| -010- |

93 9 4
                                    

"Sebab ini bukan akhir dari sebuah permasalahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebab ini bukan akhir dari sebuah permasalahan."

Pagi pun tiba, dimana sebuah cahaya yang kini telah masuk menyinari ruangan. Terdapat pemuda yang kini memicakkan indranya akibat terkena pantulan sinar yang telah masuk di sudut jendela terlapisi kaca.

Pemuda itupun terbangun, pelan-pelan ia menduduki dirinya di sebuah ranjang. Walaupun dengan kondisi surai yang kini teracak-acak tidak karuan, tetapi tidak menghilangkan kesan ketampanannya.

Cklek...

Suara pintu yang kini membuat indranya menoleh sambil mengucek-ngucek matanya.

"Baru bangun ternyata." Suara lembut yang kini tengah tersenyum di ambang pintu, yang kini ingin menghampiri putra semata wayangnya yang tengah terbangun dari tidurnya.

"Pagi, sayang." Ucap Ibunda.

"Pagi, Bunda." Jawab Jaegar dengan suara khas bangun tidurnya.

"Ayahmu menyuruh bunda untuk membangun kan mu nak, tapi setelah bunda sampai di kamar mu, ternyata anak tampan bunda sudah bangun." Ucap sang bunda dengan senyuman hangat.

"Memang ada apa dengan ayah?" Tanyanya sembari mengucek-ngucek matanya.

"Ayah ingin mengajakmu bertemu dengan klien-klien nya di acara meeting nya, maka dari itu ayah bunda membangunkan mu untuk bersiap." Jelas Ibunda.

"Kita bertiga?" Tanya Jaegar.

"Yash, boy." Jawab Ibunda.

"Baiklah Bunda, Jaegar mau siap-siap dulu."

"Ya sudah, Bunda turun dulu ya nak. Cepatlah bergegas, ayah mu sudah siap di ruang tengah, seperti biasa sibuk dengan koran hariannya." Ucap Ibunda, dan kini di jawab anggukan oleh Jaegar. Tak lama dari itu sang ibunda menutup knop pintu kamarnya.

Selang beberapa menit setelah lamanya membersihkan diri. Pemuda itu kini memakai kemeja berwarna putih, celana dasar, dan di lapisi dengan dasi hitam. Tak lupa dengan Jaz sebagai pelengkap. Tidak afdol kalau tak memakai Jam tangan. Setelah itu ia pun mengambil parfum dan menyemprotkan nya di tangannya sembari mengusap-usap pada bagian ceruk leher.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Anxiety Boy | ON GOING Where stories live. Discover now