat merasakannya, terlalu sibuk, ayolah bentar aja ya" balas Baran yang kembali mngenyot puting istrinya.

Sudah lima belas menit dan Yasmine pun kini memukul bahu suaminya, Baran hanya tertawa dan semakin menggoda istrinya karena nyatanya sang istri begitu senang saat dirinya menyentuh gunung kembarnya. Sehabis maghrib kedunya baru keluar dari kamarnya untuk menikmati makan malam yang telah disediakan mbok Lastri.

***
Saat berjalan ke meja makan Alina memandang sinis pada Yasmine apalagi Alina mengingat apa yang telah dilhatnya tadi. Bahkan Alina berbisik pada Yasmine niatnya sih memang mau buat Yasmine kesal.

"Keenakan ya sampai bermesraan saja harus di umbar" ucap Alina.

"Ya jelas enak, loh situ kok tahu kalau kami sedang bermesraan ngintip ya? Atau memang pengen? Kasihan deh nggak ada partnernya" balas Yasmine dengan sinisnya.

"Wanita ini memang berengsek sekali!!!" Guman Alina.

Alina kembali mendekati Yasmine dan kemudian memakinya namun lihat saja wanita itu masih saja begitu santai.

"Datang ke dukun mana sampai Baran tergila gila sama kamu, ckkk untungnya tadi sudah aku kasih obat di minuman Yasmine. Biar tuh si Yasmine dan calon anaknya mati" lirih Alina yang kemudian tersenyum sinis.

Namun tidak berapa lama, Baran mengambil minuman Yasmine dan kemudian memberikan minumannya untuk sang istri. Yasmine tentu saja cemberut saat tahu Suaminya menukar minuman istrinya dengan minumannya.

"Mas kok ditukar sih, nggak suka jus sayur" balas Yasmine.

"Kamu harus minum sayang, biar kamu dan anak kita sehat" balas Baran yang kemudian meneguk beberapa jus jeruk.

Alina syok melihat Baran yang telah meminum jus jeruk Yasmine, tentu saja hal itu membuat Alina sangat khawatir namun dia tidak bisa apa-apa. Acara makan malam berjalan dengan cepat dan dengan cepat Alina pun mengambil gelas bekas jus Jeruk dan tentunya membuangnya.

Ruang Kerja.
Baran kini berbicara dengan Satya, Satya sendiri sepakat dengan apa yang telah diajukan Papanya, ya Satya akan menikahi Naura dan keduanya akan menikah secepatnya. Baran menginginkan putranya lulus terlebih dulu dan barulah mereka memikirkan tentang anak. Satya mengiyakannya karena dirinya memang belum siap untuk memiliki anak, namun dalam hal kebutuhan Biologis tentu saja pria muda akan tetap mendapatkannya tentunya dengan persetujuan Naura apalagi dirinya telah merasakan bagaimana kenyalnya buah dada Naura.

"Kamu yakin?" Tanya Baran.

"Iya Pa" balas Satya.

"Bagus kalau kamu setuju, adikmu juga tidak lama lagi akan lahir" balas Baran.

"Iya sih bisa nanti belajar dulu ngemong adik aku, hah udah segede ini baru punya adik ya Pa, nanti kalau jalan sama adiknya dikira lagi jalan sama anaknya. Lagian Satya juga belum siap untuk memiliki anak, bisa di tunda dulu biar Satya menyelesaikan skripsinya dan hemmm tapi kebutuhan Biologis harus Satya dapatkan" balas Satya.

"Haha, ya jelas itu" balas Baran.

"Satya kasih kabar ke Naura dulu ya Pa" balas Satya yang kemudian meninggalkan ruangan Baran.

Setelah kepergian Satya, Baran pun beranjak dari kursi kebesarannya mendadak kepalanya pusing dan Baran pun berpegangan pada pinggiran meja. Ini sangat aneh, dirinya memang baik-baik saja namun kenapa tiba-tiba mendadak dirinya merasa lemah dan sakit seperti ini.

Baran kemudian berusaha untuk kembali ke kamarnya, Yasmine yang melihat suaminya tidak baik-baik saj segera mendekatinya dan membantunya untuk berjalan ke ranjangnya. Tidak lama Yasmine pun kini mengambil handuk kecil dan menyeka keringat di wajah sang suami.

"Mas, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Yasmine.

"Hemmm" balas Baran.

Yasmine memanggilkan dokter, tidak berapa lama sang dokter memeriksa Baran dan tentunya menyarankan Baran untuk beristirahat dulu. Sang dokter juga memasangkan infus. Yasmine tetap menjaga suaminya semalaman disampingnya.

***
Pukul 6 pagi, Baran membuka matanya dan melihat istrinya tengah tidur di sofa dengan posisi duduk. Baran dengan isengnya kini mendekati istrinya dan tersenyum pada wanitanya.

"Sayang, kamu sampai tiduran begini. Maaf ya buat kamu kelelahan seperti ini" ucap Baran sambil membelai wajah istrinya.

"Demamnya udah turun Mas" balas Yasmine.

"Sudah sehat kok" balas Baran yang kini kemudian menunggalkan kamarnya untuk pergi kekamar mandi.

Yasmine sendiri kini merasakan buah dadanya kencang kembali, payudara Yasmine begitu kencang dan penuh bahkan sampai merembes. Yasmine sendiri harus segera mengeluarkannya jika tidak akan membuatnya tidak nyaman.

Yasmine duduk di sofa dengan memijitnya pelan, dia sendiri heran kenapa asinya bisa sederas ini padahal anak yang dikandungnya saja belum lahir. Baran saat ini baru melaksanakan shalat subuh karena memang dirinya kesiangan. Beberapa saat kemudian Baran mendekati istrinya dan melihat istrinya tengah menahan sakit lalu pria tampan itu mendekatinya dan tersenyum senang.

"Yasmine? Kamu baik-baik saja?" Tanya Baran.

"Nggak Mas, Susu aku sakit Mas. Asinya harus dikeluarin rasanya berat dan kenceng banget ini Mas" balas Yasmine.

"Ya sudah sini biar Mas bantuin" balas Baran yang kinu berjalan mendekati istrinya. Pria tampan itu sepertinya sudah tidak sakit lagi, apalagi disuguhi pemandangan seperti ini dari Istrinya yang begitu cantik, seksi dan montok.



Yuhuuu upppp

Sunshine,
22 September 2023
Repost

Cinta Beda Usia✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang