e05 (tidak mau di sentuh)

137 108 16
                                    

Jawabanku membuat Zerio terkejut dan tidak percaya, Zerio baru mengenalku selama sebulan, tentu saja dia tidak tau apa yang sudah terjadi padaku.

Sorot mata Zerio berubah, begitu juga ekspresinya. Aku sangat membenci sorot mata yang seperti itu, sorot mata yang menatapku dengan rasa kasihan, itu membuatku muak.

Rambut bewarna perak, cocok dengan kepribadiannya yang penolong seperti malaikat dan pekerjaannya yang seorang dokter.

Rahangnya tegas seperti Deril, sorot mata yang hangat dan sentuhan yang lembut. Zerio tidak kalah jauh kalau soal otot, mengingat dia dokter dia juga rajin olahraga dan pola makan yang sudah pasti terjamin.

"Kau jaga saja mereka baik-baik, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku, ya?" Kataku untuk mengalihkan topik. Zerio mengangguk pelan, dia menepuk bahuku dan tersenyum.

"Ayo makan." Ajaknya, dia tersenyum simpul.

Aku lupa mengatakan ini, senyuman Zerio sangat indah, seindah senja.

Dia tau aku tidak pernah sarapan pagi dan aku sering lupa soal makan. Biasanya Deril yang mengingatkanku tentang makan setahun ini. Kami duduk di kantin rumah sakit, menikmati pemandangan indah di sekitar sini.

Bunga dan tanaman disana sangat subur, orang yang tinggal di rumah sakit sangat senang jika diminta bermain ditaman. "Kenapa kau tidak bisa memperbaiki pola makanmu? Walaupun itu bukan masalah besar, suatu saat pasti jadi penyakit juga, kan?" Tanya Zerio seraya memberikan 4 potong daging dadu ke piringku.

Duduk berhadapan membuat Zerio tak henti menatapku. Pft... Aku tersenyum kecil dan melanjutkan makanku tanpa menjawab pertanyaannya, selama Deril di rumah sakit, Zerio lah yang menghiburku.

Terkadang dia juga membuatku tertawa dengan tingkah lucunya, walaupun sebenarnya itu tidak lucu, tapi aku lumayan senang.

***

Fira yang merasa sikap Deril tidak berubah padanya, memilih untuk bertemu dengan teman baik nya yang selalu mendukung tindakannya. Namanya adalah Sora, Sora sangat munafik dan suka mengadu domba.

"Menurutku, kau harus membuat wanita itu benar-benar keluar dari pikirannya." Saran Sora memperkeruh keadaan.

"Pastikan suamimu melupakan istri pertamanya itu sepenuhnya." Lanjutnya.

Fira setuju dengan semua perkataan Sora, tapi dia tidak tau bagaimana caranya agar Deril melupakanku seutuhnya.

Fira mencintai Deril dengan tulus, tapi dia sangat egois. Dulu Fira pernah membuatku hampir masuk kedalam jurang karena kecemburuannya. Sora menyeringai dan dia berbisik ditelinga Fira, dia memberikan ide yang tidak pernah dipikirkan oleh Fira dan orang tuanya sekalipun.

"Obat tidur dan obat anti depresi bisa mengganggu daya ingat seseorang, coba saja itu. Kau bisa meminta resep dokter dengan berbohong sedikit, apalagi suamimu kan memang hilang ingatan. Kau tinggal bilang kalau dia mengalami gangguan tidur." Bisik Sora.

Terburuk! Sora yang terburuk! Dia sangat buruk!

Bukannya merasa bersalah, Fira justru senang dengan saran yang Sora berikan. Dia hanya memikirkan kalau ingatan Deril kembali, pernikahan mereka akan berakhir. Fira tidak tau kalau Deril sudah berecana untuk menceraikannya sekarang.

Sora tersenyum saat Fira senang menanggapi sarannya, Sora memang selalu ada setiap Fira mengalami kesulitan. Sora juga sering membantu Fira untuk menyingkirkan masalahnya, karena dia sudah menganggap Fira adik kecilnya.

***

Malam hari, seseorang datang kerumah Deril, dan Fira langsung meminta pembantu mereka untuk membukakan pintu. Saat itu, saluran air di kamar mandi Fira dan Deril rusak, jadi Fira meminta tukang air untuk mebenahi saluran itu.

