AN~10

286 86 2
                                    

“Haerin, Hyein.. ayo makan malam!” ujar Danielle pada 2 adiknya yang sedang bermain game.

“Loh tak menunggu kakak twins?” tanya Hyein.

“Mereka masih ada urusan, katanya suruh makan duluan. Ayo cepat, nanti kak Dani yang dimarahin karna kalian belum makan!” jelasnya sambil merintah.

“Iya-iya bawel banget ishh!!” gerutu Hyein pelan. Walaupun begitu dirinya tetap menjalankan perintah Danielle.

“Kakak denger ya Hyein!”

Hyein hanya cengengesan menanggapi Danielle. Haerin? Dirinya sudah jalan terlebih dahulu ke meja makan. Dia tak mau ikut ber-drama dengan kakak beradik itu.

Btw, Haerin dan Hyein sudah baikan ya. Mereka berlima memang tak bisa marah-marah terlalu lama. Minji dan Hanni yang selalu bersama saja, juga sering bertengkar. Bukan bertengkar yang besar, melainkan bertengkar hal yang biasa.

Hanya Danielle yang terlihat adem ayem. Jarang sekali dirinya berselisih satu sama lain. Bisa di bilang Danielle adalah penghubung kehangatan untuk mereka berempat.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, tetapi Minji dan Hanni belum juga pulang. Membuat 3 bersaudara yang berada di ruang keluarga khawatir. Pasalnya mereka tak pernah pulang selarut ini. Biasanya jam 9 sudah berada di kediaman Kalingga.

“Kok mereka belum pulang?” tanya Haerin dengan nada khawatir.

“Kak Dani juga tak tahu, padahal mereka bilang tak akan pulang selarut ini.” katanya. Tadi Minji sempat mengirim pesan kepada Danielle, jika mereka akan pulang pukul 9 malam. Tetapi sampai saat ini, batang hidung mereka juga belum kelihatan.

“Biar Haerin hubungin mereka.”

Haerin menghubungi kedunya, tetapi tak di angkat sama sekali. Hanya ada suara operator yang terdengar. Haerin merasa kecewa dan khawatir, mengapa mereka tak bisa di hubungi?

Kalaupun handphone mereka lowbat, mereka bisa menggunakan telepon kantor untuk mengabari mereka. Namun, ini tidak sama sekali.

Danielle yang melihat Hyein terkantuk-kantuk di sofa, ia menyuruhnya untuk tidur di kamar. Biar dirinya saja yang menunggu mereka berdua.

Bukan Hyein jika dirinya tidak keras kepala. Hyein tetap kekeh ingin menunggu Minji dan Hanni pulang.

“Sudahlah sana pergi ke kamarmu Hyein, jangan bebal!” ucap Haerin datar. Jika sudah Haerin yang turun tangan, maka Hyein tak bisa membantahnya. Hyein pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

“Haerin sebaiknya-” sebelum Danielle menyelesaikan kalimatnya Haerin sudah memotong ucapannya.

“Jangan larang aku untuk menunggu mereka kak Dani!” ucap Haerin tegas.

“Tapi kamu juga harus istirahat, besok masih sekolah Haerin!” ucap Danielle tak kalah tegasnya.

“Tak perlu mengkhawatirkan diriku!”

“Jangan membantah perintahku Haerin!”

“Mengapa? Kau tidak bisa mengatur diriku seenakmu kak Dani!”

“Haerin-”

Ceklek

Pintu terbuka, menampakkan Minji dan Hanni dengan wajah yang lelah dan sedikit pucat. Mereka berdua langsung menghampiri kakak twinsnya itu. Mereka memeluk keduanya, setelahnya mereka duduk di sofa. Dan seolah pertikaian mereka hilang begitu saja.

“Heii kalian kok belum tidur hm?” tanya Hanni sambil mengelus pelan surai Haerin yang berada di ceruk leher Hanni.

Mereka terkejut dengan Haerin yang tiba-tiba bermanja seperti itu. Tetapi mereka teringat, biasanya Haerin seperti itu karna pms. Ya mungkin itu juga, Haerin sensitif terhadap Danielle tadi.

“Kami menunggu kalian pulang.” bukan Haerin yang menjawab melainkan Danielle.

“Sebenarnya kalian tidak perlu menunggu kami seperti itu, apalagi kamu Haerin.. besok kan sekolah. Nanti terlambat bagaimana?” bukannya Minji tak senang, tetapi dirinya khawatir dengan kesehatan mereka. Yang harus tidur terlalu larut seperti ini.

“Aku tidak akan terlambat.” jawab Haerin.

“Baiklah-baiklah aku percaya padamu. Karna kami sudah pulang, sebaiknya kalian segera istirahat.” ucap Minji.

“Kalian sudah makan malam?” tanya Danielle.

“Sudah, kalian tak perlu khawatir. Ayo lebih baik kita istirahat, ini sudah larut malam!” ujar Hanni.

“Haerin..”

“Temani Haerin tidur ya?” cicit Haerin pada Hanni.

“Kak Hanni butuh istirahat Haerin, kak Dani yang akan menemanimu tidur.”

“Tidak mau~” rengek Haerin dengan mata yang berkaca-kaca.

“Tidak apa-apa Dani, biar Haerin tidur denganku.” Hanni tau, jika dia menolaknya kemungkinan terbesarnya Haerin akan menangis sekarang juga. Dia tak mau jika Hyein terbangun karena tangisan Haerin.

“Yaudah ayo, Dani tidur sama kak Minji aja mau?”

“Mauu, tidur di kamarku saja ya!”

Minji mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Danielle. Mereka pun memutuskan untuk tidur. Sebelumnya Minji dan Hanni melakukan kontak mata dengan tatapan yang sulit di artikan.

Haerin menyadari itu semua, namun dirinya tak mampu untuk bertanya dengan kondisi yang mengantuk seperti ini. Dirinya hanya berharap bahwa mereka baik-baik saja dalam perjalanan pulang tadi.

‘Semoga perasaanku salah.’

*****
TBC

Tinggalkan jejak setelah membaca ya.. Terimakasih (≧▽≦)

ASTHA NISCALA || NewJeans (END)Where stories live. Discover now