53. Please Go Three!

6.8K 140 4
                                    

"Yang di katakan Austin benar, kau tidak boleh pergi ke makam Nora. Sudah cukup kau menyakitinya, nak," lirih Lyora.

Aldrich tersenyum hambar, "Aku tau aku memang tidak akan bisa menebus kesalahanku mom, tapi setidaknya aku bisa meminta maaf padanya."

"Jangan beritahu dia mom. Kau tidak pantas bertemu makam adikku!" Austin berdiri, meraih tubuh Aldrich dan mendorongnya keluar dari mansion.

"Kau pergilah dari sini!" titahnya dan tanpa aba-aba langsung menutup pintu utama mansion, membiarkan Aldrich di luar.

"Austin," peringat Lyora hendak membuka pintu itu namun Austin dengan cepat menahan pergelangan tangan ibunya.

"Mom, please. Aku hanya ingin sedikit membalaskan dendam Nora padanya," pinta Austin pada Lyora yang kini tengah terdiam di tempat.

"Mom, ku mohon. Aku akan terus berada di sini sampai kau memberi tahu padaku di mana makam istriku berada," lirih Aldrich dari luas pintu.

"Dia bukan istrimu lagi?! Dia sudah menandatangani surat perceraian!" tekan Austin dari dalam mansion.

Setelah mengucapkan kalimat itu tak ada lagi balasan dari Aldrich di luar mansion.

"Sudahlah mom, ayo kita masuk."

"Tapi Austin--"

"Tak perlu memikirkannya. Apa mom tidak ingat apa yang telah dia lakukan pada Nora?" balas Austin menyadarkan. Pun pria itu merangkul pelan pundak Lyora dan menuntun wanita itu untuk kembali ke ruang keluarga.

Sorenya,

Lyora yang tengah bersantai sambil melihat-lihat majalah bersama Austin kini mengalihkan pandang ke arah pintu mansion saat mendengar suara mesin mobil yang semakin mendekat.

"Sepertinya itu dad," lontar Austin yang di angguki oleh Lyora.

"Kau benar, mom akan memeriksanya." Lyora meletakan majalah yang ada di tangannya ke atas meja, wanita itu pun segera berjalan mendekati pintu utama mansion dan membukanya.

"Aldrich?" seru Lyora terkejut ketika sadar jika sedari tadi Aldrich berdiri di sana.

"Lyora," panggil Riyonal yang baru datang dari arah mobil. Pria itu mendekati istrinya sambil menatap heran keberadaan Aldrich di kediaman keluarga nya.

"Aldrich? Apa yang kau lakukan di sini?" gumamnya dengan nada datar.

Aldrich menoleh, menatap keduanya dengan pandangan sendu. "Aku sudah bilang aku tidak akan berhenti berdiri di sini jika kalian tidak memberitahu di mana makam istriku berada. Aku hanya ingin bertemu dengan-nya, aku merindukannya," aku Aldrich lirih sembari menunduk menatap lantai ke bawah, berusaha menyembunyikan air matanya.

"Riyonal," gumam Lyora, meremas pelan tangan suaminya yang tengah menggenggam tangannya.

Riyonal menoleh, melirik sekilas sang istri sebelum pria itu akhirnya mengalihkan pandang ke arah Aldrich.

"Jangan memberitahunya," tukas Austin yang baru datang dari ruang keluarga. Menatap Aldrich dengan tatapan tak bersahabat.

"Baiklah."

"Dad--"

"Itu sudah menjadi keputusan dad dan mommy," tegas Riyonal yang memang tidak ingin di bantah.

Austin menghela napas gusar, menyorot Aldrich dengan tatapan tajam sebelum kembali masuk ke dalam mansion.

Aldrich mengangkat wajah, menatap Riyonal dengan ekspresi lega.

"Terimakasih dad," ujarnya sopan.

"Hem." Riyonal hanya bergumam, pria itu meraih ponsel dari dalam sakunya dan menghubungi seseorang.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang