Conspiracy

93 13 0
                                    

Penjagaan dikamar William sungguh ketat

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Penjagaan dikamar William sungguh ketat. Bahkan sang kakak, Elizabeth tidak diperbolehkan masuk sampai besok, ditakutkan sang pelaku melarikan diri, yang dibantu oleh kerabatnya. Namun para petinggi lupa bahwasanya William memiliki kerabat yang berasal dari Cora, sihir tidak akan pernah kalah dengan apapun.

Dengan kemampuan yang Emma punya, ia melumpuhkan penjagaan kamar William dengan mantra nya, ditemani Elizabeth, Julian, Marquis Jay, dan Count Benjamin

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Dengan kemampuan yang Emma punya, ia melumpuhkan penjagaan kamar William dengan mantra nya, ditemani Elizabeth, Julian, Marquis Jay, dan Count Benjamin. Mereka bersama-sama memasuki kamar William dengan mengendap-endap.

"William!!" Pekik Elizabeth nanar, ia sungguh tak menyangka hal seperti ini bisa terjadi pada keluarganya, yang notabene nya seseorang yang berpengaruh terhadap kerajaan Elderington. Mereka berani sekali menjebloskan anak dari keluarga Brixton ke penjara.

"Mengapa kalian bisa ada disini? Bukankah ada penjaga diluar sana?" Heran William menatap mereka bergantian.

"Kau lupa aku penyihir William?" Ujar Emma memeluk William.

"B-bagaimana bisa kau akan meninggalkanku William? Aku tanpamu akan jadi apa? Kau sudah berjanji pada ibu, kau akan menjagaku sampai napas terakhirmu William!" Sahut Julian sesenggukan.

"M-maaf... Mungkin aku tak bisa menepati janji itu, maaf Julian." Rasa bersalah kini mulai menghinggapi benak William, ia tak tega melihat kembarannya putus asa seperti sekarang.

"LEBIH BAIK AKU MATI DIPENJARA BERSAMAMU WILLIAM!!" Teriak Julian frustasi.

"Jangan seperti itu Julian! Kau lindungi Beth! Dia seorang wanita ingat? Dia sebentar lagi akan menikah, jika kelak suami nya berbuat jahat padanya, jangan segan untuk membunuhnya." Pinta William memeluk Julian. Air mata tak bisa William bendung, setahu dirinya ia tak pernah menangis semenjak ayah dan ibu nya meninggal, namun kali ini ia meneteskan air mata nya lagi setelah sekian lama.

Setelah Julian tenang, William melepas pelukannya, ia menatap Marquis Jay dan Count Benjamin "Aku tak heran jika Kau ada disini." Tunjuk William pada Marquis Jay. "Namun kau- mengapa ada disini?" Heran William menatap Count Benjamin. Ia tak pernah dekat dengan Count dari Windsor itu, namun apa gerangan hingga Count Windsor berada di kamarnya untuk melihat kondisi nya.

Murder On Castle | ENHYPEN Où les histoires vivent. Découvrez maintenant