Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
6. Memaafkan Tak Semudah Itu
Memaafkan tak semudah membalik telapak tangan. Memaafkan itu bukan hanya tentang kata maaf saja namun ikhlas dan mampu berdamai kembali kepada mereka yang telah menyakiti.
- Laut Dan Kisahnya.
***
BUNGA-BUNGA segar nan mekar meskipun hari sudah semakin siang berjajar rapi menghiasi sebuah florist bernama Sepferen. Siapa lagi jika bukan Laut yang menatanya?
Hanya Laut seorang yang bekerja disana. Awalnya ada satu pegawai wanita namun karena sudah menikah dan hamil jadi tak kerja disana lagi.
Laut meneliti setiap tangkai bunga yang terpajang didepan. Ia tak ingin bunga yang dipajang rusak ataupun cacat. Meskipun ia tau tak semua bunga sempurna, ada kalanya bunga cacat.
Seperti halnya manusia. Tak ada yang sempurna didunia ini, karena kesempurnaan hanya milik sang pencipta semesta ini.
"Laut?" Sebuah panggilan dari gadis cantik yang tengah membawa nampan berisi makan siang untuk mereka membuat pekerjaan Laut terhenti dan menoleh ke sumber suara.
Laut mengerutkan keningnya. "Buat siapa Rin?"
"Buat kita lah. Masa buat bunga-bunga sih," kata Marina meletakkan nampan dimeja lalu ia duduk di kursi.
Laut hanya ber-oh ria tanpa ada niat untuk duduk bersama Marina melahap makan siang.
"Lo duluan aja. Gue nanti," ujar Laut lalu fokus kembali kepada pekerjaan.
"Kalau gitu gue juga nanti aja," ujar Marina.
Laut mengabaikan Marina yang tak mau makan duluan. Ia hanya fokus kepada bunga tulip putih yang sedang diperiksa.
Ih, kok gak bujuk sih?! Gue kan laper, batin Marina memandang Laut yang sangat sibuk.
"Laut?"
"Hmm?"
"Lo tau gak? Kak Delta sama Sea sekarang deket loh," tutur Marina.
"Tau."
"Tau darimana?" tanya Marina penasaran.
"Tadi aja ketemu Delta dirumah Sea," ujar Laut membuat Marina semakin penasaran.
"Kok lo bisa ke rumahnya Sea?" tanya Marina antusias.
"Anterin bunga buat dia," jawab Laut menaruh satu tangkai bunga tulip putih yang cacat dikotak khusus bunga yang rusak ataupun cacat.