Tukang itupun langsung masuk ke kamar mereka dan mengecek kamar mandi untuk membenahi saluran air, suara sangat bising sampai membuat Deril tidak nyaman duduk di meja kerjanya. Padahal, yang dipikirkan pria itu hanyalah aku, aku, dan aku.

Dia masih memikirkan kenapa air matanya keluar saat melihatku, padahal dia tidak apa-apa saat pertama kali melihat diriku.

Tidak, sebenarnya hati Deril sudah tersayat saat dia melakukan ijab Kabul dengan Fira dan melihatku berdiri didepan puntu itu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumam Deril.

Suara alat itu benar-benar membuat Deril tidak bisa fokus pada pikirannya, di tambah Fira yang terus menempel padanya. Fira yang berusaha menggoda Deril, menyandar di meja kerja Deril dengan tangannya yang terus mengelus rambut Deril.

Jemari lembut Fira menyentuh rambutnya, rahang dan leher Deril dengan lihai, dia bahkan berdiri dengan posisi menggoda agar Deril melirik dirinya.

Deril tidak tahan dekat dengan wanita itu sedikitpun, meskipun dia mencoba untuk menerimanya.

Tukang air pun pergi setelah membereskan pekerjaanya, sangat melegakan. Cklek! Suara pintu tertutup. Melihat tukang air sudah pergi, langkah mungil itu mengikut ke arah pintu dan tangan jahilnya mengunci pintu kamar mereka.

Deril melihat kearah pintu, betapa terkejutnya dia melihat Fira membuka piyamanya dan menyisakan hanya pakaian dalamnya.

Kakinya yang kecil melangkah cepat kearah Deril, "kenapa kau dingin dengan istrimu sendiri, sayang?" Tanya Fira dengan suara manjanya. Berbisik di telinga Deril dengan suara lembutnya.

Dia mengelus paha Deril dengan jemari nya yang indah, perlahan dia duduk di atas paha Deril dan hendak mengecup bibirnya.

Plak!

Deril langsung menangkisnya saat itu juga, pria itu marah, benar-benar marah. Dia berdiri membawa laptopnya, "kau tidur disini, aku tidur di kamar tamu!" Tegas Deril saat itu juga.

Deril beranjak dari meja kerjanya dan pergi meninggalkan Fira dikamarnya, dengan langkah tegap dia berjalan dengan sangat kencang. Menutup pintu kamar tamu dan menguncinya. Dia bersandar di pintu itu seraya memegang laptop di dadanya.

Emosi Deril benar-benar sudah sampai dipuncak hanya karena Fira menyentuh dirinya, padahal dia tidak marah saat aku mengecup bibirnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa ingat apapun." Batin Deril meringis.

Dia tidak bisa mengucap talak atau menceraikan Fira begitu saja, meskipun dia tidak menyukai Fira, Fira tetaplah seorang wanita. Fira yang ditinggal Deril dikamarnya diam dan marah, dia juga sangat marah.

Fira membanting dan menghancurkan semua perabotan yang dikamar itu seraya teriak seperti orang yang kesurupan. "Shiballllll!" Teriaknya.

***

Sedangkan aku sedang menatap fotoku bersama Deril suamiku, dia sangat tampan difoto dengan senyumnya yang hangat. Tapi itu dulu sebelum dia kecelakaan, padahal saat itu pernikahan kami masih baru.

Aku menunggu kapan dia akan mengingatku, memelukku dan tersenyum dengan hangat padaku seperti biasa.

Jujur saja, hati ini sakit saat melihatnya menikah dengan wanita lain. Hatiku sangat sakit tapi mengapa sangat sulit untukku mengekspresikannya, padahal aku juga ingin menangis.

"Apa aku harus menyerah, sekarang?" Gumamku.

Aku sangat bingung dan tidak tau langkah apa yang akan aku ambil setelah ini, apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku pikirkan. Kalau ibuku tau nasibku sama seperti dirinya, dia pasti akan sangat sedih dan menangis dipangkuanku seperti dulu.

Aku kembali menyimpan semua foto penuh kenangan itu dan menyembunyikannya dibalik tempat tidurku.

Forgotten love ( cinta yang terlupakan)Where stories live. Discover now