| -005- |

170 91 81
                                    

"Ternyata hal yang menyakitkan datang dari orang yang kita anggap paling berharga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata hal yang menyakitkan datang dari orang yang kita anggap paling berharga."

--Sera Meydena--

Matahari yang sudah mulai terbenam, bertanda bahwa malam akan tiba. Menampakkan sebuah remaja yang tengah memandangi suasana luar dari sudut ruangan yang terlapis kaca, namun hal itu membuatnya semakin cemas dan terburu-buru.

"Pelan-pelan saja langit."

Ucapnya berkeringat dingin sembari mengelus dadanya yang kembang-kempis akibat panik. lagi dan lagi Langit sangat kepikiran soal Bang Abimanyu, belum lagi sang Ayah. Ia takut kalau ayah akan memarahinya...

Langit yang membayangkan betapa kejam sang ayah ketika marah. hal yang tidak-tidak selalu mengganggu dipikirannya. pemuda itu langsung menggeleng kan kepalanya dengan kasar, agar tersadar dari lamunan.

Tak ingin lama melamun, cepat-cepat Langit berpamitan kepada Pak Hendru, yaitu pemilik toko.

"Pak Langit pulang ya, semua pekerjaan nya sudah selesai." Ucap Langit.

"Ya, tentu. dan ingat besok jangan telat ya! saya gak suka orang yang malas."

"Siap pak! Nanti setelah selesai pulang sekolah Langit pasti segera kesini, Langit gak bohong kok." Jawab Langit antusias.

"Hmm.."

"O-iya Langit." Panggil Pak Hendru.

Melihat Langit dengan gelagat yang sangat terburu-buru, Pak Hendru memanggil Langit.
Langit yang baru melangkahkan kakinya tepat meraih anak tangga tersebut itu terhenti, karena mendengar suara dari pria tua itu.

"Langit, dan ini gaji buat kamu karena telah bekerja hari ini. Karena saya kasihan sama kamu, saya salut dengan pengorbanan kamu, saya do'akan semoga Abang kamu cepat sembuh."

Perihatin Pak Hendru sembari menepuk pelan lengan langit. Langit yang mendengar perkataan tersebut hanya bisa tersenyum dan bersyukur atas pekerjaannya. ya walaupun baru sehari. ternyata masih ada yang peduli dengannya.

----

Langit pun langsung pergi meninggalkan pria tua itu seorang diri di toko miliknya. Langkah Langit terburu-buru karena melihat jarum jam yang berada di tangan nya itu sudah menunjukkan pukul 18.00WIB.

Plak!

Ia menjitak jidatnya, ternyata ia baru ingat ternyata sepedanya terparkir dibelakang.

"Haduh...mana udah jauh, tapi gak apa-apa Langit!! Langit harus semangat!!" Bicaranya kepada dirinya sendiri, tanpa berfikir panjang Langit pun langsung mengeluarkan lariannya seperti Naruto.

Brush!

Setelah lima menit perjalanan menuju ke belakang pasar, Langit melihat sepeda nya yang sudah berkarat itu terpakir seorang diri. Langit ingin menuju ke sepeda itu.

Anxiety Boy | ON GOING Where stories live. Discover now