AN~12

280 86 3
                                    

Gadis bermata kucing itu termenung setelah pulang dari pusara orangtuanya. ‘Mereka’  telah meninggalkannya dengan waktu yang tidak bisa di bilang singkat. Bagaimana bisa? Padahal tadi dirinya seperti bersenang-senang, dan bercanda tawa dengan ‘mereka’.

Mata kucing yang indah dan bersinar, rambut hitam legam yang tergerai indah, dan kejadian manis setiap langkahnya membuat seutas senyum yang sangat cantik tercetak.

Tetapi dalam sekejap senyuman itu luntur. Tiba-tiba sosok pasutri itu memburam dan hilang begitu saja. Sebelum itu, Haerin mendengar orangtuanya berkata, ‘kami selalu menunggumu di sini sayang... secepatnya ya kami tunggu.’

Marah, sedih, kecewa. Itu yang di rasakan Haerin sekarang. Tetapi, Haerin selalu merasa berada di dekat 'mereka’. Dimanapun dirinya berada.

Hufftt

“Mengapa rasanya seperti nyata? Dan bagaimana bisa itu hanya bunga tidurku?”

“Tunggu.. apa maksud perkataan mommy? Menungguku di suatu tempat.. tetapi aku tak tahu itu dimana. Arghh!!” Haerin mengerang frustasi memikirkannya.

Ia yakin, di balik mimpinya pasti ada sesuatu yang belum terkuak selama ini. Dan hanya diketahui olehnya. Haerin memang sengaja tak menceritakan sepenggal kalimat yang mengganggu pikirannya saat ini.

Tok.. tok.. tok..

Terdengar ketokan pintu dari luar. Haerin yang berada di balkon segera beranjak dan membukakan pintu kamarnya.

“Kak Dani? Ada apa?” Danielle menatap teliti wajah Haerin. Membuat empunya terheran dengan kelakuan kakak mataharinya ini.

You okay baby?” Haerin mengangguk ragu, setelahnya Danielle memeluk tubuh Haerin. Dirinya terlihat begitu khawatir dengan gadis bermata kucing yang berada di depannya ini.

“Aku percaya padamu. Jangan terus merasa sendiri Haerin, kamu punya kak Dani, kak Hanni, kak Minji, Hyein, yang siap menampung keluh kesahmu. Jangan di pendam sendiri ya sayang, nanti malah membebani dirimu, yang lain juga pasti mengkhawatirkanmu.” jelas Danielle.

“Maafkan aku kak Dani, aku tak akan mengulanginya lagi!” jawab Haerin sambil tersenyum. Danielle tak bisa menyembunyikan senyumnya jika melihat Haerin yang seperti ini.

Promise?

Yes, i am promise!”

Mereka saling menautkan kelingking satu sama lain. Setelah itu, mereka turun kebawah untuk berkumpul dengan saudarinya yang lain.

✿✿✿

22:00 PM

Minji dan Hanni sekarang berada di kamar mereka. Mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah. Karena, seharian penuh mengurus ketiga adiknya, terlebih lagi tentang Haerin.

Hufft.. hari yang melelahkan”

“Yaa kau benar Ji. Eum Ji.. kau masih ingat kejadian malam itu?”

“Yeah.. aku sangat mengingat jelas kejadian malam itu. Tapi, kau baik-baik saja kan setelah kejadian itu hm?”

Melihat Hanni yang masih belum mengeluarkan sepatah kata pun. Minji memegang bahu Hanni, terjadilah kontak mata antara keduanya.

“Jangan sembunyikan apapun dariku, apapun itu, termasuk kejadian malam itu. Kau ingat kan siapa aku?”

“A-aku mencoba untuk melupakan kejadian itu, tapi memang sangat susah Ji. Maafkan aku.” ujar Hanni menunduk. Dirinya tak berani menatap manik mata Minji yang terlihat menyeramkan saat ini.

ASTHA NISCALA || NewJeans (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя